Mohon tunggu...
Mayang Noviani
Mayang Noviani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Akuntansi Syariah UIN Raden Intan Lampung

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Selanjutnya

Tutup

Financial

Dampak Covid-19 terhadap Pasar Modal serta Pengaruhnya terhadap IHSG

14 Mei 2020   09:06 Diperbarui: 14 Mei 2020   09:16 958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Salah satu upaya mitigasi risiko virus Corona, BI turunkan rasio Giro Wajib Minimum (GWM) valuta asing menjadi 4% dari yang semula 8%. Karena penurunan IHSG yang terjadi secara terus menerus, OJK keluarkan kebijakan buyback saham tanpa persetujuan RUPS sebagai upaya pemberian stimulus perekonomian dan mengurangi dampak pasar yang berfluktuasi secara signifikan. 

Kondisi perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia sejak awal tahun 2020 hingga 9 Maret 2020 terus mengalami tekanan signifikan yang diindikasi dari penurunan IHSG sebesar 18,46%. 

Pada penutupan perdagangan (9/3/2020), IHSG terjun bebas hingga 6,58%, telah menyentuh posisi terendahnya sejak 2008. Pada penutupan perdagangan saham senin (23/3/2020), IHSG ditutup anjlok 205,42 poin atau 4,9% ke level 3.989,51.

Untuk mengantisipasi tekanan dari lantai bursa terhadap IHSG, BEI mengubah batasan auto rejection di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dilakukan dalam rangka mengupayakan terlaksananya perdagangan efek yang teratur, wajar dan efisien. 

Selain itu, untuk mengupayakan terlaksananya perdagangan efek yang teratur, wajar dan efisien, BEI menerapkan aturan baru mengenai Trading Halt 30 menit jika IHSG turun tajam diatas 5%. Trading halt pertama kali dalam sejarah pasar modal Indonesia berlangsung pada Kamis (12/3/2020) dan telah terjadi lima kali sejak saat itu. 

Akibat terus melambatnya pasar modal, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) siapkan 3 skenario realisasi investasi. Selain itu OJK dan SRO mengeluarkan 9 stimulus untuk menyelamatkan pasar modal.

Tidak hanya Bursa Indonesia, seperti Bursa Asia dan Wall Street pun mengalami penurunan tajam. Seperti Filipina, setelah Presiden Filipina  melakukan lockdown di Manila selama sebulan penuh, Filipina menutup perdagangan bursa saham mereka hingga waktu yang belum ditentukan dan berlaku juga untuk pasar saham, obligasi dan juga mata uang. Kinerja bursa saham Filipina menjadi salah satu yang terburuk di Asia setelah turun lebih dari 30% sejak awal tahun akibat wabah COVID-19.

Kenapa di Indonesia tidak menutup lantai bursa?. Penutupan lantai bursa hanya akan menyebabkan kepanikan pasar. Pembatasan seperti itu tidak disukai oleh investor karena pergerakan modal tertahan. Keadaan pasar saat bursa kembali buka ditentukan oleh kondisi global. Hal itu dapat menyebabkan aksi jual besar-besaran jika perlambatan ekonomi berlanjut atau rebound tajam jika ada pemulihan global.

Dengan dikeluarkannya kebijakan-kebijakan sebagai stimulus pasar modal Indonesia, akhirnya IHSG mengalami kenaikan. Pada penutupan akhir pekan Jumat (17/4/2020) IHSG ditutup menguat 154,21 poin atau 3,44% ke 4.634,82 atau 4.635. tercatat 262 saham menguat, 132 saham melemah dan 131 saham stagnan di akhir sesi II. Transaksi perdagangan mencapai Rp.7,29 triliun dari 8,66 miliar lembar saham yang diperdagangkan.

Referensi : www.idxchannel.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun