Mohon tunggu...
MAY RAHMAWATI
MAY RAHMAWATI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Teknologi Pangan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pentingnya Serat dalam Melancarkan Sistem Pencernaan Manusia

16 September 2024   21:50 Diperbarui: 16 September 2024   21:58 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PENTINGNYA SERAT MAKANAN DALAM MELANCARKAN PENCERNAAN MANUSIA

            Pencernaan yang tidak lancar tentu kita akan terasa terganggu dengan hal tersebut. Makanan berserat diketahui memiliki manfaat untuk melancarkan proses pencernaan. Lalu, apa itu serat dan bagaimana serat tersebut berperan dalam melancrakan proses pencernaan?

1.         Pengertian Serat 

            Serat (fiber) adalah gabungan dari polisakarida pada pangan yang tidak dapat dicerna tubuh. Kelompok serat atau polisalarida yang tidak dapat dicerna tersebut yaitu selulosa, hemiselulosa, lignin, pektin, dan gum. Serat terbagi menjadi dua berdasarkan kelarutannya dalam air. Serat yang dapat larut dalam air adalah pektin dan gum. Sedangkan serat yang tidak larut dalam air yaitu selulosa, lignin, dan hemiselulosa. Kemudian serat terbagi menjadi dua dalam kimia pangan yaitu serat kasar dan serat makanan. Serat kasar adalah serat yang berasal dari hasil residu  bahan pangan dengan asam dan alkali mendidih. Sedangkan serat makanan adalah bahan pangan nabati yang oleh pencernaan manusia tidak dapat dicerna (Kusnandar, 2019).

2.         Peran Serat dalam Sistem Pencernaan

            Serat makanan tidak bisa dicerna oleh tubuh karena dalam tubuh manusia tidak ada enzim yang dapat mencerna serat. Namun serat makanan dapat diuraikan menjadi komponen serat di dalam usus besar yang terdapat bakteri kolon. Serat bersifat menyerap air di dalam usus besar yang menyebabkan volume feses menjadi lebih besar dan pada syaraf rektum terangsang rasa ingin defekasi (buang air besar). Oleh karena hal tersebut, dengan mengonsumsi serat makanan dapat membantu dalam melancarkan pencernaan (Claudina et al., 2018).

Sumber: Maryato, 2008
Sumber: Maryato, 2008

3.         Kerugian Akibat Kelebihan dan Kekurangan dalam Mengonsumsi Serat

            Menurut Sardi et al. (2021), dalam penelitiannya menyebutkan bahwa terdapat kerugian yang terjadi jika konsumsi serat makanan berlebih dan kurang. Berikut adalah penjelasan mengenai hal tersebut.

            A.        Kerugian Jika Kekurangan Mengonsumsi Serat Makanan

                        Menjadi keras, padat dan berbutiran kecil-kecil tekstur dan struktur tinja

                        Mengakibatkan konstipasi atau susah buang air besar

                        Mudah terluka dan infeksi di dinding usus

                        Gerak peristaltik secara berlebihan pada usus

                        Mengakibatkan gerak peristaltic jenis penyakit mematikan, yaitu kanker kolon, penyakit gula darah, infeksi difertikula, jantung koroner, stroke, tekanan darah tinggi, dan pembuluh darah menyempit.

            B.        Kerugian Akibat Kelebihan Mengonsumsi Serat Makanan

                        Dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh karena diserap oleh serat dan kurangnya minum.

                        Jumlah gas meningkat karena dalam usus besar menghasilkan organisme berbahaya.

                        Kemampuan yang menurun oleh sel usus dalam menyerap vitamin larut lemak (ADEK) dan vitamin larut air, yang mengakibatkan berkurangnya jumlah vitamin dalam tubuh.

                        Terhambatnya ketersediaan asam empedu dan beberapa enzim proses pencernaan, oleh hal tersebut ketersediaan lemak dan protein terganggu.

                        Mineral dalam tubuh ketersediaannya terganggu karena serat dapat menghambat proses penyerapan

4.         Contoh Serat Makanan

            Kebutuhan akan serat makanan sangat penting bagi tubuh jika mengonsumsinya secara berlebihan dan kurang. Menurut Rantika dan Rusdiana (2018) berikut ini adalah contoh serat makana yang mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagai berikut.

            Biji-bijian (serelia)

            Kacang-kacangan

             Sayuran

            Buah-buahan

5.         Manfaat Serat Makanan Bagi Tubuh

            Dikutip dari Maryato (2008) yang menyebutkan bahwa terdapat beberapa manfaat serat makanan yaitu sebagai berikut.

            - Sembelit

            - Diare

            - Bawasir: yaitu penyakit vena yang menonjol keluar dari permukaan kulit atau selaput     lender di dubur.

            - Vena mekar

            - Peradangan usus buntu

            - Diverticulosis dan diverticulitis: yaitu penyakit gangguan usus

            - Kanker kolon (usus besar)

            - Batu empedu

            - Kencing manis

            - Kelebihan berat badan (obesitas)

            - Jantung coroner

            - Karies gigi

6.         Konsumsi Serat yang Dianjurkan

            Konsumsi serat yang tinggi sangat ditubuhkan adalah setiap harinya. Kebutuhan ini tergantung dari jenis kelamin, umur manusia, dan kebutuhan kalori setiap hari. Untuk rentan usia 2-20 tahun, konsumsi serat lebih sedikit dari orang dewasa. Kebutuhan serat tersebut sama dengan umur (tahun) ditambah dengan 5 gram setiap hari. Misal umur 7 tahun + 5 gram sama dengan 12 gram konsumsi serat. Untuk orang dewasa, konsumsi serat tiap harinya paling sedikit yaitu 10-13 gram/1.000 kalori dan untuk pria dewasa yang dianjurkan yaitu 27-35 gr/hari (rata-rata 2.700 kal/hari). Kemudian untuk Wanita dewasa yaitu 21-27 gram/hari dengan rata-rata 2.100 kal/hari. Terdapat hasil riset oleh Puslitbang Gizi Depkes RI pada tahun 2001 yang menyatakan bahwa penduduk Indonesia dalam konsumsi serat yaitu rata-rata 10,5 gram/hari. Selain itu, terdapat hasil riset lain yang menyatakan bahwa penduduk Jawa Barat lebih rendah dari penduduk Yogyakarta dalam mengonsumsi serat. Hal ini disebabkan oleh penduduk Jawa Barat lebih menyukai lalapan yang rendah serat. Sayuran yang telah dimasak akan meningkatkan kadar serat makanan (Maryato, 2008).

 

Penulis: May Rahmawati

NIM: 4444230074

Kelas: 3D

DAFTAR PUSTAKA            

Claudina, I., Rahayuning, D., dan Kartini, A. 2018. Hubungan Asupan Serat Makanan dan Cairan dengan Kejadian Konstipasi Fungsional Pada Remaja di SMA Kesatrian 1 Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 6(1):  486-495.

Kusnandar, F. 2019. Kimia Pangan Komponen Makro. Jakarat: Bumi Aksara.

Maryato, A. 2008. Manfaat Serat Bagi Tubuh. Jakarta Barat: CV Pamularsih.

Rantika, N., dan Rusdiana, T. 2018. Artikel Tinjauan Penggunaan dan Pengembangan Dietary Fiber. Jurnal Farmaka. Vol 16(2): 152-165.

Sardi, M. Tobing, M. N. B., Putri, A. W., Nasution, A. M., Pratiwi, A., Butar, K. A. Putri, R. N., Tumangger, S. H., dan Sahira, S. 2021. Klaim Kandungan Zat Gizi pada Berbagai Kudapan (Snack) Tinggi Serat Literature Review. Jurnal Andaliman Jurnal Gizi Pangan Klinik dan Masyarakat. Vol 1(1): 39-45.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun