Mohon tunggu...
May Winarsih
May Winarsih Mohon Tunggu... -

INYONG CAH bANYUMAS

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perkembangan dan Pertumbuhan

18 Oktober 2010   05:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:20 1665
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Disisi lain pengalaman (experience) merupakan peristiwa-peristiwa yang dialami oleh individu dalam berinteraksi dengan lingkungan. Disini pengalaman dipandang sebagai unsure lingkungan (nature) yakni seabgai pengalama-pengalaman environmental yang diperoleh individu dalam kehidupannya.

Para ahli psikologi perkembangan menekankan unsure kematangan atau pembawaan (maturationists) mengklaim warisan biologis sebagai unsur yang paling mempengaruhi perkembangan anak. Sebaliknya para ahli yang mengutamakan unsurpengalama atau lingkungan (nurture) menganggap pengalaman-pengalama environmental sebagai factor yang paling penting dalam perkembangan anak.

Menurut pandangan naturasional, pada dasarnya individu berkembang dalam cara yang terpola secara genetik, kecuali kalau terganggu atau terhambat oleh faktor lingkungan yang sifatnya merusak. Rancangan atau struktur genetic akan mengh hasilkan komunalitas- komunalitas dalam pertumbuhan dan perkembangan individu.

Kaum matura rasionalistists mengakui bahwa kondisi lingkungan yang ekstrim dapat menyebabkan gangguan terhadap proses perkembangan anak, tetapi mereka meyakini bahwa kecenderungan-kecenderungan dasar pertumbuhan dan perkembangan individu telah terpola secara genetic. Sebaliknya kaum environmentalists menekankan pentingnya pengalaman dalam perkembangan anak. Unsur genetic individu sekedar mewariskan potensi dasar yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan.

Para ahli perkembangan (interationests) yang mempercayai bahwa hampir semua kualitas fisik dan psikis individu merupakan hasil dari pengaruh pembawaan dan lingkungan.

Kontinuitas dan Dskontinuitas

Pikirkan sejenak mengenai perkembangan anda sendiri. Bagaimanakah perkembangan yang berlangsung dalam diri anda? Apakah berlangsung secar bertahap, seperti bibit pohon yang tumbuh secara perlahan dan kumulatif menjadi pohon besar? Atau pernahkah anda mengalami perubahan yang mendadak, yang nyata berbeda dlam perkembangan anda, seperti seekor ulat bulu yang berubah menjadi seekor kupu-kupu?

Sejauh mana perkembangan terjadi secara bertahap dan melibatkan perubahan yang bersifat kumulatif (kontinu) atau tahap-tahap yang berbeda (diskontinu). Dalam banyak hal, para ahli perkembangan yang menekankan factor pengalama biasanya mendiskripsikan perkembangan sebagai suatu proses yang berlangsung secara bertahap atua kontinu. Mereka yang menekankan peranan factor bawaan sering kali mendiskripsikan perkembangan sebagai sebuah rangkaian dari tahap-tahap yang berbeda.

Dalam pengertian kontinuitas, peristiwa itu tampaknya berlangsung secara tiba-tiba, diskontinu pada kenyataannya peristiwa itu merupakan hasil dari proses pertumbuhan dan praktik yang berlangsung selama berminggu-minggu dan berbulan-bulan. Demikian juga gejala pubertas mungkin tampaknya juga terjadi secara tiba-tiba,namun pada kenyataannya perubahan itu melibatkan suatu proses yang terjadi secara bertahap selama beberapa tahun.

Dalam pengertian diskontinuitas, setiap orang melalui suatu rangkaian/tahapan dimana perubahan yang terjadi lebih bersifat kualitatif dibandingkan kuantitatif. Seperti halnya bibit pohon yang tumbuh menjadi pohon yang sangat besar perkembangannya berlangsung secara kontinu. Saat seekor ulat bulu berubah menjadi seekor kupu-kupu, perubahan itu tidak membuat si ulat menjadi semakin menyerupai ulat bulu, namun menjadi sejenis organisme yang berbeda-beda, perkembangan itu bersifat diskontinu. Demikian pula, pada suatu saat seorang anak berubah dari tidak mampu berpikir abstrak mengenai dunianya menjadi mampu. Perubahan dalam perkembangan ini bersifat kualitatif atau diskontinu, bukan perubahan yang bersifat kuantitatif atau kontinu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun