Mohon tunggu...
Maya Rachmaputri
Maya Rachmaputri Mohon Tunggu... Konsultan - S1 Kesehatan Masyarakat 2018_Universitas Diponegoro

KKN Tim I Universitas Diponegoro Tahun 2022 DPL: Ir. Sulistyo, M.T., Ph.D. Lokasi: Desa Kalijirak, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mahasiswa KKN UNDIP Ajak Warga Mengelola Sampah Organik Rumah Tangga Menggunakan Keranjang Takakura yang Sederhana dan Ramah Lingkungan

2 Februari 2022   09:59 Diperbarui: 2 Februari 2022   10:59 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karanganyar (Januari 2022) – KKN UNDIP merupakan kegiatan integral dari kurikulum pendidikan Strata 1. Kegiatan ini memadukan Dharma Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dalam suatu kegiatan dengan proporsi yang seimbang, harmonis, dan terpadu. Adanya bencana Pandemi Covid19 yang mengharuskan adanya Physical/ Social Distance berdampak pada refocusing model KKN yang dijalankan. Kini penentuan lokasi KKN dilakukan oleh mahasiswa sendiri berdasarkan lokasi domisili (kampung halaman). Salah satunya di Desa Kalijirak, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Kegiatan KKN dimulai sejak 5 Januari 2022 sampai 15 Februari 2022.

pembakaran-sampah-61f9f0ed8700005a46154042.jpg
pembakaran-sampah-61f9f0ed8700005a46154042.jpg
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada minggu pertama di Desa Kalijirak ditemukan permasalahan lingkungan berupa belum adanya tempat pembuangan sampah yang mengakibatkan warga melakukan pembakaran sampah. Maka Mahasiswa KKN UNDIP merancang kegiatan berupa sosialisasi pelatihan pembuatan Keranjang Takakura yang dilaksanakan pada saat kegiatan PKK di Balai Desa Kalijirak (18/01/2022).

Kegiatan sosialisasi pelatihan pembuatan Keranjang Takakura ini diikuti oleh 20 peserta. Kegiatan ini menjelaskan mengenai apa itu Takakura dengan bantuan media brosur. Jadi Takakura adalah proses membuat kompos dengan cara Takakura Home Method Composting, sebuah metode pembuatan kompos yang ditujukan untuk mendaur ulang sampah dapur. Metode ini pertama kali diperkenalkan di Surabaya pada tahun 2004 oleh seorang berkebangsaan Jepang bernama Mr. Takakura. Jenis Sampah yang dapat diolah antara lain yaitu: sisa sayuran, sisa nasi, sisa roti, sisa tempe, sampah buah yang lunak (anggur, kulit jeruk, apel, dll), kulit telur, ampas kopi/ teh, atau daun daunan. Hindari sampah sisa makanan hewani seperti daging/ udang serta hindari memasukkan sampah yang keras.

brosur-takakura-61f9f13f8700005a210472a4.png
brosur-takakura-61f9f13f8700005a210472a4.png
brosurr-takakura-61f9f177bb448631583ed238.png
brosurr-takakura-61f9f177bb448631583ed238.png
Alat dan Bahan:

Keranjang berlubang, tutup keranjang, kardus, bantal sekam, kompos jadi, kain penutup, EM4 dan air.

alat-dan-bahan-takakura-61f9f1978700004ef4386015.jpg
alat-dan-bahan-takakura-61f9f1978700004ef4386015.jpg
Cara Pembuatan:
  • Siapkan keranjang berlubang
  • Lapisi keranjang dengan kardus
  • Letakkan bantal sekam di dasar keranjang
  • Isi keranjang dengan kompos jadi kurang lebih 5cm atau 1/3 bagian keranjang
  • Masukkan sampah yang sudah dipotong kecil kecil kedalam keranjang dan aduk
  • Untuk mempercepat pengomposan, tambahkan EM4/ air bekas cucian beras
  • Letakkan bantal sekam dibagian atas, lalu tutup dengan tambahan kain
  • Untuk memastikan proses pengomposan berjalan, letakkan tangan 2 cm dari kompos. Bila terasa hangat, dapat dipastikan proses pengomposan bekerja
  • Lakukan kegiatan tersebut berulang ulang dan letakkan keranjang di tempat yang teduh (hindari dari hujan dan sinar matahari langsung)
  • Jangan lupa setelah membuat kompos, cuci tangan pakai sabun

Cara Panen:

  • Bila telah penuh ambil 1/3nya dan matangkan selama seminggu dengan cara didiamkan atau diangin anginkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung
  • Kompos sudah jadi apabila teksturnya sudah seperti tanah, warna coklat kehitaman, tidak berbau. Apabila dilarutkan dalam air akan tenggelam dan air tetap bersih

Cara Perawatan:

  • Cuci kain penutup satu minggu sekali
  • Bila kompos kering, cipratkan air bersih sambil diaduk
  • Bila muncul belatung, atasi dengan cara menambahkan pengering, misal: serbuk gergaji, sekam bakar, atau kompos kering. Atau hangatkan dengan menambahkan ½ keping ragi, atau 1 sdm cairan MOL (EM4), dapat pula dengan menaburkan kapur secukupnya dan aduk secara merata
  • Jika timbul bau, taburkan ampas kopi atau arang kayu yang dibungkus jaring, atau letakkan tanaman yang dapat menyerap bau seperti sansiviera di dekat keranjang
  • Jika sudah betul betul basah dan berat ketika diaduk serta mulai berbau busuk, maka keluarkan semua isinya dan jemur di terik matahari
  • Ganti kardus bila sudah lapuk (3-6 bulan)

Manfaat:

Aspek Ekonomi:

  • Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan sampah
  • Mengurangi volume/ ukuran sampah
  • Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya

Aspek Lingkungan:

  • Mengurangi polusi udara karena pembakaran sampah dan pelepasan gas metana dari sampah organik yang membusuk akibat bakteri metanogen di tempat pembuangan sampah
  • Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
  • Mengurangi kerusakan lingkungan akibat penggunaan pupuk kimia

Aspek bagi tanah dan tanaman:

  • Meningkatkan kesuburan tanah
  • Meningkatkan kualitas hasil panen
  • Menekan pertumbuhan/ serangan penyakit tanaman
  • Meningkatkan retensi/ ketersediaan hara di dalam tanah

sosialisasi-pelatihannn-takakura-61f9f30a87000020660fc122.jpg
sosialisasi-pelatihannn-takakura-61f9f30a87000020660fc122.jpg
kuesioner-evaluasi-takakura-61f9f1febb44865424410555.jpg
kuesioner-evaluasi-takakura-61f9f1febb44865424410555.jpg
Dalam keberjalanan kegiatan, peserta terlihat antusias dengan mengajukan beberapa pertanyaan. Serta dalam pelatihan ada salah satu perwakilan Ibu Ibu PKK yang mencoba mempraktekkan langsung cara pembuatan Keranjang Takakura. Diakhir kegiatan dibagikan lembaran kuesioner evaluasi kegiatan, dimana 16 peserta menyatakan tertarik untuk membuat Keranjang Takakura, dan 4 peserta merasa belum tertarik dengan alasan tidak telaten. Mayoritas peserta juga menganggap bahwa materi yang disampaikan cukup mudah dipahami dan bermanfaat. Setelah kegiatan ini selesai, saya juga memonitoring warga yang sudah mencoba membuat Keranjang Takakura melalui whatsaap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun