Puisi: Ingatkah Engkau Saat Aku Menjelma Dingin Siang Itu
Barangkali hanya suara azan yang bisa melepasmu
Namun kali ini tidak
Sebab mungkin Ia sedang tertidur
Dan sayup-sayup indah yang mestinya kudengar
Tak lagi indah nan mempesona
Sebab namamu tercerabut dalam doa
Panggil aku jahat atau penipu
Tak akan lagi kupedulikan
Sebab malam-malam yang panjang kulalui
Sendiri, diam memeluk angin, membeku dalam dingin
Dan kau tidak ada disana
Ada kalanya aku meniup lilin sendiri
Menantinya padam sendiri
Menyanyikannya sendiri
Mengucapkan selamat pada diriku sendiri
Tanpa kehadiranmu
Dan tentu saja aku harus terima
Bukankah selama ini aku selalu sendiri?
Jadi untuk apa menyalahkanmu?
Sebab pada akhirnya aku akan bangun di pagi hari
Menginjak ranting-ranting di taman
Sendirian
Akan kembali kudengarkan album-album lama
Dari Iwan Fals sampai Avicii
Atau Mozart dan Snoop Dog
Kan kubiarkan namamu pergi bersama angin perubahan
Kemudian doa-doa yang kulantukan di penghujung malam
Semoga bisa membangunkanmu esok pagi
Jangan tanya aku sendiri atau tidak
Disini aku berteman angin dan dingin
Dan disana, bukankah hangat?
Ditempat yang tepat, dalam dekapan laki-laki yang tepat
Bukankah rasanya hangat?
Maaf aku terlalu banyak tanya, sebab aku lupa rasa hangat itu
Baca Juga : Ingatkah Engkau Saat Menjadi Bunga Sore Itu?
Baca Juga : Ingatkah Engkau Saat Menjadi Guru Dikelas Waktu Itu?
Baca Juga :Â Ingatkah Engkau Saat Aku Menjadi Nyamuk Malam Itu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H