“Rukun haji setelah wukuf adalah bermalam di Muzdalifah. Di sana kita akan melewatkan malam dengan beratap langit, dengan peralatan istirahat apa adanya. Saran dari saya, kita niatkan menyelesaikan rukun haji sambil terus jaga stamina.”
“Berdoa sambil jaga stamina,” tambahnya.
Saat ditanya apa tipsnya untuk menjaga stamina; pertama-tama ia menuturkan, “Alhamdulillah selama di Arafah dan Muzdalifah saya tidak terserang penyakit berat yang menghambat pelaksanaan haji. Meskipun sempat sakit tenggorokan sehingga menyebabkan demam karena saya rentan terhadap debu.”
“Tips dari saya, minum yang banyak. Saya selalu usahakan minum minimal 2 liter dalam 1 hari. Juga minum suplemen untuk membantu tetap fit. Selain itu siapkan tabir surya, terutama untuk yang punya kondisi kulit seperti saya.”
“Kulit saya sensitif jadi tidak kuat dengan sengatan matahari di Arab Saudi. Untuk saya tabir surya dengan SPF 50 tidak cukup. Jadi terpaksa beli yang SPF-nya 100. Dijual, kok di drugstores di sana. Harganya cukup mahal menurut saya, tapi saya pikir asal itu bisa membantu menyelesaikan rukun haji, saya pastinya rela saja.”
Melanjutkan tentang tabir surya, ia berkata, “Terus terang saya belum pernah melihat tabir surya dengan SPF 100 dijual di Tokyo. Jadi mungkin lotion itu cuma dijual di negara yang beriklim seperti Arab Saudi. Jadi kalau ketemu silakan disiapkan sebelum berangkat, tapi kalau tidak ada bisa dibeli di sana.”
Aleesya juga mengingatkan untuk tidak lupa mengecek kondisi cuaca saat akan berangkat. “Saya menjalankan ibadah haji pada bulan Agustus di saat suhu udara sedang tinggi. Bagi yang akan berangkat di bulan-bulan lain, pastikan untuk cek informasi cuaca.”
“Karena bagi yang berangkat pada bulan, misalnya Januari atau Februari–yang suhu udaranya cenderung lebih rendah, keperluannya akan berbeda. Misalnya tidak perlu tabir surya yang SPF-nya sangat tinggi.”
Selain membagi tips sebelum dan saat akan melaksanakan wukuf, wanita ini juga menuturkan bahwa jemaah tidak perlu terlalu cemas memikirkan keperluan sehari-hari selama menjalankan ibadah haji nanti.
“Untuk keperluan sehari-hari, semua lengkap bisa dibeli di Mekkah atau Madinah. Kebanyakan orang Arab di toko bisa berkomunikasi dalam bahasa Indonesia karena memang jemaah dari Indonesia sangat banyak. Kita tidak perlu khawatir,” tuturnya sebelum mengakhiri percakapan.
Bagi yang akan menjalankan ibadah haji pada tahun-tahun berikutnya, semoga tips di atas dapat menjadi bahan pertimbangan tanpa juga mengabaikan kebutuhan individu masing-masing, seperti misalnya obat-obatan dari dokter, suplemen khusus, atau keperluan pribadi lainnya yang dirasa lebih baik disiapkan sebelum berangkat. Silakan disesuaikan.