Robet tidak mempedulikan teriakan Inah. Robet terus memeluk dan bernyanyi. Robet mulai merasakan aneh, desiran birahinya bangkit bersentuhan dengan Inah.
Robet menjatuhkan tubuh Inah di atas ranjang mewah. Robet sangat bernafsu memburu Inah dengan ciuman. Inah terus berontak tapi Robet terus mencumbunya.
"Sayang, diamlah... sebentar lagi kita akan menikah, love you... Misca," bisik Robet.
Inah menangis dalam pelukan Robet. Inah tidak kuasa karena tenaga Robet begitu kuat mencengkeram kedua tangannya.
Robet sangat buas menciumi Inah. Robet tidak sadar bahwa malam itu yang dicumbunya adalah Inah. Malam itu malam yang tragis buat Inah. Robet sudah memperkosanya.
***
     Tidak ada yang bisa dilakukan Inah selain menangis disisi Robet yang tertidur di atas ranjangnya. Inah memakai baju dan lari ke kamarnya.
     Inah mulai berpikir akan keluar dari pekerjaan, tapi Inah sangat takut jika harus keluar dari pekerjaannya. Ayahnya sedang sakit keras dan membutuhkan uang yang banyak untuk pengobatannya. Inah tidak tega jika ibunya harus menanggung biaya pengobatan ayahnya sendirian.
     Inah berusaha melupakan kejadian kalau Robet sudah memperkosanya. Saat Inah diperintah ibunya Robet untuk membangunkan dari tidurnya, tubuh Inah gemetar.
      Inah masuk dengan langkah yang sangat pelan. Rasa jijik dan muak ditahan Inah melihat Robet.
     "Tuan... bangun Tuan... " panggil Inah.
     Robet menggeliat, matanya mencari sesuatu di sekitar kamar.