Mohon tunggu...
Abdul Azis Al Maulana
Abdul Azis Al Maulana Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa UIN Mataram

Jika kau bukan anak raja, bukan orang terpandang, maka menulislah.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Buku Itu Berjudul "Rich Dad Poor Dad", dan Buku Ini Mengenai Anda dan Saya

7 Mei 2022   06:59 Diperbarui: 7 Mei 2022   07:04 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rich Dad Poor Dad, Gambar Diambil oleh penulis

Buku Itu Berjudul Rich Dad Poor Dad, Dan Buku Ini Mengenai 'Kita'

Sebenarnya saya lupa sudah berapa kali saya menamatkan buku ini dan pernah me-reviewnya pada blog saya. Namun kali ini saya sedikit percaya diri untuk membahas buku ini tanpa harus kembali membuka buku tersebut dan membuka catatan lama.

Jadi untuk tulisan ini, saya berharap anda membaca buku tersebut dan menlainya dengan opini anda pribadi, sementara tulisan di artikel ini hanya akan berisi ocehan dan ghibahan saya yang bisa jadi sebenarnya melenceng dari poin-poin di buku tersebut. Jadi mari kita mulai....

Berbicara mengenai buku Rich Dad Poor Dad maka tentunya berbicara mengenai bapak kekayaan dunia dengan segelintir prestasi dan kontroversi yang dimilikinya. Robert Kiyosaki selaku author buku tersebut adalah seorang pebisnis yang memiliki masa kecil yang unik, hal yang ia ceritakan di buku tersebut.

Jika anda membacanya, maka story telling yang digunakan Robert menggunakan cerita yang berbasis pengalaman dirinya dengan temannya, Mike. Yang sedang berencana membuat bisnis dan menghasilkan uang pada usia yang sedini mungkin.

Kemudian melalui kedua bocah itu maka pembahasan menjelma kepada perbandingan antara bagaimana ayah kaya bekerja dan bagaimana ayah si miskin bekerja, kemudian mengenai masalah aset dan liabilitas, sehingga pada akhirnya pembahasannya jatuh pada sikap Zig-Ziglar yang agak gengsian dan bagaimana sekolah kita hanya mampu melahirkan para pekerja yang hanya bisa disuruh.

Buku ini sendiri merupakan buku ringan dan bisa dibaca tanpa memerlukan tafsiran yang banyak, hal itu karena Robert memang sejatinya memaparkan penjelasannya tanpa kata maupun arti yang berbelit-belit. Jadi jika anda membelinya dan membacanya, mungkin tidak membutuhkan waktu lama untuk membuat anda paham.

Dalam story telling Robert tersebut, saya cukup tertarik bagaimana dia dan Mike pernah melakukan tindakan ilegal seperti mencetak uang sendiri dengan logam dan sedikit pasta gigi.

Namun untungnya tindakan mereka tersebut lebih dahulu ditahu oleh orangtuanya dan segera memperingatkannya, dan kemudian dari sinilah ayah Robert kemudian menyuruhnya dan Mike untuk belajar pada ayah Mike, dan perjalanan mereka untuk menjadi seorang pebisnis sukses menuju titik cerah.

Menurut saya, kendati banyak inti yang akan saya jelaskan nanti, namun inti paling utama dari buku ini adalah bagaimana sebenarnya Robert Kiyosaki ingin membuat kita keluar dari lingkaran pola pikir dan kehidupan yang sama. yaitu keluar dari stigma kelas miskin dan menengah yang kerap didoktrin oleh orangtua kita

Hal itu ditandai dengan bagaimana judul dari buku ini dan penjelasan mengenai perbandingan bagaimana ayah si kaya bekerja dan bagaimana ayah si miskin bekerja. Dan berkali kali si Robert mencoba membangunkan kita dengan penjelasan bahwasanya doktrin yang dibawa oleh mereka yang biasanya memiliki pendidikan tinggi adalah salah. Kenapa? Karena doktrin maupun stigma yang dibawa oleh mereka cenderung berasal dari pendidikan sekolah yang menakdirkan kita menjadi pekerja, dan bukan pengusaha.

Sekolah mungkin mengajarkan kita bagaimana menghitung fisika maupun kimia, namun sekolah tidak mengajarkan kita tentang kehidupan dan bagaimana kita hidup. Didalam sekolah kita diajarkan mengingat rumus dan materi, namun kita tidak diajarkan mengenai perpajakan yang mana dalam kehidupan nanti akan sangat berguna untuk kita, yang mana dalah kehidupan nanti, itu adalah hal yang penting.

Dan yang terpenting mengenai Rich Dad Poor Dad adalah bagaimana perbedaan mencolok antara bagaimana ayah si kaya bekerja dan bagaimana ayah si miskin bekerja. Yaitu adalah ayah si miskin bekerja untuk uang, dan ayah si kaya membuat uang bekerja untuk mereka.

Ingatan-Ingatan Kecil Mengenai Buku Rich Dad Poor Dad

Dalam buku ini ada beberapa ingatan-ingatan kecil yang mungkin bisa menjadi pengingat kembali jika anda pernah membaca bukunya, atau mungkin sekedar tertarik dengan buku ini dan ingin membelinya. Well, inilah ingatan saya tersebut;

1.         Aset dan Liabilitas itu Berbeda, dan Persepsi Kita Mengenai Hal Tersebut Adalah Kesalahan

Sebagai masyarakat mungkin kita masih sulit dalam membedakan mana yang aset dan mana yang liabilitas, atau mungkin kita memang sebenarnya tidak tahu mengenai kedua hal tersebut.

Seingat saya, aset memiliki makna bahwa kita memiliki barang berharga tersebut dan tidak perlu lagi membayar uang untuknya, sementara liabilitas adalah kita memiliki barang yang berharga dan masih membayarkannya untuk waktu yang lama kedepannya. (Anda bisa mencari tahu lebih di Google mengenai penjelasannya)

Dalam hal ini kita tentu kerapkali berkata bahwasanya rumah adalah aset, mobil, motor dan bahkan sofa juga adalah aset. Namun apakah anda yakin dengan pernyataan tersebut? Apakah benar bahwa rumah anda adalah aset? Atau hanya liabilitas belaka?

2.         Zig Ziglar dan Kita Mungkin Sama, Sama-Sama Memiliki Gengsi

Dalam hampir penghujung buku, salah satu cerita yang membuat saya berani terjun ke dalam dunia bisnis adalah cerita pertemuan Robert Kiyosaki dengan Zig Ziglar, salah satu penulis tersohor di Amerika.

Dalam cerita tersebut Zig Ziglar mengeluh kepada Robert mengenai masalah keuangan dan Robert menyarankan Zig untuk belajar mengenai bisnis, entah itu masuk kedalam bisnis MLM atau lainnya.

Hal itu membuat Zig Ziglar tersinggung dan meninggalkan Robert, dan bagi saya yang membuat Zig marah adalah karena rasa gengsinya tersentuh.

Hal ini kemudian menjadikan saya mengambilkan kesimpulan bahwasanya Zig Ziglar dan masyarakat Indonesia, juga sebagian masyarakat Indonesia sebenarnya sama. Sama-sama memiliki gengsi yang tinggi.

Namun bedanya, Zig Ziglar kaya dan adalah seorang penulis cendekiawan, sementara kita nggak.

3.         Judul Buku Merubah Segalanya

Yang menarik lainnya adalah dalam penciptaan buku ini si Robert disarankan untuk merubah judul bukunya sebagai buku panduan kesuksesan. Namun Robert bersikeras untuk tetap menamainya dengan Rich Dad Poor Dad, sebab karena judulnya adalah panduan kesuksesan maka yang membelinya hanya dua orang.

Dan pilihannya tentu benar, karena Rich Dad Poor Dad menjadi salah satu buku best seller yang pernah ada di Amerika, bahkan dunia. 

4.         Babi Tidak Bisa Bernyanyi

Ketika anda sulit menyadarkan seseorang pentingnya bisnis maupun apapun, ketahuilah bahwasanya adalah hal yang sia-sia mengajarkan babi untuk bernyanyi. Jadi pada suatu waktu, ada saatnya untuk mengurus diri anda sendiri daripada mengurus orang lain.

Dan saya hampir lupa, saya belum mengkritisi mengenai buku ini. Kritikan saya adalah bahwasanya kendati buku ini bagus, namun ide yang disampaikan Robert Kiyosaki tidak bisa diterapkan oleh semua orang. Terlebih dalam beberapa literature yang saya baca, Robert Kiyosaki kerapkali gagal dalam berbisnis kendati dia adalah bapak kekayaan dunia.

Mungkin sekian dulu pembahasan mengenai buku ini, dan tentunya pasti saya melewatkan banyak hal dalam penyampaiannya. Namun begitulah tulisan ini tercipta, dan jika anda ingin berdiskusi mengenai buku ini, silahkan menuliskannya dalam kolom komentar. Saya senantiasa akan berbagi pengalaman dengan anda.

Artikel Sebelumnya : Suicide Squad 2 : Gore, Komedi, dan Cahaya DC

Artikel Sebelumnya : Aice dan Kenangan Yang Kuharap Terulang Kembali

Artikel Sebelumnya : Keturunan PKI Boleh Menjadi TNI, Dan Masa Depan Indonesia Menjadi Ambigu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun