Mohon tunggu...
Abdul Azis Al Maulana
Abdul Azis Al Maulana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa UIN Mataram

Jika kau bukan anak raja, bukan orang terpandang, maka menulislah.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

8 Aturan Mengirim Naskah Cerpen ke Penerbit yang Wajib Dilakukan Agar Diterbitkan Menurut Jacob Sumardjo

28 Mei 2023   19:01 Diperbarui: 28 Mei 2023   19:04 1004
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dibuat Penulis Sendiri

Oleh: Balfas                                                                Cerpen: Balfas

6. Naskah Biasanya Diketik Dua Spasi atau Satu Setengah Spasi

Menurut Jacob masalah ini nampak sepele, namun kenyataannya pemula tidak memperhatikannya sehingga memberi kesan pada redaksi yang membuatnya enggan untuk dibaca.

Jika anda adalah pengarang pemula dan karya anda tidak terbit, kemungkinan besar anda bisa jadi melupakan hal ini.

7. Lakukan Secara Bertahap

Jacob dalam hal ini mengatakan sekali lagi kepada penulis pemula untuk tidak terlalu gegabah dalam mengirimkan cerpen.

Lebih baik cerpen yang kita buat dikirim kepada penerbit yang tidak terlalu terkenal dulu. Jika terbit, cobalah kirimkan kepada penerbit yang telah bernama, dan jika diterbitkan lagi maka kemungkinan karya anda akan diterjemahkan dalam bahasa dunia.

8. Ketentuan Alami Yang Sebaiknya Anda Perhatikan

  • Pertama, karya harus merupakan bentuk seni yang utuh, artinya bahwa semua unsur cerpen yang anda buat merupakan kesatuan integral yang mempertajam hadirnya suatu maksud dalam bentuk cerita.
  • Kedua, keutuhan tadi merupakan harmoni antara bagian-bagiannya. Dengan kata lain ia mestilah seimbang antara satu dengan yang lainnya. Sebab Jacob sebagai redaktur sering melihat karya yang pendahulunya terlalu panjang, sementara inti persoalannya terlalu singkat dan hanya ditulis dalam satu atau dua kalimat.

Sebagai penulis maka menulis cerpen harus ada maksud yang jelas, dan tentunya ada tujuan yang jelas pula; mau berbicara tentang apa. Dan patokan ini harus dipegang teguh selama menulis. Sama seperti essai, hanya saja tujuan tersebut ditulis dalam bentuk cerita.

  • Ketiga, menggunakan bahasa narasi yang standar. Maksudnya adalah cerpen yang dikirim sebaiknya tidak menggunakan dialek atau bahasa sub-kultur remaja masa kini. Dalam dialog tentu boleh menggunakan bahasa daerah dan sebagainya, asal benar-benar mendukung suasana cerita.
  • Keempat, bukan pornografi atau menyinggung suatu golongan dalam masyarakat.
  • Kelima, pertimbanagn-pertimbangan lain yang menunjang lahirnya sebuah cerpen yang kuat, utuh dan berisi.

Begitulah saran Jacob Sumardjo melalui bukunya yang berjudul Catatan Kecil Tentang Menulis Cerpen, sebuah buku yang menjelaskan dengan baik apa itu cerpen dan bagaimana menulis cerpen yang baik dan benar.

Dalam menulis cerpen dan mengirimkannya kepada penerbit, tentu saja kita tidak boleh berhenti di tengah jalan, sebab terkadang apa yang kita inginkan benar-benar sudah ada didepan mata, namun kita memutuskan untuk berhenti.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun