Mayla Salwa Kharmeilia¹, Gagat Titan Subroto¹, Donabella Shefa Aulia1¹, Sundahri²
1) PS Agrogreknologi, Fakultas Pertanian, Univeritas Jember
2) PS Agronomi, Fakultas Pertanian, Univeritas Jember
Koresponden author : sundahri.faperta@unej.ac.id
Pendahuluan
Pertanian organik berfokus pada praktik atau proses budidaya yang berkelanjutan, ramah lingkungan, dan memperhatikan kesehatan tanah, tanaman, dan manusia. Proses budidaya pertanian organik melibatkan prinsip organik dalam semua proses mulai dari pra tanam hingga tanam, juga pasca panen. Penanganan pasca panen yang tepat sangat penting karena produk organik cenderung lebih sensitif terhadap kerusakan dibandingkan dengan produk konvensional, terutama karena tidak adanya penggunaan pengawet sintetis yang digunakan dalam produk non-organik. Produk pertanian organik sangat meminimalisir penggunaan bahan kimia sintesis mulai dari pra-tanam hingga pasca panen (Tudi et al, 2021). Sehingga manajemen pasca panen produk organik menjadi aspek penting yang harus dilakukan dengan prosedur yang tepat dan aman. Produk organik seperti buah-buahan, sayur-sayuran, dan biji-bijian memiliki potensi pasar yang besar, karena adanya peningkatan kesadaran konsumen terhadap kesehatan dan keseimbangan lingkungan sekitar. Selain itu, adanya perubahan kondisi lingkungan dan permintaan pasar global untuk produk dan pengelolaan produk yang lebih sehat serta berkelanjutan telah mendorong peningkatan fokus terhadap manajemen pasca panen yang lebih efisien dalamp ertanian organik Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sharma et al. (2019), manajemen pasca panen yang efektif dan efisien akan sangat penting dalam pertanian organik, karena menjaga kesegaran dan keamanan produk pangan tanpapenggunaan bahan kimia memerlukan pendekatan yang jauh lebih kompleks. Adapun tantangan yang menghambat pengelolaan produk pertanian organik, seperti penanganan pasca panen agar produk pertanian tetap dalam kondisi segar, nilai gizi tetap baik, kuantitasnya tidak menurun tanpa penggunaan bahan kimia. Menurut Pandey et al. (2020), penerapan teknologi pasca panen yang ramah lingkungan dalam pertanian organik memainkan peran penting dalam menjagau kualitas gizi dan kuantitas produk, dengan tetap memastikan produk terbebas dari residu bahan kimia.Â
A. Mengapa Pertanian Organik?Â
Pertanian organik merupakan salah satu metode dalam produksi pangan yang saat ini sedang mengalami peningkatan peminat. Peningkatan ini disebabkan oleh berbagai macam faktor salah satunya adalah meningkatnya kesadaran untuk hidup sehat. Penggunaan pestisida berlebihan dan proses budidaya yang menggunakan banyak bahan kimia menjadi kekhawatiran tersendiri bagia masyarakat (Warra dan Prasad, 2020). Oleh karena itu pendekatan pertanian organik yang holistik mempertimbangkan kesehatan lingkungan serta kesehatan masyarakat. Pertanian organik tidak hanya meliputi pada lahan tetapi juga meliputi penanganan pasca panen. Pasca panen organik merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan setelah pemanenan untuk menjaga kualitas produk organik. Penanganan pascapanen yang efektif sangat penting untuk menjaga kualitas dan keamanan produk organik dari saat panen hingga sampai ke tangan konsumen. Selain itu, pasca panen yang tepat dapat meningkatkan daya simpan produk. Proses ini melibatkan praktik-praktik khusus yang memastikan standar terhadap standar organik sekaligus memaksimalkan daya jual produk. Penanganan pasca panen secara organik harus memperhatikan standar-standar yang tertera pada good agricultural process dan tentunya menghindari penggunaan bahan-bahan kimia (Alzeer et al, 2020).
B. Tahapan Penanganan Pasca Panen Pertanian OrganikÂ
Secara umum, tahapan pasca panen meliputi pengumpulan produk organik, sortasi produk berdasarkan ukuran, kualitas, dan jenis kerusakan, pembersihan produk dari kotoran, pengeringan, dikemas dalam kemasan yang aman dan ramah lingkungan serta penyimpanan produk pada suhu yang sesuai untuk menjaga kesegarannya. Adapun tahapan-tahapan umum dalam penanganan
pasca panen dalam pertanian organik adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan dan Sortasi Pasca Panen
Penanganan pasca panen yang tidak tepat dapat menyebabkan kerusakan fisik seperti memar yang terjadi akibat benturan atau tekanan saat pengangkutan maupun pendistribusian, pecah yang terjadi akibat buah atau sayur yang terlalu matang maupun mengalami tekanan berlebihan, busuk yang terjadi akibat luka goresan. Selain kerusakan fisik, kerusakan fisiologis yang ditimbulkan akibat
penanganan pasca panen yang tidak tepat yaitu penurunan kadar air, perubahan warna sehingga terlihat tidak fresh, serta hilangnya aroma dan rasa.