Mohon tunggu...
Mayang
Mayang Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Strategi dan Resiko Dalam Membangun Startup

14 Juli 2015   14:32 Diperbarui: 14 Juli 2015   14:32 751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

Setiap hari adalah suatu petualangan, dan masalah akan seringkali muncul dengan cepat. Tidak peduli apakah anda seorang desainer suatu aplikasi yang hebat atau programmer yang handal, anda akan menemukan banyak pertanyaan selama perjalanan anda untuk membangun sebuah startup. Strategi penjualan merupakan tonggak usaha sebuah bisnis. Dengan adanya penjualan yang baik, bisnis dapat terus berjalan dan mencapai fase berkembang. Mempunyai produk orisinil merupakan prioritas untuk sebuah startup agar bisa berkompetisi.

Memulai sebuah bisnis tidak akan pernah menjadi menarik ketika tidak ada tantangan dan resiko yang harus dihadapi oleh pemilik bisnis. Terutama pada sebuah bisnis baru atau startup yang baru saja memulai mendirikan bisnis mereka. Ada banyak resiko dan strategi bisnis yang harus diketahui dan dihadapi oleh masing – masing pemilik startup dalam menjalankan bisnisnya.
              

Berikut ini adalah beberapa strategi dan resiko dalam membangun startup :

Strategi:

1. Membangun momentum

Misalkan saya telah mencoba meluncurkan produk XYZ. Saya ingin semuanya menjadi sempurna sebelum saya memperkenalkannya kepada orang-orang dan melihat traction-nya. Meluncurkan suatu perusahaan adalah sesuatu yang membanggakan, tapi itu sulit dan membutuhkan waktu yang lebih lama dari yang anda bayangkan sebelumnya. Jadi cobalah luncurkan produk anda secepat mungkin setelah produk anda cukup solid di pasar.

 

2. Rencanakan semuanya

 

Berikut ini adalah 8 tips yang digunakan Mailburn untuk mempromosikan layanan kami:

 1. Jual solusi anda sebelum anda membuatnya. Memiliki customer yang menginginkan produk anda akan memotivasi anda, tim dan ini menandakan bahwa anda berada di jalan yang benar.

 2. Memiliki strategi content marketing. Posting ke jejaring sosial dan blog anda, berbulan-bulan sebelum anda akan meluncurkannya.

 3. Hubungi media dan blog untuk memberitahukan materi eksklusif tentang peluncuran ataupun produk anda. Dengan melakukan ini anda bisa memiliki kesempatan untuk diliput oleh media tentang produk anda.

 4. Minta teman untuk membantu anda. Alangkah senangnya memiliki koneksi yang banyak, dan teman anda pasti selalu ingin membantu projek impian anda. Walaupun founder tidak pernah bergantung kepada orang lain, teman tetap menjadi aset yang seharusnya tidak pernah anda lupakan.

 5. Mulai dari yang kecil dan luncurkan secepat mungkin. Buat satu fitur utama yang membedakan anda dengan pesaing dan tambahkan sedikit perbaikan. Minta feedback dari user pertama anda dan lakukan iterasi.

 6. Jangan pernah berhenti dan rencanakan semuanya. Buat strategi peluncuran dengan pencapaian yang spesifik beserta deadline-nya. Bekerja tanpa rencana atau skedul tidak akan membawa anda kemanapun.

 7. Cari penasihat yang akan me-review rencana anda dan mengukur progress anda.

 8. Dan yang paling penting. Jangan takut gagal. Jangan pernah berhenti bekerja keras. Jangan menyerah ketika anda terjatuh.

 

 

Resiko:

1. Resiko produk

Meluncurkan sebuah startup bukan hanya tentang apa dan bagaimana Anda mendapatkan keuntungan di awal mendirikan bisnis, tapi yang paling penting adalah apa yang akan Anda luncurkan. Putuskan terlebih dahulu apa yang ingin Anda jual. Ini berkaitan dengan kebutuhan dan permintaan pasar dengan kemampuan Anda sebagai seorang pengusaha dalam memenuhinya. Anda juga harus memiliki kemampuan untuk menjelaskan kepada pasar tentang bagaimana produk yang Anda jual dapat menjadi solusi bagi permasalahan yang ada di masyarakat. Dengan begitu Anda akan lebih mudah dalam mengajak orang untuk bekerjasama menciptakan produk Anda.

 

Tidak menutup kemungkinan penciptaan produk ini menjadi salah satu resiko awal pendirian sebuah startup. Bagaimana tidak, ketika banyak ide yang muncul, tidak semua bisa diaplikasikan menjadi produk yang layak jual. Itu sebabnya sebuah startup harus bisa memunculkan suatu inovasi yang bukan hanya menghasilkan keuntungan bagi dirinya sendiri, yang lebih penting harus bisa menjadi solusi bagi permasalahan di masyarakat.

 

 2. Resiko pasar

Setelah Anda tahu apa yang akan startup Anda luncurkan dan jual, Anda harus tahu kemana Anda menjualnya. Pasar menjadi kebutuhan yang penting untuk Anda menjual produk yang diciptakan. Anda harus melakukan penelitian atau riset terhadap pasar yang Anda tuju. Tujuannya adalah jelas untuk menemukan dan menentukan pasar yang cocok untuk produk yang Anda ciptakan. Tapi tidak semua pengusaha mampu mengidentifikasi pasar mereka dengan tepat. Baik dari segi jenis pasar, waktu peluncuran dan penjualan, dan lain sebagainya. Resiko pasar ini juga bisa terjadi saat pengusaha terlalu terburu – buru masuk ke pasar mereka, sedangkan dari segi produk dan management belum siap.

 3. Resiko modal

Jika Anda memiliki banyak uang untuk dijadikan modal dalam membangun sebuah startup, tentu masalah modal atau keuangan untuk bisnis Anda tidak menjadi masalah. Namun jika tidak, maka Anda bisa meminjam uang untuk dijadikan modal bisnis Anda. Dengan beberapa aturan dan juga perkiraan resiko, Anda harus benar – benar memperhatikan penggunaan modal tersebut. Saat awal merencanakan peluncuran sebuah startup, tidak jarang seorang pebisnis akan mengeluarkan banyak biaya untuk memenuhi kebutuhan startup mereka. Sebelum produk dijual dan mendapatkan keuntungan, modal sudah menipis atau bahkan kurang. Dan ini menjadi resiko yang harus diwaspadai oleh seorang pebisnis.

 4. Resiko team

Startup bukan tentang masalah produk dan cara memproduksi, tapi lebih kepada kolaborasi yang ada didalam ataupun luar startup tersebut. Sebuah startup akan memiliki pondasi bisnis yang kuat, jika mereka memiliki team yang solid dan mampu berkolaborasi dengan baik. Namun tidak jarang awal pendirian startup akan terganjal masalah team. Karena terkadang saat seseorang berambisi membangun sebuah startup, ia lupa dengan konsep kolaborasi team. Ia sibuk dengan idenya sendiri, dan berusaha mendirikan sendiri. Semua dilakukannya sendiri, dengan tujuan untuk bisa lebih mengenal bisnisnya dan mendapatkan keuntungan lebih. Namun itu salah. Startup adalah tentang sebuah kolaborasi.

Tidak ada startup yang berhasil tanpa adanya sebuah team. Dan penting bagi team untuk bisa bekerjasama dengan baik dan menghilangkan ego masing – masing untuk bisa mencapai tujuan yang sama.

 5. Resiko eksekusi

Dalam awal munculnya sebuah bisnis tentu akan banyak ide yang muncul dari setiap anggota team di startup tersebut. Namun banyaknya ide ini tidak membuat startup mudah dalam mengeksekusinya. Karena banyaknya ide dan pendapat harus diimbangi dengan kekompakan dan ketegasan pemimpin. Resiko eksekusi bisa juga muncul dari kesalahan produksi sebuah produk di dalam startup tersebut. Ini bisa disebabkan karena kurangnya pengetahuan tentang mengeksekusi atau memproduksi sebuah produk yang akan dijual.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun