Barthes menulis berbagai artikel popular, yang mengomentari kelemahan kalangan middle-class Prancis. Yang menarik dalam pengamatan Barthes terhadap kajian semiotika yang berupa tanda (sign), disebabkan sign terlihat seperti sesuatu yang apa adanya, dilain sisi sign sebenarnya mengkomunikasikan ideologi dan memiliki makna konotasi (yang tidak sebenarnya) dengan tujuan memperkuat nilai-nilai dalam masyarakat.
Persepsi tanda (Sign) dalam Semiotika
Menurut Barthes, sign adalah suatu  kombinasi dari signifier (suatu benda, bentuk, visual yang dapat diterima melaui panca indera) dan signified (makna yang dapat kita terapkan, artikan dan asosiasikan dari sesuatu yang kita lihat atau terima/signifier).
Seperti halnya ketika kita sedang berjalan dan menemukan ada hiasan janur (daun kelapa) yang terpasang di depan sebuah gang, kita akan menafsirkan tanda (sign) tersebut, bahwa ada orang yang menyelenggarakan pesta pernikahan. Hal tersebut disebabkan bahwa hiasan janur sudah biasa dan umum  dipakai sebagai tanda bahwa ada orang yang menyelenggarakan pesta pernikahan, meski tanpa pemberitahuan secara lisan ataupun tulisan.
Dalam pembahasan ini, dapat diambil kesimpulan bahwa hiasan janur adalah signifier dan maksud orang yang menggelar resepsi pernikahan adalah signified. Saat kita melihat hiasan janur yang berupa tanda visual dan ditangkap oleh mata, serta merta penafsiran kita diarahkan kepada penyelenggaraan resepsi pernikahan. Hiasan janur dan acara resepsi pernikahan identik dan berkombinasi menjadi sebuah sign yang kita tangkap dan persepsikan maknanya.
Tanda (Sign) merupakan Bagian dari Sistem
Sejak kecil mungkin kita sudah mengetahui bahwa hiasan janur digunakan sebagai tanda (Sign) adanya resepsi pernikahan. Pengetahuan tersebut kita dapatkan secara turun temurun, baik dari orangtua, kerabat, guru, teman, atau orang-orang lain yang berada di dekat kita. Dalam hal ini menunjukkan bahwa sign tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan bagian dari sistem yang terpelihara dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Kita mengetahui bahwa hiasan janur digunakan sebagai tanda untuk acara resepsi pernikahan, maka kita tidak akan menggunakannya saat ada orang yang meninggal dunia. Sistem  akan mempertahankan sign terhadap makna dari hiasan janur, sedangkan kita akan bertindak menyesuaikan keadaan.
Sebagai contoh kecil saat kita saat sedang berjalan sambil mengobrol atau bercanda bersama teman, kemudian melewati gang yang dipasang hiasan janur, secara otomatis topik pembicaraan akan berubah ke resepsi pernikahan. Sign yang merupakan bagian dari sistem ini membuat manusia bertindak sesuai dengan apa yang diekspektasikan, atau dimaknai.
Tanda (Sign) tidak Bersifat Mutlak
Meskipun mempunyai makna tertentu, sign bukan sesuatu dan memiliki arti yang mutlak selamanya seperti itu. Seiring dengan berjalannya waktu, sign dapat saja berubah. Misalnya saja makna pita merah.