Mohon tunggu...
Abdul Azis Al Maulana
Abdul Azis Al Maulana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa UIN Mataram

Jika kau bukan anak raja, bukan orang terpandang, maka menulislah.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Buku Itu Berjudul "Rich Dad Poor Dad", dan Buku Ini Mengenai Anda dan Saya

7 Mei 2022   06:59 Diperbarui: 7 Mei 2022   07:04 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal itu ditandai dengan bagaimana judul dari buku ini dan penjelasan mengenai perbandingan bagaimana ayah si kaya bekerja dan bagaimana ayah si miskin bekerja. Dan berkali kali si Robert mencoba membangunkan kita dengan penjelasan bahwasanya doktrin yang dibawa oleh mereka yang biasanya memiliki pendidikan tinggi adalah salah. Kenapa? Karena doktrin maupun stigma yang dibawa oleh mereka cenderung berasal dari pendidikan sekolah yang menakdirkan kita menjadi pekerja, dan bukan pengusaha.

Sekolah mungkin mengajarkan kita bagaimana menghitung fisika maupun kimia, namun sekolah tidak mengajarkan kita tentang kehidupan dan bagaimana kita hidup. Didalam sekolah kita diajarkan mengingat rumus dan materi, namun kita tidak diajarkan mengenai perpajakan yang mana dalam kehidupan nanti akan sangat berguna untuk kita, yang mana dalah kehidupan nanti, itu adalah hal yang penting.

Dan yang terpenting mengenai Rich Dad Poor Dad adalah bagaimana perbedaan mencolok antara bagaimana ayah si kaya bekerja dan bagaimana ayah si miskin bekerja. Yaitu adalah ayah si miskin bekerja untuk uang, dan ayah si kaya membuat uang bekerja untuk mereka.

Ingatan-Ingatan Kecil Mengenai Buku Rich Dad Poor Dad

Dalam buku ini ada beberapa ingatan-ingatan kecil yang mungkin bisa menjadi pengingat kembali jika anda pernah membaca bukunya, atau mungkin sekedar tertarik dengan buku ini dan ingin membelinya. Well, inilah ingatan saya tersebut;

1.         Aset dan Liabilitas itu Berbeda, dan Persepsi Kita Mengenai Hal Tersebut Adalah Kesalahan

Sebagai masyarakat mungkin kita masih sulit dalam membedakan mana yang aset dan mana yang liabilitas, atau mungkin kita memang sebenarnya tidak tahu mengenai kedua hal tersebut.

Seingat saya, aset memiliki makna bahwa kita memiliki barang berharga tersebut dan tidak perlu lagi membayar uang untuknya, sementara liabilitas adalah kita memiliki barang yang berharga dan masih membayarkannya untuk waktu yang lama kedepannya. (Anda bisa mencari tahu lebih di Google mengenai penjelasannya)

Dalam hal ini kita tentu kerapkali berkata bahwasanya rumah adalah aset, mobil, motor dan bahkan sofa juga adalah aset. Namun apakah anda yakin dengan pernyataan tersebut? Apakah benar bahwa rumah anda adalah aset? Atau hanya liabilitas belaka?

2.         Zig Ziglar dan Kita Mungkin Sama, Sama-Sama Memiliki Gengsi

Dalam hampir penghujung buku, salah satu cerita yang membuat saya berani terjun ke dalam dunia bisnis adalah cerita pertemuan Robert Kiyosaki dengan Zig Ziglar, salah satu penulis tersohor di Amerika.

Dalam cerita tersebut Zig Ziglar mengeluh kepada Robert mengenai masalah keuangan dan Robert menyarankan Zig untuk belajar mengenai bisnis, entah itu masuk kedalam bisnis MLM atau lainnya.

Hal itu membuat Zig Ziglar tersinggung dan meninggalkan Robert, dan bagi saya yang membuat Zig marah adalah karena rasa gengsinya tersentuh.

Hal ini kemudian menjadikan saya mengambilkan kesimpulan bahwasanya Zig Ziglar dan masyarakat Indonesia, juga sebagian masyarakat Indonesia sebenarnya sama. Sama-sama memiliki gengsi yang tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun