Mohon tunggu...
Mazaya Conita
Mazaya Conita Mohon Tunggu... -

Psychologist wanna be

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hakikat Intelegensi dalam Islam

25 Maret 2018   22:00 Diperbarui: 25 Maret 2018   22:40 1833
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

EQ dapat pula disebut dengan "attitude"atau dalam konsep islam disebut dengan adab. Dalam kalangan cendikiawan muslim, tata cara beretika sangat diutamakan, apalagi dalam perkara menghormati guru. Walaupun murid lebih banyak mengetahui dari guru, murid tetap menunjukkan rasa hormatnya karena ilmunya menuntun untuk berakhlak mulia.

Konsep kecerdasan berikutnya adalah kecerdasan spiritual/ Spiritual Quotient(SQ). Kecerdasan spiritual erat hubungannya dengan kondisi jiwa, batin, dan rohani seseorang. 

Ada yang beranggapan bahwa SQ adalah kecerdasan tertinggi dari bentuk kecerdasan yang lain. Hal ini dikarenakan, ketika seseorang mempunyai kecerdasan spiritual yang bagus, maka ia dapat memaknai kehidupannya hingga hidup dalam kebijaksanaan. 

Contoh porsi kecerdasan spiritual dalam keseharian adalah, disaat seseorang tertimpa musibah, ia tidak serta-merta menyalahkan keadaan, namun ia mempercayai bahwa dibalik itu pasti ada hikmah yang dapat dipetik. Ia pun percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupannya sudah diatur sedemikian rupa. Kemudian apabila mendapatkan suatu masalah, ia mampu memecahkannya dengan kemampuan intelektualnya (IQ) dan mengontrol emosinya (EQ).

Berbicara tentang kecerdasan, erat kaitannya dengan otak manusia. Otak dianggap sebagai pusat yang mengatur segala perilaku manusia karena otak secara biologis merupakan sistem syaraf pusat. 

Salah seorang tokoh dalam psikologi kepribadian pun berpendapat bahwa otak merupakan pusat dari kepribadian manusia. Ia adalah Henry Murray, yang berkata, "No brain no personality", yang dijabarkan sebagai berikut: a). otak mempengaruhi persepsi, b). fisiologis mempengaruhi psikologis, dan c). individu mengerti akan tingkah lakunya.

Teori kepribadian yang diusung Murray menyatakan bahwa otak adalah segalanya dalam mengendalikan perilaku manusia. Selain itu otak juga sebagai pusat intelegensi menurut banyak ahli. 

Berbeda dengan konsep tersebut, dalam Islam bukan hanya otak yang berperan sebagai pengendali perilaku manusia. Rasulullah Saw pernah bersabda tentang suatu organ tubuh yang jika organ itu baik, maka baik pulalah seluruh organ tubuh. Namun jika organ itu rusak, maka rusak pulalah seluruh organ tubuh. Organ tubuh yang dimaksud disini adalah hati.

Hadist yang diriwayatakan oleh Bukhori dan Muslim ini merupakan dalil bahwa akal dan kemampuan memahami pusatnya adalah di hati dan bukan di otak, demikian yang disimpulkan oleh Imam Nawawi dan Ibnu Batthol. Para ulama pun mengatakan bahwa hati merupakan rajanya anggota tubuh, sedangkan anggota tubuh yang lain ibarat para prajuritnya. (Jami'ul Ulum, 1: 210)

Menurut Imam Ghazali, hati dibedakan menjadi dua, yakni hati yang kasar (fisik) berupa liver/heart,dan hati yang halus (non-fisik) yang dimaksud dengan akal. Dengan demikian, yang dimaksudkan dengan membangun kecerdasan (akal) adalah membangun kecerdasan hati yang halus. Orang yang berakal adalah orang yang berdzikir, berfikir, dan merasa. 

Sehingga pada akal terdapat tiga bagian penting, yaitu iman berupa menifestasi dari kecerdasan spiritual (SQ), rasio berupa menifestasi dari kecerdasan intelektual (IQ), dan rasa berupa menifestasi dari kecerdasan emosional (EQ).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun