Mohon tunggu...
Abdul Azis Al Maulana
Abdul Azis Al Maulana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa UIN Mataram

Jika kau bukan anak raja, bukan orang terpandang, maka menulislah.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Layla Majnun: Sejauh Mana Manusia Bisa Waras Dalam Cinta?

6 November 2022   15:03 Diperbarui: 6 November 2022   15:06 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Layla Majnun karya Syekh Nizami, Foto dari Penulis

Mereka yang memiliki cinta kasih didalam dirinya akan memberikan cinta dan kasih itu terhadap lingkungannya dan bahkan akan berefek pada alam. Bahwasanya mereka yang memang memliki cinta didalam dirinya dan mencintai-Nya, akan dicintai juga oleh alam dan oleh makhluk-makhluk-Nya.

Selain itu hal yang fundamental dalam mencintai-Nya adalah bahwasanya kita mesti mengharamkan apapun yang dilarang-Nya dan melakukan apapun yang Ia perintahkan bukan sebagai beban, melainkan sebagai suatu kebutuhan untuk diri kita. Sama seperti Majnun yang membutuhkan Layla, maka seperti itu juga kita membutuhkan Tuhan kita. Yang dalam hal ini merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan.

Kekecewaan Saya Terhadap Buku Layla Majnun

Lalu apakah saya memiliki kekecewaan terhadap kisah Layla Majnun? Ada, kekecewaan saya berdasarkan bahwasanya kisah Layla Majnun ini belum sempurna dan berbeda dengan yang dikaji oleh dokter Fahrudin Faiz. Ada beberapa kisah yang tidak termuat seperti kisah Majnun yang mengantri untuk bertemu Layla, kisah Majnun yang mengejar anjing yang membawa sendal Layla saat orang lagi sholat, kisah itu tidak ada.

Maka tentu dalam hal ini ada dua kemungkinan, bahwasanya novel terjemahan yang saya baca memang tidak memasukkan cerita-cerita lainnya mengenai kisah Layla Majnun sebab akan menjadi tebal dan biaya produksi meningkat. Atau mungkin cerita itu merupakan cerita tambahan yang sebenarnya tidak pernah ada dalam novel ini.

Saya tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah, akan tetapi tiadanya cerita-cerita itu membuat harapan saya amblas juga, karena bagaimanapun sedikitnya cerita dari Syekh Nizami masih bisa dikaji maknanya. Jadi tidak adanya part itu sungguh membuat saya kesal.

Membaca Layla Majnun membangkitkan kenangan saya yang lama, membuat saya tersadar bahwasanya dalam kecintaan seorang hamba akan Tuhan-nya mesti nampak melalui tindakan dan bukan hanya omongan. Dan mengetahui bagaimana Majnun mencintai Layla membuat saya merinding, karena bagaimanapun Layla merupakan perwujudan dari Tuhan itu sendiri.

Terakhir---karena tulisan ini begitu panjang---masih banyak hal yang bisa kita kaji dari Layla Majnun dan banyak kisah yang tidak saya spill. Alangkah lebih baiknya jika anda membaca bukunya sendiri dan menafsirkan maksudnya apa, sebab bagaimanapun didalam cinta, definisi tidak pernah ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun