Wah, judulnya terkesan ambigu ya? Tentu saja karyawan kita itu sebagian besar adalah manusia. Kalaupun ada, misalnya anjing pelacak atau hewan lain, tentu kita tidak menyebutnya sebagai "karyawan". Bukan begitu? Ini artinya, sebenarnya kita semua sudah paham, bahwa karyawan kita adalah manusia. Tapi apakah kita sudah memperlakukan mereka selayaknya sebagai manusia? Jangan-jangan kita khilaf sering menjadikan karyawan sebagai sapi perah saja. Nah lo!
1. Manusia butuh uang untuk bertahan hidup
Oke, ini memang tidak mutlak. Tapi mereka bekerja pada kita salah satunya adalah untuk mencari uang. Persetan dengan pengalaman, networking, ilmu dan hal klise lainnya. Uang memang bukan segalanya. Bisa saja manusia bekerja dengan sukarela. Tapi tengoklah sikap kita selama ini. Bos yang galak, suka memerintah seenaknya, sering menimpakan deadline, menuntut karyawan bisa segala hal, dan sikap arogan lainnya... ada yang mau bekerja sukarela untuk kepentingan orang kayak begitu?Â
Sadarlah bahwa karyawan kita selama ini bertahan ya karena mereka masih butuh uang dari kita. Ketika mereka menemukan sumber pemberi uang yang lain, bisa saja mereka akan meninggalkan kita. Oleh karena itu, penuhi hak-hak karyawan yang berupa uang. Adil seadil-adilnya. Jangan jumawa jika karyawan bersedia digaji tidak manusiawi, hati-hati dengan doa yang dirapalnya setiap akan terlelap.
2. Manusia butuh pengakuan dan dihargai
Pengakuan apa? Ketika kita salah, mengakulah. Ketika karyawan membuat prestasi sekecil apapun, berilah apresiasi. Jika karyawan mengemukakan ide, hargailah. Kadang karyawan itu menyampaikan sesuatu hanya ingin diakui keberadaannya. Tidak perlu kita menuruti semua permintaan mereka, namun kita perlu untuk selalu menghargai pendapatnya.
Menghargai ide dan gagasan  berarti kita mendengarkan ide, opini, dan nasehat mereka dengan pikiran terbuka. Bahkan jika kita tidak setuju dengan mereka, dengarkan apa yang mereka pikirkan dan mereka pedulikan. Menghargai adalah cara mengekspresikan perasaan kita terhadap orang lain secara tidak langsung. Tindakan tersebut merupakan bentuk komunikasi nonlisan yang dapat membangun hubungan yang kokoh antara pengusaha dengan karyawannya.
3. Manusia punya kehidupan pribadi
Jangan mentang-mentang mereka karyawan kita lalu kita merasa punya hak mengatur semua kehidupannya. Selain di kantor, karyawan punya kehidupan pribadi yang tidak sepatutnya kita usik. Kita semua dididik dengan cara berbeda dan memiliki masa lalu yang berlainan.
Semua itu sangat mempengaruhi pola pikir saat ini. Hal yang kita anggap tidak penting, boleh jadi sangat penting bagi karyawan kita. Setiap manusia dewasa seyogyanya tahu persis apa yang dilakukannya dan berani dengan segala akibatnya. Jadi ketika karyawan kita memutuskan untuk melakukan sesuatu di kehidupan pribadinya, kita tidak perlu melontarkan komentar negatif yang dapat mengusiknya.
4. Manusia butuh istirahat
Sering kali terdengar kalimat, "aku manusia butuh istirahat, bukan mesin atau robot yang bisa bekerja terus menerus." Hey! Mesin atau robot pun kalau dipaksa bekerja terus-menerus akan rusak! Manusia itu lemah. Sekuat apapun, tetap saja lemah. Manusia butuh istirahat. Sudah banyak penelitian membuktikan betapa berpengaruhnya istirahat terhadap produktifitas. Itulah alasannya ada peraturan khusus mengenai jam kerja, jam istirahat, hari libur, dan cuti.
Semua peraturan itu dibuat untuk kepentingan pengusaha dan pekerja. Jadi untuk yang bekerja pada jam kantor, ingatkan karyawan anda makan siang jam 12. Tidur siang 15 menit untuk kesehatan dan produktifitas. Jangan sampai ada karyawan kita yang telat makan. Jangan sampai ada karyawan yang lembur terus. Lebih baik rekrut karyawan baru daripada menyuruh karyawan kita lembur terus-menerus.
Pastikan karyawan kita libur dengan rutin dan memanfaatkan cutinya dengan baik. Jangan sampai ada kisah kelam cuti karyawan hangus. Jatah cuti karyawan yang sampai hangus karena terlalu banyaknya pekerjaan yang tidak dapat ditinggalkan merupakan indikasi tidak becusnya manajemen dalam mengurus perusahaan.
5. Manusia butuh sahabat
Sebagian besar waktu dalam satu hari kita habiskan untuk bekerja. Otomatis kita akan sering sekali berinteraksi dengan rekan kerja dan klien. Pastikan karyawan kita memiliki hubungan yang baik satu sama lain. Fasilitasi keakraban antar karyawan agar tercipta suasana kerja penuh kekeluargaan. Jika ada yang berselisih, tugas atasanlah untuk menjadi juru damai. Jika ada satu karyawan yang bermasalah, tugas atasanlah untuk melindungi karyawan lainnya agar tidak ikut terbawa masalah. Pastikan kita sebagai pengusaha maupun atasan, dapat menjadi sahabat yang setia bagi karyawan.
6. Manusia butuh rasa aman
Salah satu bentuk menjaga dari rasa aman ini adalah asuransi kesehatan. Bagaimanapun serangan penyakit siapa yang dapat memprediksi. Karyawan merasa aman jika mengetahui dengan pasti bahwa ketika sakit, ada pihak yang akan menjamin biaya pengobatannya tanpa syarat bertele-tele. Ketika kita cuma mampu membayar premi asuransi yang diwajibkan pemerintah dengan segala keterbatasannya, ya kita harus maklum jika kemudian karyawan kita bolak-balik ijin tidak masuk untuk mengurus pengobatannya.
Yuk, kita cek lagi. Sudahkah kita memenuhi semua kebutuhan karyawan. Kita semua perlu belajar terus tentang cara memanusiakan manusia. Silakan tambahkan poin lain di kolom komentar ya :)
Solo, 10 Februari 2017
Maya Nirmala Sari
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H