Pendahuluan
Di era globalisasi ini, dunia pendidikan tinggi memegang peranan penting dalam mencetak sarjana yang tidak hanya berkompeten secara intelektual, tetapi juga berintegritas.Â
Integritas sarjana adalah komponen moral utama yang melibatkan konsistensi antara nilai, prinsip, dan tindakan dalam kehidupan akademik dan profesional. Salah satu teori yang relevan untuk menjelaskan perkembangan moral ini adalah teori Lawrence Kohlberg tentang perkembangan moral.
 Artikel ini akan menjawab tiga aspek kunci terkait topik tersebut, yakni apa itu integritas sarjana dan perkembangan moral? mengapa integritas sarjana dan teori Kohlberg penting? dan bagaimana optimalisasi perkembangan moral dapat diterapkan di pendidikan tinggi?
I. Apa itu Integritas Sarjana dan Perkembangan Moral Kohlberg?
1.1. Pengertian Integritas Sarjana
Integritas sarjana merujuk pada kualitas moral dan etika yang dimiliki oleh seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan tinggi. Seorang sarjana yang berintegritas akan selalu bertindak dengan kejujuran, bertanggung jawab, dan memiliki komitmen untuk menghormati norma dan etika dalam segala aktivitas akademik dan profesional. Integritas ini tidak hanya diwujudkan dalam hasil akademik, tetapi juga dalam cara berperilaku sehari-hari.
Beberapa contoh tindakan integritas sarjana antara lain:
- Tidak melakukan plagiarisme dalam tugas dan penelitian.
- Bertanggung jawab dalam melaksanakan penelitian dengan metode yang benar.
- Menerapkan prinsip etika saat berinteraksi dengan masyarakat dan rekan kerja di dunia profesional.
1.2. Tahapan Perkembangan Moral Menurut Kohlberg
Lawrence Kohlberg mengembangkan teori perkembangan moral yang dibagi dalam tiga tingkat utama:
- Tingkat Prakonvensional: Moralitas ditentukan berdasarkan konsekuensi eksternal, seperti hukuman dan hadiah.
- Tingkat Konvensional: Individu mulai mematuhi norma sosial dan hukum demi memenuhi harapan masyarakat.
- Tingkat Pascakonvensional: Moralitas didasarkan pada prinsip etis universal dan otonomi pribadi dalam membuat keputusan.