Mohon tunggu...
Didi Widyo
Didi Widyo Mohon Tunggu... Administrasi - ASN Pendidik

Pendidik, Trader

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Mahasiswa Hebat

7 Juli 2016   05:47 Diperbarui: 7 Juli 2016   12:57 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramdani di Podium diapit Juara II dan III. www.bbc.com/indonesia

Sekali lagi pada tahun 2016 ini mahasiswa Indonesia menorehkan prestasi luar biasa di tingkat dunia. Setelah mahasiswa Universitas Sultang Agung Semarang, La ode Muh Idris, Faizal Aminudin Aziz dan Ahmad Zuhri, berhasil menjadi Juara Umum di Trinity College International Robot Contest 2016 bulan April lalu, kini kembali mahasiswa Indonesia mengukir sejarah dengan menjadi juara pertama Drivers' World Championship for UrbanConcept Cars di London awal 3 Juni ini.

Memang tidak seheboh Rio Haryanto yang kebetulan di waktu yang hampir bersamaan juga mulai membaik prestasinya di sirkuit F1 Red Bull Ring Austria, yang star di posisi 19 tetapi berhasil finish di urutan ke 16. Bravo untuk Rio.

Tim Mahasiswa Indonesia dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung berhasil meraih juara dalam ajang balap mobil hemat energi, Shell Eco Marathon Drivers World Championship di London. Mereka adalah Ramdani dan 7 mahasiswa lainnya, serta 2 pembimbing yang tergabung dalam Tim Bumi Siliwangi. Ramdani sang Juara start dari posisi kedua di belakang tim Prancis dari delapan tim yang turun dalam final lomba balap mobil Urban Concept di Olympic Park, London.

Sebagai bentuk hadiah lomba mereka akan diundang untuk menghabiskan waktu sepekan bersama Scuderia Ferrari di Maranello, Italia. Mereka akan bertemu dengan tim Ferrari dan menerima pelatihan pribadi serta nasihat dari para teknisi mengenai cara untuk meningkatkan performa kendaraan mereka pada Shell Eco-marathon 2017.

Kemenangan ini mengobati kekecewaan dan duka yang dalam Tim mahasiswa Indonesia yang lain, Tim Sapuangin ITS,  yang gagal mengikuti kategori lainnya karena musibah kebakaran mobilnya dalam pengangkutan dan Tim Sadewa Universitas Indonesia yang gagal menjadi juara.

Pada waktu yang sama sebenarnya mahasiswa Indonesia yang lain, juga sedang bertanding dalam Robocup Contest di Leipzig Jerman. Sayangnya Tim yang diwakili oleh Polteknik Elektronika Negeri Surabaya mengikuti kategori RoboSoccer harus berhenti di babak perempat final.

Melihat prestasi mahasiswa Indonesia yang membanggakan di berbagai jenis kompetisi tingkat dunia sudah dapat dipastikan bahwa Indonesia memiliki SDM/mahasiswa dan inovasi unggul. Prestasi yang ditoreh adik-adik mahasiswa ini ada di semua bidang dan kompetisi. Selain di saintek, dI bidang matematik , mahasiswa Indonesia tingkat dunia (International Mathematic Competition) telah beberapa kali menyabet Gold dan Silver. Di bidang Sosial Humaniora, mahasiswa Indonesia pernah menjadi Champion dalam World University Debating Championship (WUDC), World Court Forum. Di bidang seni,  mahasiswa Indonesia hampir setiap tahun berhasil meraih Gold atau Silver di berbagai paduan suara mahasiswa.

Begitu pula di bidang olahraga. Pada ajang Asean University Games yang diselenggarakan di Palembang, mahasiswa Indonesia menjadi Juara Umum. Hanya memang belum banyak berperan di tingkat dunia (Universiade). 

Bagaimana selanjutnya? Banyak hal yang harus dibenahi.

Manajemen dan Pendanaan

Mahasiswa dan dosen sebenarnya merupakan "pemilik" utama perguruan tinggi. Mereka disebut civitas akademika. Namun pada praktek penyelenggaraannya para pemimpin, pejabat struktural atau birokrasi yang lebih dominan sebagai pemilik dan penguasa universitas. Pembinaan mahasiswa di bidang ko dan atau ekstra kurikuler belum mendapat perhatian yang memadai dari pengelola atau penyelenggara, khususnya di PTS.

Di bidang olahraga misalnya, tidak atau belum ada unit atau lembaga yang fokus bertugas untuk itu. Pembinaan dilakukan hanya sebagai tugas tambahan. Pendanaan untuk membina prestasi mahasiswa bahkan kalah jauh dengan jumlah dana yang disediakan untuk pelajar/jenjang menengah. Begitu pula lembaga pengelolaannya. DI Malaysia olahraga mahasiswa dikelola dan mendapat perhatian khusus. Ada pejabat struktural di kementerian yang menangani olahraga dan council dengan staf dengan dedikasi khusus di olahraga. 

Apresiasi untuk mahasiswa berprestasi

Saat ini masih banyak mahasiswa berprestasi yang semestinya masih dapat terus meningkatkan prestasinya tetapi tidak memungkinkan karena harus berpikir masalah pembiayaan kuliahnya. Begitu pula apresiasi di bidang akademik, belum diatur secara jelas. Mereka yang memiliki prestasi di tingkat dunia sudah selayaknya mendapatkan afirmasi di bidang akademik, misalnya dibebaskan dari tugas akhir atau jumlah SKS yang setara dengan bobot prestasinya. Mereka yang berprestasi di bidang olahraga juga kesulitan untuk mengatur jadwal kuliahnya. Prestasi tersendiri bagi altet mahasiswa yang dapat menyelesaikan studinya dalam waktu yang tidak molor beberapa tahun.

Memang masih banyak yang harus dibenahi. Tugas kita bersama.

Hidup dan Jayalah mahasiswa Indonesia ...

sumber: www.bbc.com/indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun