Memandang NFT tentu tidak jauh berbeda dengan memandang turun naiknya saham, ada kalanya kepercayaan kita terhadapnya tidak seperti yang dahulu lagi sehingga kita semakin mawas diri. Dalam hal ini, bahkan sekelas Tesla-X yang dipegang oleh Elon Musk pun harus menerima kenyataan bagaimana perusahannya tersebut menyebabkan saham Tesla berkurang hingga 12% akibat dirinya membeli Twitter.
Yang artinya adalah prima causa akan tetap terjadi, hukum sebab akibat tidak akan pernah bisa dihindarkan selama ada faktor internal dan eksternal yang membersamai.
Jadi menurut saya, lebih baik tidak benar-benar menyingkir dari NFT, melainkan mengambil pelajaran apakah akan tetap tinggal di platformnya, atau pergi meninggalkan.
Selama saya mempelajari NFT, hal yang membuat saya paham adalah NFT dan saham tidak jauh berbeda. supply dan demand, naik dan turunnya harga, serta segala penipuan yang ada didalamnya juga tidak jauh berbeda.
Hanya saja di sini saya akan sangat menyangkan bila kita vakum dari NFT selamanya, sebab bagaimanapun NFT masih digadang-gadang akan menjadi salah satu komponen Metaverse, dunia impian yang diimpikan banyak orang. Dan tidak menutup kemungkinan, polemik hari ini akan membuat kita belajar di masa yang akan mendatang, entah dari segi kreator, Open Sea, maupun trader itu sendiri.
Masalah-masalah seperti ini tentu akan seperti sejarah yang bercabang, akan ada banyak probabilitas dan kemungkinan-kemungkinan besar maupun kecil yang terjadi.
Hari ini semua itu tidak tampak, namun di esok hari, siapa tahu bahwa pilihan bijak hari ini akan menyelamatkan anda, atau mungkin menyelamatkan anda dari segala marabahaya.
Seperti Ghozaly, siapa yang akan mengira bahwa fotonya yang datar dan dilakukannya selama lima tahun akan berbuah manis? Tentu tidak akan pernah ada yang mengira.
Dan maka dari itu, di sini saya hanya akan mengingatkan bahwasanya masa depan NFT masih teramat panjang. Dunia cryptocurrency dan metaverse tentu masih teramat jauh sebagai titik akhir.
Kita hanya dengan pelan melangkah pada tujuan tersebut, walau tentu saja jalan yang akan kita lalui akan penuh duri dan kerikil-kerikil tajam, dan dalam hal ini, hal yang kita sebut sebagai 'iman' akan tetap dipertaruhkan.