Mohon tunggu...
May Wagiman
May Wagiman Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Raise your words, not voice. It is rain that grows flowers, not thunder. --RUMI--

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Suka Duka Ibadah Natal di Luar Negeri (2024)

25 Desember 2024   14:23 Diperbarui: 26 Desember 2024   06:55 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Ibadah Natal di gereja International Bible Fellowship, Chiba. Desember 2024. Sumber: Ayu Sitompul.

Hari Natal adalah hari istimewa yang ditunggu-tunggu para penganut agama Kristen. Menikmati suasana serta mengikuti ibadah Natal di negeri matahari terbit menawarkan atmosfer yang berbeda.

Karena di Jepang pemeluk agama Kristen sangat sedikit, perayaan Natal di negara ini bukan merupakan perayaan keagamaan. Tidaklah mengherankan apabila tanggal 25 Desember bukan merupakan hari libur. 

"Betul sekali, karena tanggal 25 Desember bukan hari libur nasional di Jepang, biasanya gereja akan mengadakan ibadah Natal di hari Minggu sebelum tanggal 25. Biasanya gereja juga mengadakan ibadah malam Natal di tanggal 24 Desember sore/malam," kata Ayu Sitompul yang sekarang ini menetap di Jepang.

Meskipun bukan negara yang mayoritasnya memeluk agama Kristen, namun Jepang memiliki nuansa Natal tersendiri. Tradisi perayaan Natal dapat dilihat sebagai gabungan tradisi Natal dari dunia Barat berpadu dengan budaya lokal. Perpaduan itu akhirnya menghadirkan tradisi perayaan Natal yang unik, dilansir Luxury Japan Travel dalam artikelnya, Christmas in Japan: Top 10 Things To Do (24 December, 2023).

Suka duka merayakan hari Natal di luar negeri jauh dari sanak saudara.

Ayu dan keluarganya saat ini berdomisili di kota Kashiwa, prefektur Chiba. Sembilan tahun  sebelumnya mereka selalu merayakan Natal di Tokyo Baptist Church (TBC) di area Shibuya, Tokyo. 

Tahun 2024 ini Ayu sekeluarga mengikuti ibadah Natal di gereja International Bible Fellowship (IBF), Chiba. Gereja ini mengadakan ibadah Natal pada hari Minggu tanggal 22 Desember, pukul 11.00 ~ 12.00 siang dan ibadah malam Natal (Candle light service) pada tanggal 24 Desember, pukul 19.00 ~ 20.00.

Foto: Ibadah Natal di gereja International Bible Fellowship, Chiba. Desember 2024. Sumber: Ayu Sitompul.
Foto: Ibadah Natal di gereja International Bible Fellowship, Chiba. Desember 2024. Sumber: Ayu Sitompul.

"Kami mengikuti ibadah Natal tahun ini pada hari Minggu tanggal 22 Desember. Pastor saat itu memakai bahasa Jepang, tapi ada translator yang menerjemahkan ke bahasa Inggris. Ibadah dimulai dengan pujian lagu (menyanyi bersama), dilanjutkan dengan mendengarkan firman, berdoa, lalu persembahan (opsional). Setelah itu ramah tamah (makan bersama dengan sistem potluck)," tutur Ayu membeberkan jalannya acara. 

"Kalau ibadah malam Natal. Dulu waktu kami ikut di Tokyo Baptist Church, sebelum mendengarkan firman, biasanya ada acara menyalakan lilin dan menyanyikan lagu Malam Kudus bersama. Oh, ya, lagu pujian dan firman dilakukan dalam dua bahasa. Bahasa Inggris dan Jepang."

Informasi untuk mencari tahu gereja terdekat sekarang ini tidaklah sulit menurut ibu dua anak ini. Google dapat menjadi teman kita. Setelah menemukan gereja terdekat, berbagai informasi bisa didapatkan di gereja yang bersangkutan. 

"Dulu kami searched pakai Google dengan mengetik: nearby international church. Setelah keluar informasinya, kami searched lagi dari websites gereja-gereja tersebut. Dan karena kami rutin datang ibadah setiap hari minggu, jadi otomatis dapat infonya dari pengumuman setiap minggunya di gereja," paparnya. 

Namun, saat mencari gereja terdekat, Ayu mewanti-wanti, "Paling penting cari tahu dulu keyakinannya [keyakinan gereja itu] bagaimana, jangan sampai datang ke cult/sekte. Karena ada juga beberapa yang seperti itu di Jepang." 

"Lalu cari tahu tentang jam ibadahnya. Apakah ada ibadah untuk anak-anak atau tidak, dan lain-lain. Ini websites dua gereja yang kami datangi. Gereja International Bible Fellowship: https://ibf147.site/en/ dan Tokyo Baptist Church:  https://sites.google.com/tokyobaptist.org/tbc?usp=sharing," katanya menambahkan.

Merayakan Natal di luar negeri pastinya memberi kesan tersendiri, meskipun jauh dari keluarga besar, sanak saudara, serta teman-teman. Ayu menuturkan, "Awal-awal tinggal di Jepang, kami selalu merasa kesepian. Apalagi di hari raya seperti Natal ini tanpa adanya keluarga lain yang dekat. Tetapi seiring berjalannya waktu, teman-teman gereja sudah seperti keluarga sendiri yang membuat suasana Natal juga semakin hangat."

"Selain itu, pengalaman Natalan kali ini cukup berkesan karena ini pertama kalinya kami ikut ibadah Natal di gereja International Bible Fellowship yang cenderung jauh lebih kecil dibandingkan dengan Tokyo Baptist Church. Suasana sederhana lebih terasa di gereja yang lebih kecil dan jauh dari pusat kota. Walaupun sederhana, tetapi makna dan pesan Natal yang didapat tetap sama dan selalu menyentuh setiap tahunnya," tutur Ayu.

Selain orang Jepang dan penduduk lokal lainnya, terdapat juga beberapa wisatawan yang mengikuti ibadah Natal. Menurut Ayu, di gereja International Bible Fellowship tahun 2024 ini terlihat beberapa orang asing yang hadir. 

"Di gereja tahun ini banyak hadir orang Jepang dan juga beberapa orang asing. Ada dari Malaysia, Ghana, China, Taiwan, Amerika, dan lain-lain. Sejauh ini hanya kami yang dari Indonesia."

Bagi yang ingin beribadah di gereja yang memakai bahasa Indonesia, Ayu memberikan informasi, "Kalau ingin datang ke gereja yang khusus orang Indonesia dengan bahasa Indonesia, ada Gereja Interdenominasi Injili Indonesia (GIII) di Tokyo atau gereja International Reformed Evangelical Church (IREC) di Tokyo. Websites-nya: https://tokyo.giii-japan.org/ dan https://irec.tokyo/en/. Kami tidak pergi ke dua gereja ini hanya karena pertimbangan jarak saja yang cukup jauh dari rumah."

Selain merayakan Natal di gereja, Ayu juga merayakan Natal sendiri bersama suami dan dua orang anaknya di rumah. Juga terkadang bersama teman-teman dekat di Jepang. Perayaan mereka dimeriahkan dengan acara makan bersama dan bertukar kado Natal.

"Biasanya kami sempatkan untuk ibadah keluarga bersama di rumah di tanggal 25 atau di hari lain yang luang. Kadang-kadang merayakan Natal bersama dengan teman-teman dekat. Di rumah kami siapkan pohon Natal dan dekorasi Natal lain seadanya. Saya dan suami juga selalu menyiapkan kado Natal untuk anak-anak setiap tahunnya yang kami berikan di pagi hari tanggal 25 Desember."

Natal keluarga 2018 dengan merangkai brokoli, tomat, keju sebagai pohon Natal karena keterbatasan tempat di rumah di Jepang. Sumber: Ayu Sitompul.
Natal keluarga 2018 dengan merangkai brokoli, tomat, keju sebagai pohon Natal karena keterbatasan tempat di rumah di Jepang. Sumber: Ayu Sitompul.

"Dengan teman-teman dekat, biasanya acara makan bersama, lalu tukar kado juga. Tahun ini (2024) juga kami merayakan dengan teman-teman dekat pada tanggal 15 Desember di rumah kami," kata Ayu.

Menurut Ayu, perbedaan yang mencolok dari perayaan Natal di Jepang dan di Indonesia adalah jauhnya dari sanak saudara. 

"Menurut saya bedanya perayaan Natal di Jepang dan Indonesia itu, ketika di Indonesia biasanya akan ada kumpul-kumpul dengan keluarga besar. Bahkan yang jauh dari luar kota juga datang. Tetapi ketika di Jepang (perantauan) hanya bisa merayakan dengan keluarga kecil di rumah dan saudara-saudara seiman di gereja setempat saja."

Foto: Salah satu flyers acara Natal yang memakai The Singing Christmas Tree di Tokyo Baptist Church, 2016. Sumber: Ayu Sitompul.
Foto: Salah satu flyers acara Natal yang memakai The Singing Christmas Tree di Tokyo Baptist Church, 2016. Sumber: Ayu Sitompul.

Tradisi Natal khas Jepang.

Merayakan Natal di Jepang belum lengkap jika tidak menikmati ayam goreng dari Kentucky Fried Chicken (KFC). Dilansir byFood.com dan Bokksu.com, kebiasaan khas ini bermula dari marketing campaign KFC pada tahun 1970-an dalam merespons keluhan orang asing yang merasa kesulitan mencari daging kalkun untuk dinikmati saat Natal. Kesigapan mengambil kesempatan bisnis emas dengan menawarkan makanan alternatif itulah yang melahirkan tradisi Natal unik ini.

Menanggapi tradisi menikmati ayam goreng KFC, Ayu menuturkan, "Ini salah satu tradisi yang cukup populer di Jepang, karena mungkin mengikuti tradisi di Amerika yang makan ayam turkey. Kadang-kadang kami juga ikut membeli ayam KFC (juga cake) ketika Natal karena melihat iklannya yang ada di mana-mana, haha."

Sebagai penutup Ayu mengatakan, "Apabila ada kesempatan mengikuti ibadah Natal di Jepang--dengan suasana dan pemakaian bahasa yang beda--pastinya akan jadi pengalaman yang baru dan unik."

"Selamat Natal bagi semua yang merayakannya. Semoga damai dan kasih Natal selalu beserta dengan kita dan keluarga," tutup Ayu.

Terima kasih banyak kepada Ayu Sitompul yang sudah berbagi pengalaman.

***

Referensi:

Luxury Japan Travel
Bokksu
by Food

Foto-foto: Ayu Sitompul, Dairini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun