Sebagai seorang muslimah, ia pun mencintai Rasullullah shalallahu 'alaihi wasallam seperti kaum muslimin dan muslimah lainya. Sikapnya terlihat dari semangatnya mempelajari hadits-hadits dalam perkara-perkara agama dan dunia. Dengan berbekal pengetahuan inilah ia mendakwahkan Islam dan memberi nasihat kepada masyarakat.
Selain itu, Syifa' radhiyallahu 'anha juga termasuk salah seorang perawi hadits. Dia meriwayatkan beberapa hadits dari Nabi shalallahu 'alaihi wasallam, juga dari 'Umar ibnu Khattab radhiyallahu 'anhu, yang diambil periwayatanya oleh anaknya, cucunya, yaitu Ishaq radhiyallahu 'anhu dan bekas budaknya, serta Hafshah binti 'Umar ibnu Khattab Ummul Mu'minin radhiyallahu 'anhuma, dan selain mereka. Demikianlah peranya dalam dakwah Islam dan semangatnya dalam menasehati masyarakat.
Syifa' radhiyallahu 'anha adalah wanita beruntung karena mendapatkan perlindungan dan perhatian yang banyak dari Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam, di antaranya berupa pemberian rumah khusus di Madinah yang berdekatan dengan para penderita penyakit gatal. Dia menempati rumah tersebut bersama anaknya, Sulaiman radhiyallahu 'anhu.
Rasullullah shalallahu 'alaihi wasallam biasa mengunjunginya dan berbincang denganya, sehingga ia termasuk shahabiyah yang mendapat pengajaran langsung dari beliau. Perhatian istimewa juga ia peroleh dari sahabat jalil (yang mulia) 'Umar ibnu Khattab radhiyallahu 'anhu, berupa permintaan dan pengutamaan pendapatnya, perlindungan dan pemuliaan. Terkadang 'Umar radhiyallahu 'anhu mewakilkan masalah jual beli kepadanya. Begitu pula sebaliknya, Syifa' radhiyallahu 'anha pun memuliakan dan menghormati 'Umar radhiyallahu 'anhu. Syifa' radhiyallahu 'anha memandangnya dan mengakui bahwa beliau adalah seorang muslim yang shadiq (jujur), memiliki suri teladan yang baik dalam keshalihan, ketakwaan, dan keadilan.
Ketika ia melihat pemuda-pemuda yang berjalan dan berbicara dengan lamban ditegurnya, dan mencontohkan kepribadian 'Umar radhiyallahu 'anhu dengan mengatakan: "Demi Allah, 'Umar itu bila berbicara, keras; bila berjalan, cepat; dan bila memukul, terasa sakit."
Syifa' radhiyallahu 'anha menjalani sisa hidupnya sepeninggal Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam dengan tetap memperhatikan keadaan dan memuliakan kaum muslimin. Ia wafat pada tahun 20 hijriyah pada masa kekhalifahan 'Umar ibnu Khattab radhiyallahu 'anhu, setelah banyak pengabdianya demi kepentingan umat dan banyak mengajari musliman dalam membaca dan menulis.
Kawan...di era modern saat ini masih banyak yang bermalas-malasan dalam menuntut ilmu bahkan ada yang enggan untuk menerapkan dalam keseharianya, ia tak peduli dengan keadaan lingkungan sekitar, acuh dan cuek. Entah karena memang dia benar-benar 'tak peduli atau mungkin dia belum memiliki keberanian untuk berbagi ilmu yang dia punya kepada sekitarnya. Nah dari sini kita dapat mencontoh dan menerapkan perangai shahabiyah Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam yaitu Syifa' radhiyallahu 'anha dalam semangatnya ketika menimba ilmu dan mengajarkannya kepada orang lain yang haus akan ilmu.
Semoga Allah subhanahu wata'ala merahmati Syifa' radhiyallahu 'anha yang telah memberikan semua kebaikan yang ia miliki kepada umatnya berupa ilmu dan agama. Dialah contoh yang baik bagi muslimah, maka janganlah kalian --wahai muslimah--- bakhil untuk mendermakan ilmu dan segala yang kalian miliki di jalan Allah, demi mendapatkan ridha-Nya. Wallahu a'lam.
Â
Marja'
Majalah Islam Salafy, Edisi XXVIII/1419/1998, hal: 16