Mohon tunggu...
MAYA NOVITASARI
MAYA NOVITASARI Mohon Tunggu... Guru - GURU PEMULA

Seorang istri, seorang ibu, seorang guru yang ingin selalu berdedikasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Penting Evaluasi dalam Pendidikan Karakter

7 Oktober 2022   22:00 Diperbarui: 7 Oktober 2022   21:59 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 OPINI PENDIDIKAN

 

PERAN PENTING EVALUASI DALAM PENDIDIKAN KARAKTER

 

Dibuat Oleh :

MAYA NOVITASARI

   Mahasiswi Magister Teknologi Pendidikan Universitas Sriwijaya

(mayamade8581@gmail.com)

Evaluasi adalah kegiatan terencana yang mengukur, menilai, dan keberhasilan suatu program. Evaluasi merupakan cara terbaik untuk memeriksa efisiensi dan produktivitas, termasuk pengukuran dan evaluasi. Asesmen adalah proses menilai pertumbuhan seorang siswa dalam proses belajar mengajar. Setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda mulai dari cepat, sedang dan lambat. Sebelum audit, perlu untuk mempertimbangkan prinsip-prinsip penilaian, manfaat dari penilaian, kondisi yang akan dilakukan, dan tujuan penilaian. Namun, saat ini guru kurang memperhatikannya dan banyak guru yang memanipulasi nilai siswa. Akibat dari guru yang melakukan manipulasi nilai akan berdampak negatif bagi siswa.

Kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris, 'evaluation' yang memiliki berarti penilaian atau penaksiran. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, evaluasi juga mempunyai arti yang sama, yakni penilaian.

Berikut pengertian evaluasi menurut para ahli.

1. Fruchey (1973:5) mengatakan bahwa evaluasi adalah proses kegiatan berangkai mulai dari pengumpulan informasi, penetapan kriteria, membentuk penilaian dan menarik kesimpulan serta mengambil keputusan pelaksanaan informasi.

2. Norman E. Gronlund (1976)evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk dapat menentukan atau juga membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran itu sudah dicapai siswa.

3. William A. Mehrens dan Irlin J. Lehmann (1978) berpendapat, pengertian evaluasi merupakan suatu proses merencanakan, memperoleh, serta juga menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk dapat membuat alternatif-alternatif keputusan.

4. Menurut Roijakkers (1988:115), evaluasi adalah suatu kegiatan yang pada tahap tertentu seseorang dipaksa berpikir sendiri secara kreatif untuk memecahkan masalah, menemukan hal-hal baru, dan menjadi yang paling baru.

5. Menurut Abdul Basir (1996), arti evaluasi merupakan suatu proses pengumpulan data yang deskriptif, informative, prediktif, dilaksanakan dengan secara sistematik serta juga bertahap untuk dapat menentukan kebijaksanaan dalam usaha memperbaiki pendidikan.

6. Suharsimi Arikunto (2003) menjelaskan, evaluasi merupakan serangkaian kegiatan atau aktivitas yang bertujuan untuk dapat mengukur tingkat keberhasilan pada suatu program pendidikan.

7. Diungkapkan oleh Djemari Mardapi (2008), evaluasi adalah salah satu rangkaian kegiatan dalam meningkatkan kualitas, serta kinerja atau produktivitas suatu satuan lembaga dalam melaksanakan suatu program.

8. Menurut Miller (2008), evaluasi adalah penilaian kualitatif yang menggunakan hasil pengukuran dari tes dan informasi penilaian untuk menentukan nilai.

9. Menurut Wiersma dan Jurs sebagaimana dikutip oleh Aunurrahman dalam buku Belajar dan Pembelajaran (2013), evaluasi adalah suatu proses yang mencakup pengukuran dan mungkin juga testing, yang juga berisi pengambilan keputusan nilai.

Kedudukan evaluasi dalam pembelajaran adalah untuk mengetahuinya, kita dapat merujuk pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 57 ayat 1 yang menyatakan bahwa "evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak berkepentingan, di antaranya terhadap peserta didik, lembaga dan program pendidikan".

Berikut adalah beberapa pendapat ahli mengenai pengertian evaluasi pembelajaran.

Arikunto

Evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan dapat tercapai (Arikunto, 2016, hlm. 3).

Rina Febriana

Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi, dalam menilai (assessment) keputusan yang dibuat untuk merancang suatu sistem pembelajaran (Febriana, 2019, hlm. 1).

Zainal Arifin

Menurut Arifin (2017, hlm. 2) evaluasi adalah suatu komponen penting dan tahap yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan pembelajaran.

Ralph Tyler

Tyler dalam Arikunto (2016, hlm. 3) mendefinisikan bahwa evaluasi pembelajaran merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menemukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai.

Norman E. Gronlund

Menurut Gronlund (1976) dalam (Purwanto, 2013, hlm. 3) evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa.

Wringth

Wringht dkk berpendapat evaluasi pendidikan adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa ke arah tujuan-tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan di dalam kurikulum (Wringth dkk dalam Purwanto, 2013, hlm. 3).

Tujuan Evaluasi adalah

  • Menentukan titik awal suatu program.
  • Menunjukkan seberapa jauh kemajuan yang diperoleh akibat pelaksanaan program.
  • Menunjukkan apakah program sesuai atau tidak.
  • Menunjukkan efektivitas program.
  • Membantu menemukan titik lemah pelaksanaan program.
  • Sebagai arah keterampilan dan kerja sama dengan potensi sekitar.
  • Membuktikan sistematika perencanaan.
  • Memberikan kepuasan perencanaan, pelaksana dan penilai.

Pendapat lain oleh Margono Slamet (1978) mengatakan bahwa tujuan evaluasi adalah: Memberikan gambaran dan mempengaruhi proses perubahan perilaku. Dapat digunakan untuk menentukan sejauh mana metode penyuluhan telah diterapkan dan hasil yang didapat. Hasil evaluasi digunakan untuk menyesuaikan pelaksanaan program selanjutnya. Lebih lanjut, Nurkancana (1983) secara rinci mengungkapkan tujuan evaluasi sebagai berikut. Mengetahui kesiagaan sasaran. Mengetahui seberapa jauh proses pelaksanaan. Mengetahui apakah bahan pelajaran yang diberikan dapat dilanjutkan atau diulangi. Untuk mengetahui kemajuan anak didik. Membandingkan apakah prestasi yang telah dicapai sesuai dengan kapasitas atau belum. Dapat informasi kecocokan bahan dan metode. Menafsirkan kesiapan anak didik sebagai bagian output program di masyarakat. Mengetahui efisiensi dan efektifitas program yang dilaksanakan.

 

Peran Penting Evaluasi dalam Pendidikan Karakter

Evaluasi dalam pendidikan karakter dilakukan untuk mengukur apakah seorang anak telah memiliki satu atau sekelompok kepribadian yang ditentukan sekolah dalam jangka waktu tertentu. Oleh karena itu, esensi penilaian dalam konteks pendidikan karakter adalah membandingkan perilaku anak dengan standar (indeks) kepribadian yang ditetapkan oleh guru dan/atau sekolah.

Proses membandingkan perilaku anak dengan indikator kepribadian dilakukan melalui proses pengukuran. Pengukuran dapat dilakukan dengan tes tertentu atau tidak dengan tes (tanpa tes). Tujuan Evaluasi pendidikan karakter adalah:

  • Mengetahui kemajuan hasil belajar dalam bentuk kepemilikan sejumlah indikator karakter tertentu pada anak dalam kurun waktu tertentu;
  • Mengetahui kekurangan dan kelebihan desain pembelajaran yang dibuat oleh guru; dan
  • Mengetahui tingkat efektivitas proses pembelajaran yang dialami oleh anak, baik pada setting kelas, sekolah, maupun rumah.

Dapat dipahami bahwa Evaluasi Pendidikan karakter tidak terbatas pada pengalaman kelas anak tetapi juga mencakup pengalaman anak di sekolah dan di rumah. Tentu saja hal ini terbatas pada pengalaman belajar anak yang dirancang khusus oleh guru. Dalam hal ini, desain rencana pembelajaran oleh guru justru membentuk pengalaman belajar anak di rumah. Artinya evaluasi terhadap pembelajaran anak di rumah tidak akan dilakukan jika guru tidak dirancang untuk pembelajaran anak di rumah.

Terdapat beberapa tahapan untuk mendeskripsikan indikator kepribadian, karena diketahui bahwa kepribadian merupakan kepribadian seseorang yang perlu dikembangkan melalui proses pendidikan, maka pendidik perlu memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang hakikat suatu karakter, bagaimana kondisi pertumbuhan dan perkembangannya, serta cara-caranya. untuk mengevaluasinya.

Untuk menggambarkan karakter, seseorang harus mempelajari isi karakter. Misalnya, kepribadian yang ingin dikembangkan oleh sekolah/orang tua adalah "kepribadian unggul". Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mendefinisikan atau memberi makna tertentu terhadap apa yang dimaksud dengan "kepribadian yang lebih tinggi". Semakin jelas makna yang terkandung dalam karakter, semakin mudah untuk menggambarkan indikatornya. tahap kedua adalah mengelaborasi konten bermakna yang terkandung dalam karakter melalui hierarki perilaku. Misalnya, kita mendeskripsikan karakter menggunakan format T. Lickona, yaitu pengetahuan moral, perasaan moral, dan tindakan moral, atau menggunakan hierarki perilaku moral.vi dikembangkan oleh Bloom, yaitu hierarki kognitif, afektif, dan psikologis, atau hierarki lainnya.

Setelah merefleksikan karakter dalam hierarki perilaku, tahap ketiga adalah mengembangkan indikator pencapaian akademik yang perlu dikuasai anak di seluruh tahap perkembangannya. Perlu dicatat bahwa yang disebut kompetensi mencakup sesuatu yang utuh, termasuk kreativitas, preferensi dan niat atau pengetahuan tentang sensasi dan tindakan termasuk persepsi, perasaan dan mentalitas. Pencarian indikator esensial harus dilakukan melalui komunikasi dengan pihak sekolah (direksi dan guru) dengan pemangku kepentingan (dewan sekolah dan orang tua siswa), terutama orang tua.

Jika tahap ketiga selesai, langkah keempat adalah menggambarkan statistik karakter ke statistik evaluasi. Rating merupakan rumusan skor perilaku yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk menilai kinerja seorang karakter.

Penilaian karakter dimaksudkan untuk mendeteksi karakter yang terbentuk dalam diri peserta didik melalui pembelajaran yang telah diikutinya. Pembentukan karakter memang tidak bisa terbentuk dalam waktu singkat, akan tetapi indikator perilaku dapat dideteksi secara dini oleh setiap guru.

Alat evaluasi yang dapat digunakan antara lain:

  • evaluasi diri oleh anak,
  • penilaian teman,
  • catatan anekdot guru,
  • catatan anekdot orang tua,
  • catatan perkembangan aktivitas anak (psikolog),
  • lembar observasi guru,
  • lembar kerja siswa (LKS), dan lain-lain.

Dalam pelaksanaan pendidikan karakter, guru merupakan faktor penting dalam pelaksanaan pendidikan karakter. Ruang kelas merupakan dasar utama untuk menilai pendidikan karakter. Di dalam kelas, guru akan memimpin proses pembelajaran untuk menilai dalam pembelajaran. Penilaian pembentukan kepribadian akan dilakukan di dalam kelas melalui pengamatan terhadap perilaku siswa, baik antar siswa maupun dengan guru.

Sekolah merupakan sarana penilaian pendidikan karakter kedua, dimana siswa di sekolah tersebut akan berinteraksi dengan teman sebayanya, guru lain (termasuk kepala sekolah dan asisten kepala sekolah), pustakawan, asisten kelas, dan lain-lain, peneliti, administrator sekolah dan penjaga sekolah. Pada setting kedua ini, siswa akan berhadapan dengan semua anggota sekolah dalam jumlah yang lebih banyak daripada setting utama (di dalam kelas). Guru akan mengamati bagaimana siswa berinteraksi dengan masyarakat sekolah dan melakukan penilaian berdasarkan aspek kepribadian siswa.

Dasar terakhir penilaian pendidikan karakter adalah di rumah, dimana penilaian kepribadian di rumah akan melibatkan siswa, orang tuanya (jika ada) atau wali, saudara laki-laki, saudara perempuan (opsional). Dalam kerangka ini, guru dapat melakukan kunjungan rumah untuk mengamati atau mewawancarai (interview) orang tua siswa.

Dapat disimpulkan bahwa guru sebagai manajer pembelajaran harus mengambil strategi dan tindakan perbaikan apabila terdapat kesenjangan antara proses pembelajaran yang terjadi secara faktual dengan yang telah direncanakan dalam program pembelajaran. Evaluasi merupakan salah satu aspek penting dalam pembelajaran agar sebagian besar peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal, karena banyaknya peserta didik yang mendapat nilai rendah atau di bawah standar akan mempengaruhi efektivitas pembelajaran secara keseluruhan. Oleh karena itu, suatu karakter tidak dapat dinilai dalam suatu waktu (one shot evaluation), tetapi harus diobservasi dan diidentifikasi secara terus-menerus dalam keseharian anak, baik di kelas, sekolah, maupun rumah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun