Mohon tunggu...
Maya Nurantika
Maya Nurantika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/ Universitas Jambi

Hobi saya membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Politikus Tionghoa Dinilai Masih Bersemangat Berpolitik di Tanah Air

26 April 2023   18:47 Diperbarui: 26 April 2023   18:59 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Johanes Herlijanto sebagai ketua forum sinologi Indonesia mengevaluasi bahwa politikus etnis Tionghoa, tetap memiliki keyakinan dan semangat untuk berkontribusi dalam politik di tanah air.

Hal itu disampaikan saat seminar luring yaitu tentang "Tionghoa dan Politik Indonesia: Pandangan dan Harapan" di Jakarta, Jumat (14/4).

"Biarpun Tionghoa merupakan bagian dari 15 kelompok etnik terbesar di negeri ini, akan tetapi mereka menjadi target dari beberapa peraturan diskriminatif yang diterapkan oleh pemerintah otoritarian Orde Baru," ucap Johanes. Berdasarkan pemikiran Johanes, mereka mengarungi berbagai pengekangan, baik dalam ekspresi identitas ataupun budaya, serta didorong untuk mengambil jarak dari partisipasi politik. Kokohnya iklim demokrasi di Indonesia di era reformasi menjadi berkah tersendiri bagi kelompok Tionghoa Indonesia.

"Kembalinya mereka yakni untuk mendapatkan hak beserta ruang agar dapat mengekspresikan suatu budaya, identitas, dan meningkatkan partisipasi politiknya," ungkapnya.

Politikus Tionghoa, berhasil memperoleh jabatan politik penting. Basuki Tjahaja Purnama (BTP) memiliki karir mulus selain itu dianggap sebagai simbol dari penerimaan masyarakat terhadap politikus berdasarkan latar belakang etnik Tionghoa. 

"Adanya keyakinan terhadap penerimaan yang semakin meningkat tersebut, kekuatan terhadap kepemimpinan BTP justru meningkat, khususnya pada pertengahan hingga akhir 2016," ujar dosen Ilmu Komunikasi Universitas Pelita Harapan itu. 

Beberapa hal yang penting untuk dicatat menurutnya yaitu terkait etnisitas BTP sebagai Tionghoa yang diangkat dalam gelombang penolakan. Munculnya kembali sebuah isu identitas dalam gelombang intensitas terhadap BTP menjelang/sepanjang pilkada pada 2017 tentu mendatangkan dampak tertentu bagi masyarakat Tionghoa, termasuk para politikus dan pemimpin komunitas Tionghoa.

Johanes, dalam pengamatannya yaitu meski sebagian dari para politikus dan tokoh tersebut memiliki kekecewaan dan kekhawatiran terhadap kembalinya isu etnisitas, mereka tetap mempunyai sikap percaya diri dan bersemangat untuk selalu berpartisipasi bagi negeri ini melalui partisipasi politik.

"Tak sedikit para etnis Tionghoa berpartisipasi pada pemilihan umum 2019 sebagai calon anggota legislatif, di pusat maupun di daerah," ujar Johanes. 

Meskipun di tengah kekecewaan akibat kembalinya isu identitas pada pemilu 2017, nasionalisme dari politkus dan tokoh komunitas Tionghoa tidak luntur, justru akan semakin tinggi.

Johanes menganggap bahwasannya masih terdapat beberapa tantangan yang perlu dihadapi baik oleh para politikus maupun masyarakat Tionghoa secara keseluruhan. Di antaranya masih terdapat kurangnya kepercayaan terhadap mereka. "Diperkirakan mereka masih mempunyai kesetiaan pada Beijing," tuturnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun