Mohon tunggu...
Mayang Agil Ladensi
Mayang Agil Ladensi Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswi

Teknologi Pangan UPN Jatim

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

How Food Become Unsafe

1 Desember 2021   09:00 Diperbarui: 1 Desember 2021   09:04 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

How Food Become Unsafe

Faishal Hakim Satyagraha, Dedin Finatsiyatull Rosida*, Devia Patsa Indriana, Mayang Agil Ladensi, Salmaa Nasywaa

Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Teknik

UPN “Veteran” Jawa Timur

*Email : dedinbahrudin@gmail.com


Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi. Membiarkan makanan tetap pada suhu yang salah memungkinkan patogen tumbuh, sehingga makanan dapat dengan mudah terkontaminasi. Mengamati riwayat suhu selama persiapan, penanganan, pengiriman dan penyimpanan makanan adalah cara paling sederhana untuk mencegah kejadian keracunan makanan dengan mengurangi jumlah pertumbuhan mikroba. Kata suhu yang disalahgunakan dapat didefinisikan sebagai membiarkan makanan tetap berada pada zona bahaya suhu yaitu antara 5 oC – 7 oC untuk jangka waktu yang tidak dapat diterima.

Kebersihan pribadi menentukan kualitas kesehatan makanan yang diproses. Pekerja makanan merupakan salah satu sumber pencemar penyakit karena kebersihan penjamah diperlukan untuk mencegah terjadinya pencemar tersebut. Personal hygiene yang buruk merupakan faktor terbesar penyebab kontaminasi makanan, karena dapat memindahkan patogen dari tubuh ke makanan. 

Peralatan dan fasilitas daur ulang dan pembuangan limbah yang tidak memadai menyebabkan akumulasi makanan yang rusak dan terkontaminasi. Hal ini menyebabkan peningkatan populasi hama dan serangga yang dapat mengakibatkan risiko kontaminasi dan pembusukan makanan. Kondisi sanitasi yang buruk di area tempat makanan diproses dan disiapkan berkontribusi pada penyimpanan dan transportasi makanan yang buruk serta penjualan makanan yang tidak higienis.

Kontaminasi makanan berasal dari kontaminasi fisik, kimia dan biologi. Kontaminasi fisik terjadi ketika ada benda asing dari luar masuk kedalam makanan, kontaminasi ini seperti adanya duri ikan, batang atau biji buah, potongan rambut, pecahan kaca, serpihan logam, dan lain sebagainya. Kontaminasi ini dapat terjadi pada saat proses pengolahan makanan.

 Kontaminasi ini dapat dicegah dengan melakukan inspeksi lanjutan pada saat proses pra-produksi makanan. Kontaminasi kimia adalah kontaminasi yang disebabkan oleh bahan – bahan kimia yang digunakan pada alat/atau produksi makanan, seperti pembersih, pestisida, sanitizer, dan pelumas mesin. Kontaminasi ini dapat menyebabkan foodborne illneses jika manusia mengonsumsi makanan yang terkontaminasi kimia. Sebagian besar bahan kimia terdapat pada bahan mentah pada awal proses produksi makanan dikarenakan kontaminasi di lingkungan luar. 

Kontaminasi kimia pada makanan sebagian besar akibat dari penggunaan pembersih yang berlebihan. Penggunaan sanitizer yang melebihi batas yang diizinkan akan meninggalkan residu pada makanan, bahkan pada buah dan sayur yang diolah minim, oleh karena itu harus memastikan agar residu kimia pada makanan harus hilang sepenuhnya untuk menentukan ada atau tidaknya kontaminasi.

Kontaminasi Biologi dapat disebabkan oleh serangga, hewan hidup ataupun mati atau mikroorganisme. Sebagian besar kontaminasi biologi disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteria, parasit dan jamur yang dapat merusak pangan dengan proses metabolismenya atau menghasilkan toksin yang berbahaya bagi kesehatan. Contoh dari kontaminasi biologi yaitu timbulnya bau dan rasa tengik pada daging yang telah terkontaminasi dengan galur(strain) lipolitik dari bakteri Pseudomonas dan Achromobacter. 

Bakteri-bakteri tersebut dapat mensekresi enzim lipase yang akan mendegradasi lemas menghasilkan berbagai aldehida dan asam organik yang menyebabkan bau tengik pada daging. Tindakan pencegahan kontaminasi makanan dapat dilakukan dengan cara: 1) mengontrol waktu dan suhu. 2) Mencegah kontaminasi silang dengan mengikuti prosedur dengan benar. 3) menerapkan kebersihan diri 4) Pembersihan dan sanitasi yang tepat.

Reference

AlZabbi, Shamma Ebrahim and Munawwar Ali Khan. 2017. A Study on Foodborne Bacterial Cross-contamination During Fresh Chicken Preparation.  Arab Journal of Nutrition and Exercise, 2(1): 128-138

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun