Mohon tunggu...
Maya Farodila
Maya Farodila Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Nama Saya Maya Farodila, Saya berasal dari kota kebumen Jawa Tengah Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kecanduan Gadget pada Balita Menghambat Tumbuh Aktif Anak

11 Juli 2024   20:30 Diperbarui: 11 Juli 2024   20:46 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di era globalisasi saat di mana kita hidup sekarang, merupakan masa di mana Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) mengalami perkembangan yang sangat pesat. Yang paling jelas adalah perkembangan alat komunikasi. Yang mulanya dulu hanya ada surat dan telepon kabel, kini telah berkembang menjadi handphone, laptop, tablet PC, i-pad dan lain sebagainya. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa sekarang teknologi telah berkembang kian pesatnya. Teknologi diciptakan untuk mempermudah urusan manusia. Berbagai macam jenis teknologi dapat kita jumpai di zaman yang modern ini. Gadget adalah salah satu contoh teknologi yang sangat populer. Dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat, semakin banyak jenis teknologi baru muncul. Jenis teknologi itu sendiri juga lebih beragam, dan berbagai jenisnya mudah diakses saat ini karena harganya bervariasi, ada yang murah dan ada yang mahal. Sesuai dengan kebutuhan ekonomi penggunanya. Dan setiap orang selalu ingin mempunyai teknologi yang semakin canggih. Barang teknologi tidak langka. Hampir semua aktifitas di bidang pendidikan, sosial-budaya, olahraga, ekonomi, dan politik selalu memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mengumpulkan informasi dan melaksanakan setiap kegiatan-kegiatannya dengan tujuan memecahkan masalah.

Sekarang ini pengguna gadget tidak kenal usia, tidak hanya berasal dari kalangan pekerja. Namun, hampir semua kalangan, termasuk anak-anak dan balita, sudah memanfaatkan gadget setiap hari. Hampir setiap orang yang memanfaatkan gadget menghabiskan banyak waktu setiap hari. Pengguna teknologi cenderung lebih ingin menguasai teknologi yang lebih baru dan tidak cepat puas dengan teknologi saat ini. Karena teknologi setiap hari selalu terbaharui. Jadi mereka ingin mempunyai dan berusaha bisa menguasai teknologi yang muncul lebih baru. Gadget memang memiliki dampak positif bagi pola pikir anak yaitu membantu anak dalam mengatur kecepatan bermainnya, mengolah strategi dalam permainan, dan membantu meningkatkan kemampuan otak kanan anak. Namun, di balik manfaatnya, hal itu juga dapat memengaruhi perkembangan anak. Jika anak-anak sering menggunakan perangkat tersebut, radiasi yang terkandung di dalamnya dapat merusak jaringan syaraf dan otak mereka. Selain itu, juga dapat menurunkan daya aktif anak dan kemampuan anak untuk berinteraksi dengan orang lain. Anak-anak menjadi kurang interaktif dan lebih suka berdiam diri di tempat mereka nyaman bersama perangkat elektronik. Akibatnya, mereka menjadi individualis dan tidak peduli terhadap sesama, baik terhadap orang tua, teman, maupun orang lain.

Istilah "gadget" berasal dari bahasa Inggris dan berarti perangkat elektronik kecil yang memiliki fungsi khusus. Dalam bahasa Indonesia, gadget disebut sebagai "acang". Salah satu hal yang membedakan gadget dengan perangkat elektronik lainnya adalah unsur "kebaruan". Artinya, perangkat terus muncul dengan menyajikan teknologi terbaru yang membuat hidup manusia lebih mudah.Gadget adalah alat yang berhubungan dengan kemajuan teknologi saat ini. Yang termasuk gadget misalnya tablet, smartphone, notebook, dan sebagainya.

            Anak usia 5-6 tahun berada pada masa emas (the golden age), karena mereka sangat ingin tahu dan tanggap terhadap lingkungannya. Ini memungkinkan mereka untuk mengembangkan potensi atau kemampuan mereka. Setiap individu anak mengalami tahapan pertumbuhan dan perkembangan dengan didukung melalui pemberian stimulus-stimulus dari lingkungan sekitarnya. Pertumbuhan d an perkembangan pada anak usia dini sangat menentukan ke arah perkembangan anak selanjutnya (Pebriana, 2017). Ada enam aspek perkembangan pada anak: nilai agama moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni. Aspek perkembangan sosial adalah salah satu yang paling berpengaruh dalam kehidupan dan interaksi dengan lingkungan.

Perkembangan sosial merupakan kemampuan berperilaku dalam berinteraksi dengan orang lain sesuai dengan aturan yang berlaku dalam lingkungan sosialnya (Hurlock E. B, 2007). Erik Erikson menyatakan bahwa anak-anak usia lima hingga enam tahun mengalami fase perkembangan di mana mereka memiliki sikap yang dapat lepas dari orang tua (percaya diri) dan dapat berinteraksi secara bebas dengan dunia luar. Peraturan Menteri Nomor 58 Tahun 2009 menetapkan bahwa anak-anak berusia 5 hingga 6 tahun memiliki Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan dalam aspek sosial, seperti berkolaborasi dengan teman, menunjukkan toleransi, mengenal tata krama dan sopan santun, memahami disiplin, peraturan, menghargai orang lain, dan menunjukkan rasa empati.

Sujiono (2013) menyatakan ciri-ciri perkembangan sosial anak usia 5-6 tahun, yaitu : (1) Menyatakan gagasan peran jenis kelamin secara kaku; (2) Memiliki teman yang baik untuk jangka waktu yang pendek; (3) Sering bertengkar dalam waktu singkat; (4) Berbagi dan mengambil giliran; (5) Ikut berpartisipasi dalam kegiatan di sekolah; (6) Mempertimbangkan setiap guru menjadi hal yang sangat penting; (7) Ingin menjadi yang nomor satu; (8) Posesif terhadap barang-barang miliknya. Aspek perkembangan sosial yang terjadi pada anak akan mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya dalam berinteraksi dengan lingkungan. Perkembangan sosial yang terjadi pada anak selalu berkaitan dengan proses belajar dalam bermasyarakat. Kualitas proses belajar bergantung dengan stimulasi yang diberikan dari lingkungannya. Proses belajar yang baik akan menentukan kemampuan anak dalam bersikap dan berperilaku sosial (Umayah, 2017).

Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap tingginya penggunaan gadget pada balita antara lain:

  • Kemudahan akses: Karena gadget menjadi lebih murah, anak-anak dapat dengan mudah mengaksesnya.
  • Kesibukan orangtua: Ketika orang tua sibuk bekerja, perangkat sering digunakan sebagai "pengasuh digital".
  • Kurangnya pengetahuan: Orang tua tidak tahu dampak negatif dari perangkat elektronik pada anak mereka.
  • Konten yang menarik: Aplikasi dan video yang dikhususkan untuk anak-anak sangat menarik.
  • Pengaruh lingkungan: Anak cenderung meniru orang dewasa yang sering menggunakan gadget dan berperilaku serupa.

Penggunaan gadget terhadap perkembangan anak memiliki efek positif dan negatif. Efek positif termasuk meningkatkan keterampilan adaptif anak, menambah pengetahuan mereka, mempermudah komunikasi, dan meningkatkan kreativitas mereka. Anak-anak yang terlalu banyak menghabiskan waktu dengan perangkat elektronik akan mengalami efek negatif. Anak-anak yang terlalu banyak menghabiskan waktu dengan perangkat elektronik akan menjadi lebih emosional dan pemberontak, dan mereka tidak akan melakukan rutinitas sehari-hari. Karena dia senang menggunakan perangkat itu, bahkan untuk makan pun harus disuap. Jika mereka tidak lagi melihat kanan kiri atau memperhatikan orang lain, bahkan tidak mau menyapa orang yang lebih tua, itu lebih mengkhawatirkan. Dampak negatif karena berlebihan dalam penggunaan gadget pada perkembangan anak yang membuat anak menjadi ketagihan atau kecanduan. Dampak negatif lainnya diantaranya adalah sebagai berikut:

Dampak Negatif Kecanduan Gadget terhadap Tumbuh Kembang Anak

Penggunaan gadget yang berlebihan dapat menghambat tumbuh aktif anak dalam berbagai aspek:

1. Perkembangan Fisik dan Motorik

  • Kurangnya aktivitas fisik: Anak-anak yang kecanduan perangkat elektronik cenderung kurang bergerak, yang membuat mereka lebih rentan terhadap obesitas dan masalah kesehatan lainnya.
  • Gangguan postur tubuh: Jika Anda menggunakan gadget dalam posisi yang salah, Anda dapat mengalami masalah pada leher dan tulang belakang.
  • Hambatan perkembangan motorik halus: Jika anak-anak terlalu sering menggunakan layar sentuh, mereka mungkin kurang berhasil dalam meningkatkan keterampilan motorik halus mereka, seperti menulis atau menggambar.
  • Masalah Penglihatan: Paparan layar digital berlebihan dapat menyebabkan kelelahan mata dan risiko miopia.

2. Perkembangan Kognitif

  • Gangguan konsentrasi: Jika anak sering menggunakan perangkat elektronik, itu dapat mengganggu kemampuan mereka untuk berkonsentrasi pada tugas yang membutuhkan waktu yang lebih lama.
  • Hambatan dalam perkembangan bahasa: Ketika anak berinteraksi dengan perangkat elektronik, mereka tidak memiliki kesempatan untuk berbicara secara langsung, yang merupakan komponen penting dalam perkembangan bahasa.
  • Penurunan kreativitas: Jika anak-anak terlalu bergantung pada konten digital, hal itu dapat mengganggu kreativitas mereka dan kemampuan mereka untuk berpikir kreatif.
  • Gagal tidur: Paparan cahaya biru dari layar perangkat dapat mengganggu produksi melatonin, yang mengganggu fungsi kognitif.

3. Perkembangan Sosial-Emosional

  • Hambatan keterampilan sosial: Kurangnya interaksi langsung dengan orang lain dapat menyebabkan orang menjadi kurang empati dan membaca bahasa tubuh.
  • Gangguan regulasi emosi: Jika anak menggunakan perangkat elektronik sebagai "penenang", itu dapat menghambat mereka untuk mengendalikan emosi mereka sendiri.
  • Risiko cyberbullying: Paparan dini media sosial dapat meningkatkan kemungkinan anak menjadi korban atau pelaku cyberbullying.
  • Ketergantungan pada stimulasi instan: Anak menjadi tidak sabar dan sulit menunda kepuasan, yang penting untuk pertumbuhan emosional yang sehat.

4. Perkembangan Sensorik

  • Hambatan Integrasi Sensorik: Anak-anak yang belum pernah bermain dengan benda-benda nyata mungkin mengalami kesulitan saat berkembangnya sistem sensorik mereka.
  • Penurunan sensitivitas taktil: Jika anak-anak sering menggunakan layar sentuh, mereka dapat menjadi kurang peka terhadap tekstur yang berbeda.
  • Gangguan keseimbangan: Perkembangan sistem vestibular, yang penting untuk keseimbangan, dapat dipengaruhi oleh kurangnya aktivitas fisik.

Strategi Mengatasi Kecanduan Gadget pada Balita

Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah dan mengatasi kecanduan gadget pada balita:

  • Batasi waktu penggunaan: Buat aturan yang jelas tentang berapa lama anak boleh menggunakan gadget setiap hari.
  • Berikan alternatif: Berikan berbagai aktivitas menarik yang tidak membutuhkan perangkat, seperti membaca buku, bermain puzzle, atau melakukan aktivitas seni.
  • Jadilah contoh: Orangtua harus mengurangi penggunaan perangkat elektronik mereka saat berada di dekat anak mereka.
  • Ciptakan zona bebas perangkat: Tetapkan bagian rumah dan waktu tertentu di mana perangkat dilarang digunakan, seperti saat makan bersama.
  • Pilih konten berkualitas: Jika anak menggunakan perangkat elektronik, pastikan kontennya berpendidikan dan sesuai usia mereka.
  • Dampingi anak: Gunakan perangkat (gadget)  bersama-sama dan bicara tentang apa yang dilihat atau dimainkan.
  • Dorong anak untuk bermain dengan teman sebaya dan keluarga untuk meningkatkan interaksi sosial.
  • Pendidikan digital: Mulai mengajarkan anak-anak tentang keamanan online dan penggunaan teknologi yang bertanggung jawab sejak dini.
  • Terapkan "earned screen time": Buat sistem di mana anak harus menyelesaikan tugas tertentu sebelum mendapatkan waktu untuk menggunakan perangkat (gadget).
  • Konsultasi ahli: Jangan ragu untuk mendapatkan bantuan profesional seperti psikolog anak jika Anda menjadi sangat kecanduan perangkat elektronik.

Peran Pemerintah dan Masyarakat

Mengatasi masalah kecanduan gadget pada balita membutuhkan upaya kolektif dari berbagai pihak:

  • Pemerintah: Membuat peraturan dan kampanye untuk mendidik anak tentang penggunaan perangkat elektronik yang aman.
  • Institusi Pendidikan: Menggabungkan pendidikan teknologi yang sehat ke dalam program PAUD.
  • Tenaga Kesehatan: Mendidik orangtua tentang dampak perangkat elektronik terhadap perkembangan anak.
  • Media: Memberikan informasi tentang pentingnya membatasi penggunaan perangkat elektronik oleh anak-anak.
  • Komunitas: Berpartisipasi dalam aktivitas yang mendorong interaksi sosial dan aktivitas fisik anak.
  • Industri teknologi: Menciptakan fitur pengendalian anak yang lebih mudah digunakan dan canggih.

Kesimpulan

Penggunaan berlebihan gadget dapat mengganggu perkembangan anak dalam berbagai aspek seperti fisik, kognitif, sosial-emosional, dan sensorik.  Kecanduan gadget pada balita dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk kurangnya aktivitas fisik, gangguan konsentrasi, hambatan perkembangan bahasa, penurunan kreativitas, dan kesulitan dalam mengembangkan keterampilan sosial.

Banyak aspek kehidupan, termasuk anak-anak dan balita, telah dipengaruhi oleh kemajuan teknologi yang pesat, khususnya gadget. Penggunaan berlebihan gadget dapat mengganggu perkembangan anak dalam berbagai aspek seperti fisik, kognitif, sosial-emosional, dan sensorik. Kecanduan gadget pada balita dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti kurangnya aktivitas fisik, gangguan konsentrasi, masalah perkembangan bahasa, penurunan kreativitas, dan kesulitan dalam mengembangkan keterampilan sosial.

Faktor-faktor yang berkontribusi pada tingginya penggunaan gadget pada balita termasuk kemudahan akses, kesibukan orangtua, kurangnya pengetahuan tentang efek negatif, konten yang menarik bagi anak-anak, dan dampak lingkungan. Untuk menyelesaikan masalah ini, diperlukan pendekatan yang luas yang mencakup pembatasan waktu penggunaan perangkat elektronik, penyediaan pilihan yang menarik untuk dilakukan, dan peran aktif orang tua sebagai teladan.

Membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak, seperti pemerintah, lembaga pendidikan, profesional kesehatan, media, komunitas, dan industri teknologi, untuk mengatasi masalah kecanduan gadget pada balita. Penggunaan teknologi harus diimbangi dengan kegiatan yang mendukung perkembangan anak secara keseluruhan. Selain itu, penting untuk memberi tahu orangtua dan masyarakat tentang bagaimana perangkat elektronik memengaruhi perkembangan anak. Di era teknologi saat ini, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan terbaik anak dengan pendekatan yang tepat dan kesadaran bersama.

DAFTAR PUSTAKA

Nihaya, Fina, Anayanti Rahmawati, dan Novita Eka Nurjanah. "DAMPAK PENGGUNAAN GADGET PADA PERILAKU SOSIAL ANAK USIA 5-6 TAHUN." Kumara Cendekia 12, no. 1 (t.t.): 85. https://doi.org/10.20961/kc.v12i.65867.

Yumarni, Vivi. "PENGARUH GADGET TERHADAP ANAK USIA DINI." Jurnal Literasiologi 8, no. 2 (13 Juli 2022). https://doi.org/10.47783/literasiologi.v8i2.369.

Tamsil, Hafid Abdul. ""Permasalahan Penggunaan Gadget Pada Tumbuh Kembang Anak Usia Dini di Masa Pandemi COVID-19." Jendela PLS 6, no. 1 (30 Juni 2021): 44--49. https://doi.org/10.37058/jpls.v6i1.3140.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun