Indonesia ialah ekonomi sangat besar di Asia Tenggara dan ialah salah satu ekonomi pasar berkembang. Ekonomi Indonesia terhitung ke dalam negara industri baru dan adalah ekonomi terbesar ke-17 di dunia berdasarkan PDB nominal, serta terbesar ke-7 dalam hal PDB Keseimbangan Kemampuan Berbelanja.
Perekonomian Indonesia saat ini menghadapi tantangan besar akibat meningkatnya tekanan inflasi yang disebabkan oleh gejolak perekonomian global dan kenaikan harga energi dan pangan. Meski demikian, pertumbuhan ekonomi domestik tetap menunjukkan ketahanan yang cukup baik
Adapun kondisi perekonomian di Indonesia saat ini :
  1. Pertumbuhan Ekonomi: Pada triwulan II tahun 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia  sebesar 5,03% (YoY) disebabkan oleh meningkatnya mobilitas dan daya beli masyarakat. Namun perkiraan untuk paruh kedua tahun ini diperkirakan akan turun menjadi 5,2% (year-on-year) menyebabkan perlambatan perdagangan global.
Â
  2. Inflasi : Laju inflasi dalam negeri Indonesia menunjukkan tren menurun hingga mencapai 3,52% pada triwulan II tahun 2023. Penurunan ini disebabkan oleh konsistensi kebijakan moneter dan sinergi ditengah antara pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengelola inflasi pangan. Kebijakan tersebut mencakup program seperti Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan kerja sama Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP).
Dampak Inflasi bagi perekonomian
- Daya beli menurun : Apabila biaya barang dan jasa naik maka nilai uang yang kita miliki menurun Artinya, Anda tidak bisa lagi membeli banyak barang  dengan uang yang sama seperti sebelumnya.
- Â Kenaikan biaya produksi : Perusahaan juga akan mengalami peningkatan biaya produksi karena harga bahan baku, energi, dan upah pekerja juga akan naik. Hal ini dapat menyebabkan penurunan produksi, harga jual produk yang lebih naik, dan suku bunga yang lebih naik untuk mengendalikan inflasi. Suku bunga yang tinggi meningkatkan biaya pinjaman dan dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
-Â Kenaikan suku bunga : Bank sentral biasanya menaikkan biaya produksi, biaya produksi bagi perusahaan juga akan meningkat karena harga bahan baku, energi, dan upah tenaga kerja juga akan meningkat. Hal ini dapat menyebabkan penurunan produksi dan harga jual produk yang lebih tinggi, yang dapat menyebabkan kenaikan suku bunga untuk mengelola inflasi. Suku bunga yang tinggi meningkatkan biaya pinjaman dan dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
- Ketidakstabilan ekonomi : Meningkatnya tingkat inflasi dapat menyebabkan ketidakpastian  perekonomian. Investor mungkin lebih berhati-hati dalam berinvestasi, dan masyarakat cenderung akan menunda pengeluaran.
Dampak Inflasi terhadap Masyarakat
- Kesejahteraan Menurun : Ketika daya beli masyarakat berkurang, masyarakat cenderung kesusuhan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
- Meningkatnya Ketimpangan : Inflasi tidak selalu berdampak sama pada semua kelompok masyarakat. Kelompok yang berpendapatan rendah cenderung lebih terkena dampaknya karena sebagian besar mereka pendapatannya digunakan untuk membeli kebutuhan sehari- hari.
- Meningkatnya sosial : Inflasi yang tinggi akan menyebabkan ketidakpuasan sosial bahkan keresahan masyarakat.
Dampak Inflasi terhadap Investor
- Menurunnya minat investasi : Meningkatnya inflasi membuat  investasi menjadi tidak pasti. Investor cenderung mencari aset yang lebih aman seperti emas dan real estate.
- Peningkatan risiko investasi : Berinvestasi di pasar saham dan obligasi lebih berisiko karena nilai aset dapat menurun akibat inflasi. Ringkasnya, inflasi mempunyai dampak yang luas dan kompleks baik terhadap perekonomian secara keseluruhan maupun terhadap kehidupan masyarakat. Agar pemerintah dapat memperoleh pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan Membangkitkan kesejahteraan nasional, penting untuk menjaga kestabilan tingkat inflasi.
Penyebab terjadi inflasi dapat dikategorikan menjadi beberapa faktor utama yang saling berkaitan. Berikut  penjelasan singkat penyebab terjadinya inflasi :
1. Meningkatnya Biaya Produksi : Inflasi dapat dihasilkan oleh naiknya biaya produksi yang dihasilkan oleh : Depresiasi nilai tukar: Ketika mata uang lokal terdepresiasi, biaya produksi meningkat karena harga barang impor meningkat.Kenaikan harga bahan baku: naiknya biaya bahan baku seperti minyak dan gas bisa membantu menaikkan biaya produksi. Negative supply shocks : Bencana alam dan gangguan distribusi juga dapat mengurangi pasokan dan menaikkan harga.
2. Meningkatnya Permintaan Barang dan Jasa (Demand Pull Inflation) : Inflasi juga disebabkan oleh permintaan melebihi pasokan. Peningkatan permintaan ini terjadi karena alasan berikut: Pertambahan pendapatan masyarakat: Dengan peningkatan penghasilan masyarakat  sehingga daya beli masyarakat juga meningkat sehingga meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa. Pertumbuhan Penduduk: Pertumbuhan penduduk meningkatkan kebutuhan barang dan jasa.
3. Ekspetasi Inflasi : Persepsi masyarakat terhadap inflasi di masa depan dapat mempengaruhi keputusan ekonomi, seperti menaikkan harga barang dan jasa atau menuntut upah yang lebih tinggi. Harapan-harapan ini seringkali menjadi kenyataan, sehingga menyebabkan siklus inflasi yang berkelanjutan.
4. Banyaknya Uang yang Beredar : Jika jumlah uang yang beredar di masyarakat bertambah tanpa dapat diimbangi oleh pertumbuhan ekonomi maka dapat terjadi inflasi. Ketika  uang beredar, nilai uang cenderung turun dan harga barang cenderung naik.
Untuk mengatasi inflasi di Indonesia, ada beberapa strategi yang dapat diterapkan seperti berikut :
Kebijakan Moneter
- Kebijakan Moneter Ketat: Bank Indonesia dapat menambah suku bunga dan memperkecil banyaknya uang beredar untuk mengendalikan inflasi.
- Politik Diskonto dan Pasar Terbuka: Mengatur suku bunga untuk mengendalikan likuiditas pasar dan melakukan transaksi surat berharga.
Kebijakan Fiskal
- Pengurangan Pengeluaran Pemerintah: Potong belanja publik dan naikkan pajak untuk menyeimbangkan anggaran dan mengurangi permintaan.
- Pengendalian Harga: Pemerintah dapat menetapkan harga maksimum  barang-barang penting untuk mencegah kenaikan harga.
Peningkatan Produksi
- Meningkatkan Produksi dan Produktivitas: Mendorong investasi dan inovasi untuk meningkatkan kapasitas produksi guna, sehingga memenuhi permintaan tanpa menaikkan harga.
Pengendalian Upah
- Pengendalian Kenaikan Upah: Bekerja sama dengan serikat pekerja untuk menyelaraskankebijakan upah yang sejalan dengan produktivitas untuk menghindari tekanan inflasi.
Intervensi Pasar
- Intervensi Langsung: Pemerintah dapat melakukan intervensi di pasar untuk mengatur pasokan barang dan jasa, termasuk impor barang-barang penting untuk menstabilkan harga. Dengan menerapkan langkah-langkah ini, diharapkan inflasi dapat dikendalikan dan stabilitas ekonomi dapat terjaga.
Kesimpulan Perekonomian Indonesia yang berada dalam tekanan inflasi menunjukkan bahwa meskipun inflasi dapat mengancam pertumbuhan ekonomi, pemerintah dan Bank Indonesia  mengambil langkah-langkah strategis untuk mengendalikan harga dan menjaga stabilitas perekonomian. Kebijakan moneter yang ketat dan upaya  meningkatkan ketahanan pangan merupakan kunci untuk memerangi inflasi. Masyarakat perlu berhati-hati dan optimis terhadap prospek pemulihan ekonomi mengingat dukungan kebijakan yang tepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H