Mohon tunggu...
May Wagiman
May Wagiman Mohon Tunggu... Penulis - Freelancer

Raise your words, not voice. It is rain that grows flowers, not thunder. --RUMI--

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Faktor Psikologis Akibat Perundungan di Tempat Kerja, Apa yang Dapat Dilakukan

1 November 2024   13:29 Diperbarui: 1 November 2024   13:35 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang wanita di tempat kerja. Unsplash.com by icons8 Team.

“Kita harus ada motivasi dan kepercayaan diri bahwa kita pantas mendapat yang lebih baik dan pantang mundur. Hati-hati dengan yang kita anggap teman di kantor. Ada yang kelihatannya baik, malah musuh dalam selimut. Hati-hati saat curhat dengan mereka. Keluhan kita dapat menjadi bahan fitnahan. Intinya, pandai memilih kawan dan sarana pengaduan/keluhan yang tepat,” imbau Marina sebagai penutup.

Akhir kata

Kasus perundungan di tempat kerja, sayangnya adalah sesuatu yang dapat terjadi pada siapa pun tanpa memandang jenis pekerjaannya. 

Seperti yang disampaikan Marina di atas, akan membantu jika kita tetap bersikap profesional dan bertanggung jawab. Jika ada sarana/wadah keluhan di kantor, gunakan sarana itu. 

Serta tetap berpandangan positif, karena pada akhirnya kita bisa memutuskan untuk resign dari tempat kerja. Dan, untuk mendapatkan pekerjaan baru, penting bagi kita untuk berada dalam kondisi pikiran yang tidak negatif (positive state of mind). 

Kondisi pikiran yang positif membawa andil besar bagi kesehatan mental/psikologis kita, yang akhirnya berpengaruh pada kesehatan fisik. Menjaga keseimbangan mental menjadi sangat berharga. Memang bukan hal yang mudah, terutama jika kita sedang berada di tengah situasi tekanan emosional. 

Namun, bukan juga sesuatu yang mustahil untuk dicapai. Kalau sepahit-pahitnya tujuan kita tidak tercapai, dalam proses berusaha itu, mana yang kita pilih, berada dalam ruang pikiran positif atau negatif? 

Juga, apabila berhasil mendapatkan pekerjaan baru, pastikan kita mengerti tentang proses pengaduan/keluhan, terutama yang terkait dengan masalah perundungan. Pastikan kita tahu sarana/wadah keluhan yang mereka punyai. Juga pastikan kita paham akibat apa yang mungkin terjadi dari keluhan yang kita sampaikan.

Cari tahu tenaga profesional di sekitar kita, misalnya puskesmas yang memiliki layanan poliklinik jiwa, call center Halo Kemenkes, layanan kesehatan mental: Sejiwa (disediakan pemerintah sejak April 2020), Yayasan Pulih, rumah sakit yang memiliki layanan poliklinik jiwa, atau pusat pelayanan kesehatan jiwa lainnya. Selain itu, sekarang ini layanan kesehatan jiwa dapat juga dilakukan secara online

Jika dirasa memerlukan bantuan, segera cari pertolongan. Jangan abaikan tanda-tanda awal depresi, stres, atau gejala kejiwaan lainnya. Kita tidak sendiri.

Terima kasih banyak kepada Marina yang telah berbagi pengalaman, semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun