Latar Belakang
Anak-anak di sekolah dasar mengalami tahap perkembangan penting yang membentuk fondasi keterampilan sosial dan kognitif mereka. Anak-anak memperoleh keterampilan yang diperlukan untuk berkomunikasi dengan teman sebaya, guru, dan lingkungan sosial yang lebih luas selama periode ini, selain belajar tentang berbagai mata pelajaran akademis. Perkembangan sosial dan kognitif merupakan dua bidang yang berkaitan erat dan saling mempengaruhi.
Perkembangan kognitif meliputi kapasitas anak untuk berpikir, memahami, dan memproses informasi. Kapasitas seorang anak untuk berinteraksi dengan orang lain, memahami aturan sosial, dan membentuk hubungan yang sehat adalah bagian dari perkembangan sosial mereka. Penelitian berfokus pada hubungan antara kedua faktor ini karena anak-anak dengan kemampuan kognitif yang kuat lebih mampu bernegosiasi dalam interaksi sosial, dan interaksi sosial yang positif dapat mendorong pertumbuhan kognitif.
Guru dan orang tua harus memahami hubungan antara perkembangan sosial dan kognitif dalam lingkungan pendidikan sekolah dasar. Pengetahuan ini dapat digunakan untuk merancang lingkungan belajar yang dapat mendorong kedua bidang perkembangan tersebut.
Diskusi
Perkembangan Sosial pada Anak Sekolah Dasar
Anak-anak di sekolah dasar menunjukkan perkembangan sosial melalui peningkatan kapasitas untuk:
- Mengembangkan Hubungan Teman Sebaya: Anak-anak mulai menunjukkan ketertarikan yang lebih besar untuk menjalin hubungan dengan teman sebayanya. Mereka mendapatkan pengetahuan tentang empati, berbagi, dan kolaborasi.
- Memperoleh Pemahaman tentang Norma Sosial: Anak-anak mulai mengidentifikasi norma-norma dan harapan sosial yang relevan di lingkungan mereka.
- Menyelesaikan Konflik: Pada titik ini, kapasitas untuk menghadapi dan menyelesaikan perselisihan secara damai mulai tumbuh.
Menurut teori perkembangan psikologis Erik Erikson, anak-anak di sekolah dasar berada dalam tahap "industri vs inferioritas". Pada usia ini, anak-anak mulai bereksperimen dengan keterampilan mereka di bidang lain dan mencari persetujuan dari teman sebayanya. Mereka akan merasa kompeten jika berhasil. Sebaliknya, kegagalan dapat menyebabkan rasa rendah diri.