Mohon tunggu...
Mayra Afina Faizah
Mayra Afina Faizah Mohon Tunggu... Aktor - mahasiswa

mahasiswa universitas sriwijaya, ilmu sosial dan ilmu politik jurusan ilmu hubungan internasional

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Security Dilemma Amerika Serikat tentang Pengembangan Nuklir di Korea Utara

1 Desember 2021   23:59 Diperbarui: 2 Desember 2021   00:36 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hubungan Internasional merupakan segala bentuk hubungan antar negara.akses didalam kancah dunia internasional terdapat sebuah peran yang penting dari sebuah negara dalam Hubungan Internasional. 

Hubungan kerjasama antar negara dapat dilakukan secara bilateral (antar negara yang satu dengan yang lainnya) atau secara multilateral seperti membentuk sebuah organisasi yang bekerjasama dengan lebih dari 3 negara dengan adanya kerjasama ini tentunya konflik anatar negara tidak ter elakan apabila sebuaah negara menjalankan sebuah hubungan kerjasama. 

Dalam hal bentuk perlindungan dari berbagai negara maka negara tersebut mempersenjatai diri yang dalam upayanya sebagai sebuah bentuk dalam usaha perlindungan negaranya sendiri sisi lainnya hal ini dapat membuat negara lain beranggapan bahwa negara yang mepersenjatai dirinya dalam beberapa hal dianggapa sebagai bentuk ancaman yang menyebabkan antar negara mengalami security dilemma. 

Security Dilemma merupakan suatu keadaan yang di mana tindakan yang diambil oleh suatu negara dalam meningkatkan keamanan negaranya banyak  menimbulkan berbagai reaksi dari negara-negara lain, yang bertumpu kepada penurunan peningkatan keamanan negara. 

Beberapa peneliti hubungan internasional mengemukakan bahwa Security Dilemma merupakan sumber dari konflik paling penting dalam keamanan hubungan internasional ataupun nasional suatu negara merupakan suatu hal yang sangat penting bagi negara yang patut di perjuangkan demi sebuah negara yang berdaulat. 

Negara wajib memeberikan rasa aman baik kepada individual maupun secara menyeluruh demi anvaman dari faktor ancaman lain. Dalam kategori senjata pemsunahan massal terdapat 3 kategori dalam perkembangannya antara lain, senjata biologi, senjata kimia dan senjata nuklir yang marak dibicarakan. 

Senjata pemusnah massal dan yang memiliki potensi mematikan yang  sungguh besar hingga dapat membuat hancur teriorioal negara lain salah satu contohnya ialah dengan apabila di tembaknya rudal balistik/ ballistic missle, yang senjata tersebut dapat mrnghancurkan wilayah territorial negara lain apa ia ditembakan.  

Alasan itulah yang membuat amerika beranggapan bahwa nuklir dikawasan Asia Timur dalam hal ini Korea Utara  menjadi sebuah bentuk acaman  (goldstein, 2012).  

Terpecahnya wilayah korea pada tanggal 25 Juni 1950 menyebabkan wilayahnya terbagi menjadi dua wilayah yang berdaulat yakni, Korea Utara dan Korea selatan  yang merupakan akibat dari perang dunia dua yang menyebabkan kedua negara ini menyebabkan perang dingin hingga saat ini. Ketika Korea Utara berupaya dalam perkembangan nuklirnya kemudai Korea Selatan mengalami dilema keamanan diwilayahnya. 

Disisilain Korea Selatan terus meningkatakan kekuatan fisiki militer dan melakukan kerjasama dalam memperkuat keamananya dengan melakukan aliansi dengan negara sekutunya dalam memperahankan ke stabilan wilayahnya agae tetap terjalin dan selaras, di lain hal, akibat dari ini Korea Utara menganggap hal ini juga menjadi bentuk ancaman dan melakukan hal serupa. 

Dengan dikembangkannya senjata nuklir oleh Korea Utara menimbulkan sebuah ancaman yang besar untuk Korea. Korea Selatan melakukan bermaca-macam upaya dalam mengimbangi negaranya terhadap wilayah Korea Utara. Akibat dari hal yang terjadi Korea Selatan mengencarkan langkahnya dalam penguatan hubungan kerjasama dengan Amerika Serikat juga Jepang dalam bidang keamanan dan militer untuk memperkuat keamana militer negaranya. 

Dengan hubungan kerjasama yang dilakukan oleh Amerika Serikat dan Korea Selatan serta Jepang di pandang dapat mengimbangi wilayahnya dari kekuatan senjata militer negara Korea Utara apabila suatu saat bila terjadi peperangan antara kedua negara tersebut. 

Tidak hanya sampai disitu Korea Utara terus melakukan pengembangan dalam program senjata nuklir dan juga rudal yang tiap tahunnya mengalami perkembangan yang signifikan. Dari data yang diperoleh dari Arms Control Association, pada Juni 2018, diperkirakan bahwa wilayah Korea Utara diperkirakan mempunyai sebanyak 20 hulu ledak nuklir dan dapat berkembang hingga 30-60 senjata nuklir. 

Korea Utara sendiri juga telah mencabut Perjanjian NonProliferasi Nuklir atau Non Proliferation Treaty (NPT) yakni perjanjian tidak melakukan membuatan atau membangunan Nuklir pada 2003 di bulan januari Korea Utara resmi mengundurkan diri dari NPT. 

Dengan pengembangan nuklir yang dilakukan oleh Korea Utara sangat ditentang oleh  Amerika Serikat untuk pengembangankan senjata nuklir. Proliferation security initiative (PSI) yang didirikan oleh Amerika Serikat dalam bentuk ketidak setujuannya kepada Korea Utara. 

Namun hal itu tidak mengentarkan keputasan Korea Utara dalam melakukan uji coba pengembangan senjata nuklir. Akibat dari hal itu Amerika Serikat mendesak Dewan Keaman PBB dalam memberikan sankinya terhadap negara Korea Utara. 

Korea Utara melakukan uji coba terhadap senjata nuklir keduanyaa pada Mei 2009 hal ini dianggap oleh pemerintah Amerika Serikat sebagai bentukb ancaman bagi Amerika dan Perdamaian dunia, setelah itu di tahun 2013 pemerintah Korea Utara melakukan uji coba senjata nuklir kembali, akibat hal itu pemerintah Amerika pada saat itu yakni Presiden Barack Obama dengan mengirimkan peralatan pertahanan rudal ke Korea Selatan untuk meminimalisir dan melindungi keamanan wilayahnya(a timeline of northkoreas five nuclear tests and how the us hasresponded, n.d.). 

Kemudia di 2016 Korea Utara kembali melakukan uji coba nuklirnya yang keempat.pemerintah amerika kemudian merespon sikap korea utara itu dengan menjatuhkan sanksi excutive order 13772, pada dokumen tersebut bertuliskan pemblokiran terhadap segala hubungan kerjasama yang dimiliki dengan korea utara. 

Pada 2017 presiden baru AS Donald Trump yang membuatnational security strategi yang baru yang menyatakan bahwa nuklir korea utara dapat menimbulkan ancaman global dan membutuhkan respon global dalam pengembangan korea utara dalam senjata nuklir, kemudian trump juga menyatakan komitmennya terhadap bekerjasama dengan korea selatan dengan melalui kerjasama militer di tahun 2018. Korea utara kemudian menujukan minatnya dalam negosiasi. 

Hal ini dibuktikan dengan pertemuan anatara keduanya baik dari korea utara dan amerika serikat, hal ini merupakan pertemuan pertama antara kedua negara rival tersebut, dari aksi pelucutan senjata itu dapat kita lihat pola interaksi antara korea utara maupun amerika serikat.keamana sangat penting untuk di perhatikan secara konseptual, baik keamanan negara dari dalam maupun dalam menjaga stabilitas keamanan internasional. 

Dengan munculnya teknologi senjata nuklir dianggap sebagai ancaman bagi keamanan nasional baik secara nasional maupun internasional dengan dampak yang ditimbulkannya, pengembangan senjata nuklir di korea utara dapat menimbulkan ancaman bagi negara tetangga bahkan amerika serikat serta rezim non-profesional lainnya. 

Secara terpusat pandangan amerika serikt mengenai isu nuklir korea selatan ini dapat dilihat pada National Strategy for Countering Weapons of Mass Destruction Terrorism. 

Adapun secara lebih jelas amerika serikat melakukan tindakan berikut dalam menghadapi isu nuklir a) Menghentikan akses terhadap bahan nuklir dan peralatan pemusnah massal nuklir b) Mendeteksi segala rencana pengembangan senjata pemusnah massal c) Bersama -- sama dengan negara mitra mendorong proliferasi nuklir d) Memperkuat Pertahanan Nasional Amerika Serikat melawan senjata pemusnah massal . 

(National Strategy for Countering Weapons of, 2018) sedangkan Dari perspektif korea Utara, dalam prespektifnya memiliki dan mengembangkan senjata nuklir merupakan hal yang wajar dan masuk akal demi melindungi kepentingan nasionalnya ,antara lain: a) Keselamatan rezim b) Nuklir dijadikan sebagai kebanggan nasional. c) Legitimasi pemerintahan domestik dan martabat dalam Kancah Politik Internasional. d) Menanggulangi perbbedaan yang besar dengan kekuatan militer konvensional. e) Merusak aliansi Korea Selatan-AS. 

Program nuklir Korea Utara dibangun atas bantuan Uni Soviet (why does north korea want nukes, 2018). Tahun 1959 Dibawah kerangka perjanjian  antara Uni Soviet-Korea Utara. Terdapat lima motif dasar pengembangan nuklir Korea Utara, yaitu: a) melawan ancaman nuklir AS. b) Untuk mendapatkan jaminan keamanan c) memperoleh pengaruh diplomatik dari negara lain. (mazaar, 1995)  Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan security dilemma yang terjadi antara Amerika Serikat terhadap pengembangan nuklir yang dilakukan oleh Korea Utara. 

Penelitian ini menggunakan teori realisme, konsep security dilemma, keamanan nasional dan kepentingan nasional untuk melakukan analisis security dilemma Amerika Serikat terhadap pengembangan nuklir yang dilakukan Korea Utara mengancam kepentingan dan keamanan nasional negaranya. Metode penelitian yang digunakan berupa metode penelitia kualitatif deskriptif analitis dengan pendekatan studi kasus, dimana membahas tentang kebijakan negara Amerika Serikat mengambil tindakan terhadap pengembangan nuklir yang dilakukan Korea Utara dijelaskan dengan periode pengembagan yang dilakukan Korea Utara. 

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui studi literature dan sumber yang diperoleh dari internet. Hasil penelitian menggambarkan bahwa dengan dilakukannya program pengembangan nuklir oleh Korea Utara telah membuat Amerika Serikat merasa terancam atas keamanan nasional negaranya dan kepentingan negaranya  di wilayah Asia Timur. 

Termasuk didalamnya adalah agenda untuk melindungi esksistensi Korea Selatan di wilayah tersebut, melalui penempatan anggota militer yang dilakukan oleh Amerika Serikat untuk menghentikan program pengayaan nuklir Korea Utara. Dari pembahasan yang telah disampaikan Amerika Serikat dalam pelucutan senjata nuklir Korea utara. 

Pertama, Amerika Serikat Mencegah Korea Utara untuk Menggunakan Senjata Nuklir. Hal yang paling penting bagi Amerika Serikat tentu saja adalah keamanan negara dan warga negara didalamnya. Oleh sebab itu Amerika Serikat harus memastikan apapun yang terjadi di Korea Utara faktor internal maupun eksternal, senjata nuklir tidak pernah digunakan. Dalam hal ini Amerika Serikat harus pandai mengetahui secara dasar kekuatan senjata nuklir dan rudal oleh korea utara. 

Amerika Serikat terus bernego agar Korea Utara bersedia dalam menerima perwakilan International Atomic Energy Agency (IAEA) untuk memverivikasi data senjata nuklir Korea Utara. Kedua, Amerika Serikat ingin menghentikan program nuklir dan rudal Korea Utara. 

Amerika Serikat adalah negara pendorong berdirinya Penjanjian Non Proliferasi Nuklir / Non Proliferation Treaty (NPT). Sebagai negara yang mendorong berdirinya NPT, Amerika Serikat tidak setuju dengan kepemilikan senjata nuklir Korea Utara. 

Bagi Amerika Serikat negara yang bisa memiliki senjata nuklir adalah negara yang berdasarkan NPT diperbolehkan, yaitu Amerika Serikat, Rusia, Cina, Inggris dan Prancis. Keempat, Menjaga Keamanan Nasional Amerika Serikat. 

Bagi Amerika Serikat senjata nuklir Korea Utara adalah ancaman nyata bagi kemananan nasional. Kelima, Menjaga Keamanan Sekutu Amerika Serikat di Asia Timur. 

Seperti diketahui bahwa Amerika Serikat memiliki sekutu yang berdekatan dengan Korea Utara, yaitu Jepang dan Korea Selatan. Aliansi AS-Jepang telah lama menjadi jangkar keamanan AS di Asia sedangkan Korea Selatan adalah salah satu mitra strategis dan ekonomi terpenting Amerika Serikat di Asia. 

Kelima, Hegemoni Amerika Serikat di Kawasan Asia Timur. Dalam hal keamanan, amerika merupakan pihak yang paling merasa terganggu akan diganggunya hegemoni-hegomoninya yang ada di wikaya asia timur.. Korea Utara, dengan uji coba senjata nuklir dan rudal, menjadikan wilayah Asia Timur kompleks secara bidang politik dan keamanan. anan. 

Dalam upaya untuk pemenuhan akan  kepentingan nasional, Presiden Donald Trump dibentuklah sebuah kebijakan maximum pressure and engagement. Sebuah strategi yang bertumpu dari tekanan -- tekanan terhadap Korea Utara. Sedangkan Engagement adalah proses selanjutnya dari strategi tersebut. 

Engagement bisa dimulai dengan menarik Korea Utara terhadap meja perundingan yang tidak bisa ditolak karena tekanan yang sudak dilakukan diawalnya. Inti dari Engagement sendiri adalah denuklirisasi Korea Utara. Korea Utara percaya bahwa alasan diperlukannya senjata nuklir dan rudal adalah untuk memastikan bahwa AS tidak menyerang Dalam isu nuklir penting untuk mengetahui tentang motivasi, doktrin dan strategi Korea Utara dalam pengembangan senjata nuklir. 

Apakah korea Utara melihat program tersebut sebagai bagian dari invansi dan tekanan yang di gencarkan oleh amrika serikat? Ataukah  program ofensif yang berpotensi menciptakan konflik antar negara? Salah satu aspek penting dalam isu senjata nuklir adalah pengembangan rudal dan Dalam perundingan Amerika Serikat juga harus segera memikirkan imbalan yang setimpal bagi Korea Utara agar konflik ini tidak terus memanjang yang nantinya akan menimbulkan perang apabila konflik ini tak relakan.

References

(n.d.). Retrieved from a timeline of northkoreas five nuclear tests and how the us hasresponded: (https://www.washingtonpost.com/news/world

Aryananda, O. (2017). Security dilemma Amerika Serikat tentang pengembangan nuklir Korea Utara. http://repository.unpad.ac.id/.

goldstein, p. d. (2012). The great recession and emerging market firms: Unpacking the divide between global and national level sustainability expectations. 149.

Kronologi Diplomasi Nuklir dan Rudal AS-Korea Utara. (2020). armscontrol.

Kusuma, M. J. (2019). UPAYA PELUCUTAN SENJATA NUKLIR KOREA UTARA OLEH AMERIKA SERIKAT 2016-2019. Retrieved from https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/1911/13/UNIKOM_Mohammad%20Jody%20Kusuma_Jurnal.pdf

mazaar. (1995). 19.

National Strategy for Countering Weapons of. (2018). 12.

why does north korea want nukes. (2018). pp. https://www.heritage.org/insider/summer2018-insider/why-does-north-korea-wantnukes.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun