Karanganyar (Januari 2022) – KKN UNDIP merupakan kegiatan integral dari kurikulum pendidikan Strata 1. Kegiatan ini memadukan Dharma Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dalam suatu kegiatan dengan proporsi yang seimbang, harmonis, dan terpadu. Adanya bencana Pandemi Covid19 yang mengharuskan adanya Physical/ Social Distance berdampak pada refocusing model KKN yang dijalankan. Kini penentuan lokasi KKN dilakukan oleh mahasiswa sendiri berdasarkan lokasi domisili (kampung halaman). Salah satunya di Desa Kalijirak, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Kegiatan KKN dimulai sejak 5 Januari 2022 sampai 15 Februari 2022.
Kegiatan sosialisasi pelatihan pembuatan Keranjang Takakura ini diikuti oleh 20 peserta. Kegiatan ini menjelaskan mengenai apa itu Takakura dengan bantuan media brosur. Jadi Takakura adalah proses membuat kompos dengan cara Takakura Home Method Composting, sebuah metode pembuatan kompos yang ditujukan untuk mendaur ulang sampah dapur. Metode ini pertama kali diperkenalkan di Surabaya pada tahun 2004 oleh seorang berkebangsaan Jepang bernama Mr. Takakura. Jenis Sampah yang dapat diolah antara lain yaitu: sisa sayuran, sisa nasi, sisa roti, sisa tempe, sampah buah yang lunak (anggur, kulit jeruk, apel, dll), kulit telur, ampas kopi/ teh, atau daun daunan. Hindari sampah sisa makanan hewani seperti daging/ udang serta hindari memasukkan sampah yang keras.
Keranjang berlubang, tutup keranjang, kardus, bantal sekam, kompos jadi, kain penutup, EM4 dan air.
- Siapkan keranjang berlubang
- Lapisi keranjang dengan kardus
- Letakkan bantal sekam di dasar keranjang
- Isi keranjang dengan kompos jadi kurang lebih 5cm atau 1/3 bagian keranjang
- Masukkan sampah yang sudah dipotong kecil kecil kedalam keranjang dan aduk
- Untuk mempercepat pengomposan, tambahkan EM4/ air bekas cucian beras
- Letakkan bantal sekam dibagian atas, lalu tutup dengan tambahan kain
- Untuk memastikan proses pengomposan berjalan, letakkan tangan 2 cm dari kompos. Bila terasa hangat, dapat dipastikan proses pengomposan bekerja
- Lakukan kegiatan tersebut berulang ulang dan letakkan keranjang di tempat yang teduh (hindari dari hujan dan sinar matahari langsung)
- Jangan lupa setelah membuat kompos, cuci tangan pakai sabun
Cara Panen:
- Bila telah penuh ambil 1/3nya dan matangkan selama seminggu dengan cara didiamkan atau diangin anginkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung
- Kompos sudah jadi apabila teksturnya sudah seperti tanah, warna coklat kehitaman, tidak berbau. Apabila dilarutkan dalam air akan tenggelam dan air tetap bersih
Cara Perawatan:
- Cuci kain penutup satu minggu sekali
- Bila kompos kering, cipratkan air bersih sambil diaduk
- Bila muncul belatung, atasi dengan cara menambahkan pengering, misal: serbuk gergaji, sekam bakar, atau kompos kering. Atau hangatkan dengan menambahkan ½ keping ragi, atau 1 sdm cairan MOL (EM4), dapat pula dengan menaburkan kapur secukupnya dan aduk secara merata
- Jika timbul bau, taburkan ampas kopi atau arang kayu yang dibungkus jaring, atau letakkan tanaman yang dapat menyerap bau seperti sansiviera di dekat keranjang
- Jika sudah betul betul basah dan berat ketika diaduk serta mulai berbau busuk, maka keluarkan semua isinya dan jemur di terik matahari
- Ganti kardus bila sudah lapuk (3-6 bulan)
Manfaat:
Aspek Ekonomi:
- Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan sampah
- Mengurangi volume/ ukuran sampah
- Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya
Aspek Lingkungan:
- Mengurangi polusi udara karena pembakaran sampah dan pelepasan gas metana dari sampah organik yang membusuk akibat bakteri metanogen di tempat pembuangan sampah
- Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
- Mengurangi kerusakan lingkungan akibat penggunaan pupuk kimia
Aspek bagi tanah dan tanaman:
- Meningkatkan kesuburan tanah
- Meningkatkan kualitas hasil panen
- Menekan pertumbuhan/ serangan penyakit tanaman
- Meningkatkan retensi/ ketersediaan hara di dalam tanah