"Apakah perempuan itu, Lyna?"
Ghali mengangguk. "Iya."
Viona mencoba mencari ponsel di dalam tasnya, mencari sebuah kontak. Mulai mengetikkan pesan, dan menekan tombol kirim setelahnya.
Ian.
Sepertinya, aku sudah tahu penyebab perubahan sikapmu belakangan ini.
Kamu dekat dengan perempuan lain, dan menjadikannya sebagai tempatmu menjatuhkan hati.
Aku tidak marah, dan tidak akan memintamu untuk berpisah dengannya.
Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih.
Terima kasih sudah bertahan selama 2 tahun.
Ah, mungkin hanya aku yang berusaha mempertahankan hubungan kita.
Pesan ini tidak perlu dibalas. Bahagia selalu dengan pilihamu, ya!
Ya, pesan itu dikirimkan untuk Ian. Viona memilih untuk menyerah, dan tidak melanjutkan hubungannya. Lebih tepatnya, mengalah. Karena, mencoba bertahan sekuat apapun, jika bukan ia yang diinginkan Ian, Viona bisa apa?
Dari jarak yang hanya berjarak beberapa meter, Viona dapat melihat raut perubahan wajah Ian. Dia terlihat sedikit terkejut setelah membaca pesan tersebut. Viona tidak menyesal, yang dirasakannya hanya sebuah kelegaan. Setidaknya, ia tidak berada lagi di dalam hubungan yang penuh dengan kebohongan. Viona tersenyum, dan sangat berterima kasih kepada Ghali. Sedikit kelegaan juga terasa bagi Ghali, setidaknya Viona telah menyadari bahwa ia telah menjatuhkan hati kepada orang yang salah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H