Kami dapat jadwal untuk jam 7.00 pagi. Karena itu gelombang pertama, ada sambutan dari Bapak Duta Besar sebelum khotbah dan salat. Juga ada laporan total zakat, infak, dan sedekah.Â
Suasana waktu salat seperti di Balikpapan! Imam juga ceramah pakai bahasa Indonesia, jadi khas Indonesia sekali! Dan karena ada empat gelombang, sepertinya ceramah dibuat singkat dan semuanya bisa lekas selesai. Total waktu dari sambutan dubes, khotbah, dan salat, makan waktu sekitar 45 menit. Cuma kami tidak bisa berlama-lama setelah salat selesai karena harus segera keluar area SRIT supaya peserta gelombang berikutnya bisa masuk dengan lancar.
Apa ada acara open house/silaturahmi setelah salat?Â
Ada acara silaturahmi di Wisma Duta Besar (Catatan: itu kediaman resmi duta besar RI di Tokyo. Lokasinya terpisah). Tapi berhubung ada acara lain, kami tidak pergi ke sana kali ini. Dengar-dengar banyak WNI yang pergi ke sana karena di masa pandemi KBRI tidak bisa mengadakan acara open house.
Apa ada aturan dari panitia bagi yang mau salat di SRIT ?
Ada aturannya. Salah satunya kami diminta untuk datang pakai transportasi umum dan berwudu di rumah. Di SRIT ada tempat wudu dan tempat parkir, cuma mungkin panitia menyarankan ini untuk menghindari antrian panjang dan juga supaya proses pelaksanaan salat lancar.Â
Apa ada warga Jepang atau warga asing lain yang datang?
Ya, ada beberapa orang Jepang. Juga orang Jepang yang menikah dengan orang Indonesia. Dan ada beberapa orang asing lain.
Suasana hari Idulfitri di Tokyo bagaimana?