SU (semua kalangan di atas usia 2 tahun).
P (anak usia prasekolah usia 2-6 tahun).
A (anak usia 7-12 tahun).
R (remaja usia 13-17 tahun).
D (remaja 18 tahun ke atas dan orang dewasa).
Dari situ lah kita, sebagai orang tua atau orang yang lebih tua dapat mengontrol tontonan anak-anak.Â
Dapat kita tarik kesimpulan juga, bahwa sebenarnya, bukan hanya orang tua kandung atau saudara yang dapat membimbing anak-anak remaja dalam hal apa saja yang mereka tonton maupun baca, tetapi kita sebagai orang yang sudah paham mengenai kehidupan yang sesuai dengan norma-norma dan hukum yang berlaku bisa dibilang memiliki tanggung jawab dalam membimbing anak-anak dilingkungan kita agar belajar dengan benar.
Mengapa anak-anak harus menonton film atau membaca cerita sesuai dengan kategori usia mereka?.Â
Alasan yang pertama adalah anak lebih cepat meniru dan mengaplikasikan sesuatu berdasarkan apa yang mereka lihat, apa bila tontonan mereka dapat mengedukasi mereka dalam yang positif, maka anak mendapatkan gambaran atau ilustrasi yang baik tentang berbagai hal dan secara tidak sadar mereka mencontohkannya dalam kehidupan sehari-hari .
Dan sebaliknya, apa bila anak menonton dan membaca cerita yang memuat adegan kekerasan, adegan dewasa dan lain sebaginya, anak juga akan cenderung menjadi pribadi yang pemarah, dan bahkan mau mencoba-coba hal negatif yang sesuai dengan yang mereka tonton.
Berdasarkan beberapa studi yang saya baca, banyak sekali anak-anak dibawah umur yang lebih suka menonton film dengan kategori yang tidak sesuai dengan umur mereka, besar kemungkinan mereka meniru kebiasaan dan kesenangan aktor yang mereka idolakan, seperti aktor tersebut suka merokok, dan anak yang menonton film tersebut secara tidak langsung berfikiran bahwa aktor yang mereka tonton ini sangat keren, dan mereka mencoba untuk merokok karna ingin sama merasakan yang aktor mereka rasakan dan atas dasar ingin terlihat sama keren nya dengan aktor yang mereka idolakan.