Bahkan bantal-bantalnya akan membuatmu sulit terjaga
Pun kumainkan desing-desing sebagai nyamuk, melantunkan tarian bila menjadi hujan, atau kubuatkan puisi bila aku adalah api
Kemudian kan kutemani kau sampai fajar, sampai sang mentari bebas berkibar
Namun untuk saat ini diamlah, biarkan diriku menghisap darahmu
Memintalnya perlahan, menelannya dengan cara yang paling pelan
Maka tidurlah sejenak, lepas kacamatamu
Rapikan bantal, matikan lampu
Laksana nyamuk, akan kusentuh kulitmu yang langsat
Menari diatas pori-pori, seperti orang gila yang tidak tahu adat
Atau mungkin dapatkah aku mendarat pada bibirmu?
Meletakkan moncongku pada gincu yang tidak sempat engkau bersihkan?