Mohon tunggu...
Abdul Azis Al Maulana
Abdul Azis Al Maulana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa UIN Mataram

Jika kau bukan anak raja, bukan orang terpandang, maka menulislah.

Selanjutnya

Tutup

NFT Artikel Utama

NFT: Permasalahan Diam, Pergi dan Tinggalkan yang Hanya Sekedar Pilihan

26 Mei 2022   15:55 Diperbarui: 27 Mei 2022   21:30 1054
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi NFT (pixabay)

NFT merupakan Non Fungible Token (nilai yang tidak dapat dipertukarkan) atau secara sederhana bisa dikatakan sebagai aset digital yang hanya dimiliki oleh anda. Diibaratkan anda adalah seorang seniman yang melukis pemandangan yang indah tiada dua, gambar itu hanyalah satu walau mungkin banyak yang mencoba untuk menirunya.

Hal inilah yang menjadikan dunia Cryptocurrency menjanjikan sebab apapun yang ada didalamnya bisa diperjualbelikan. Yang terpenting tentu saja sistem blockchain yang digunakan membuat kepemilikan barang tersebut hanya bisa dimiliki oleh satu orang dan tidak mungkin tertukar.

Namun belakangan ini kita kerap mendengar kabar bahwa dunia cryptocurrency mengalami banyak masalah, terutama pada bagian NFT. Jika kita melihat sejenak maka hal tersebut ditandai dengan ketidakpercayaan para pemain terhadap NFT lagi sehingga menyebabkan harga NFT turun.

Kita tentu kerap mendengar kasus bagaimana NFT raksasa tiba-tiba collaps dan hilang entah kemana. Membawa kabur uang milyaran rupiah dan sulit dicari keberadaannya. Sebut saja Frosties yang membawa kabur uang sejumlah kurang lebih 15 milyar rupiah.

Tidak hanya itu, kepercayaan para kreator maupun trader terhadap host NFT seperti Open Sea juga berkurang. Hal itu dikarenakan Open Sea sempat terkena serangan phising sehingga ratusan NFT hilang. Dilansir dari beberapa media, kerugian yang dialami mencapai 1,7 juta dollar atau setara 24,3 milliar.  

Hilangnya 254 token tersebut tentu merupakan suatu masalah besar yang membuat para konten kreator maupun trader NFT merasa kehilangan kepercayaan terhadap Open Sea, yang bisa jadi hal ini akan menyebabkan konten kreator akan berpindah tempat atau vakum untuk sementara waktu.

Bagaimana dengan para trader? Well, menurut saya para trader akan memantau dalam diam, melihat bagaimana perkembangan NFT dengan bijak sehingga memutuskan untuk terjun kembali. Lagipula CEO NFT telah buka suara mengenai hal ini, sehingga kita hanya bisa menerka-nerka hal apa yang akan terjadi nanti.

Lalu Sebaiknya Bertahan atau Menyingkir?

Ini tentu menjadi inti pembahasan kita dan sebagai ajang diskusi para kompasioner, terlebih memutuskan hal ini seperti melihat dua sisi koin yang bertentangan; keduanya akan memberikan dampak besar ke depannya.

Memang permasalahan-permasalahan diatas merupakan hal yang urgen, dan banyak pihak terpukul atas hal tersebut entah dari kalangan Open Sea, kreator, maupun trader.

Tapi bagaimanapun hal tersebut telah terjadi, dan seperti sejarah, kita hanya bisa mengambil ibrah (pelajaran) dari hal yang telah terjadi.

Gambar oleh Chetraruc dari Pixabay
Gambar oleh Chetraruc dari Pixabay

Memandang NFT tentu tidak jauh berbeda dengan memandang turun naiknya saham, ada kalanya kepercayaan kita terhadapnya tidak seperti yang dahulu lagi sehingga kita semakin mawas diri. Dalam hal ini, bahkan sekelas Tesla-X yang dipegang oleh Elon Musk pun harus menerima kenyataan bagaimana perusahannya tersebut menyebabkan saham Tesla berkurang hingga 12% akibat dirinya membeli Twitter.

Yang artinya adalah prima causa akan tetap terjadi, hukum sebab akibat tidak akan pernah bisa dihindarkan selama ada faktor internal dan eksternal yang membersamai.

Jadi menurut saya, lebih baik tidak benar-benar menyingkir dari NFT, melainkan mengambil pelajaran apakah akan tetap tinggal di platformnya, atau pergi meninggalkan.

Selama saya mempelajari NFT, hal yang membuat saya paham adalah NFT dan saham tidak jauh berbeda. supply dan demand, naik dan turunnya harga, serta segala penipuan yang ada didalamnya juga tidak jauh berbeda.

Hanya saja di sini saya akan sangat menyangkan bila kita vakum dari NFT selamanya, sebab bagaimanapun NFT masih digadang-gadang akan menjadi salah satu komponen Metaverse, dunia impian yang diimpikan banyak orang. Dan tidak menutup kemungkinan, polemik hari ini akan membuat kita belajar di masa yang akan mendatang, entah dari segi kreator, Open Sea, maupun trader itu sendiri.

Masalah-masalah seperti ini tentu akan seperti sejarah yang bercabang, akan ada banyak probabilitas dan kemungkinan-kemungkinan besar maupun kecil yang terjadi.

Hari ini semua itu tidak tampak, namun di esok hari, siapa tahu bahwa pilihan bijak hari ini akan menyelamatkan anda, atau mungkin menyelamatkan anda dari segala marabahaya.

Seperti Ghozaly, siapa yang akan mengira bahwa fotonya yang datar dan dilakukannya selama lima tahun akan berbuah manis? Tentu tidak akan pernah ada yang mengira.

Dan maka dari itu, di sini saya hanya akan mengingatkan bahwasanya masa depan NFT masih teramat panjang. Dunia cryptocurrency dan metaverse tentu masih teramat jauh sebagai titik akhir.

Kita hanya dengan pelan melangkah pada tujuan tersebut, walau tentu saja jalan yang akan kita lalui akan penuh duri dan kerikil-kerikil tajam, dan dalam hal ini, hal yang kita sebut sebagai 'iman' akan tetap dipertaruhkan.

Jadi masalah, diam, pergi dan tinggalkan hanya sekedar pilihan yang akan menentukan keberhasilan dan kekecewaan kita di masa depan. Lalu anda memilih yang mana?

***

Baca Juga : Makna Hampers Yang Sesungguhnya
Baca Juga : Polemik Baju Lebaran dan Runtuhnya Makna Ramadhan
Baca Juga :Keturunan PKI Boleh Menjadi TNI dan Masa Depan Indonesia Menjadi Ambigu

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten NFT Selengkapnya
Lihat NFT Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun