Beberapa penghargaan yang pernah diterima oleh Moeldoko selama berkarier adalah Satya Lencana Kesetiaan VIII, XVI, dan XXIV, Satya Lencana Seroja, Tanda jasa dari PBB, Â Â Satya Lencana Santi Dharma, Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, Bintang Yudha Dharma Nararya, Bintang Kartika Eka Paksi Utama.
Selain itu, Moeldoko memiliki 10 point lebih yang dimilikinya untuk menjadi Wakil Presiden Jokowi.
- Pertama Moeldoko adalah orang yang Taat Beribadah. Sebagai mana Firman Allah yang berbunyi "Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. QS Al-Baqarah : 21" sebagai seorang muslim yang taat, ibadah selalu dijalankan oleh mantan Jendral ini, hal ini dapat dilihat dengan seringnya Moeldoko menghadiri pengajian yang dilakukan oleh organisasi islam di Indonesia.
- Kelebihan kedua yang dimiliki oleh Moeldoko adalah sikap Pantang menyerah. Sebagaimana Firman Allah dalam Surat Al-Insyirah "Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?,(1) Dan Kami telah menghilangkan dari padamu bebanmu,(2) yang memberatkan punggungmu? (3) Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. (4) Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan" hal ini dibuktikannya dengan banyaknya pengalaman selama di militer yang mampu membuat dia bangkit hingga menjadi seorang Panglima TNI padahal kita tahu bahwa Moeldoko semasa kecil lahir dari keluarga menengah kebawah yang membuatnya harus terus berjuang. Usaha perjuangan dan sikap pantang menyerahnya kini memberikan hasil. Selain menjadi Panglima TNI, saat ini Moeldoko dipercaya menjadi Kepala Staf Kepresidenan.
- Yang ketiga adalah sebuah ketegasan. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh HR. Muslim "Dengarkan dan patuhilah penguasa, meski penguasa tersebut memukuli punggungmu dan merampas hartamu. Tetap dengarlah dan taat." (HR. Muslim no. 1848).
- Bertanggung Jawab (Amanah). Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janji mereka dan orang-orang yang memelihara sholatnya, mereka Itulah orang-orang yang akan mewarisi surga Firdaus, mereka kekal di dalamnya. (Q.S. al-Mukminun 8-11) jiwa tanggung jawab yang dimiliki oleh Moeldoko tak perlu diragukan, pasalnya ia mampu menjadi seorang panglima TNI
- Tentang sebuah kedisiplinan. Dalam islam, nilai Disiplin juga menjadi poin bagi seorang pemimpin sebagaimana firman Allah "Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan Rasul(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Quran) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (Qs. an-Nis [4]: 59). Nilai disiplin yang telah dijalani oleh Moeldoko selama di Militer tak perlu diragukan kembali, sikap disiplin sangat melekat dengan dirinya.
- Bekerja Keras. "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan." (At-Taubah: 105) sebagaimana Firman Allah tersebut tercermin didalam kepribadian Moeldoko, kita dapat melihat kerja keras Moeldoko dengan dirinya sebagai kepala staff kepresidenan yang tetap masuk kerja meski hari itu adalah hari libur idul fitri.
- Mau mendengarkan. Hendaklah engkau dengar dan taat kepada pemimpinmu baik dalam keadaan sulit maupun dalam keadaan mudah, baik dalam keadaan rela ataupun dalam keadaan tidak suka, dan saat ia lebih mengutamakan haknya daripada engkau." (HR. Muslim no. 1836). Selama menjadi Jendral TNI, Moeldoko adalah seorang yang sering mendengarkan keluh kesah baik dari rekan TNI maupun masyarakat. Hal ini dapat terlihat pada sambutan yang beliau sampaikan "Jika dulu TNI sulit mendengarkan orang lain, sekarang berbeda lebih banyak mendengar dan action. Setelah mendengar kita jalankan apabila ada yang positif," di Mabes TNI. Hal ini berlanjut sampai Moeldoko menjadi Kepala Staff Kepresidenan, dengan rutin berkeliling kampus untuk mendengarkan suara aspirasi masyarakat yang hendak diberikan kepada pemerintah
- Jujur (Siddiq) adalah nilai utama dalam diri seorang pemimpin muslim, karena siddiq merupakan sifat yang dimiliki oleh sahabat Rasullullah, jiwa kejujuran Moeldoko tak perlu dipertanyakan kembali. Pasalnya Moeldoko yang kala itu menjadi Panglima TNI mengaku jujur tentang harta kekayaan yang dimilikinya yang membuat masyarakat terheran-heran dengan asal-usul jumlah hartanya. Namun, Moeldoko hanya menjawab santai dan singkat. "Mungkin karena kejujuran saya memiliki risiko, saya ditanya kanan kiri. Tidak apa-apa. Saya tidak akan mengurangi kejujuran saya. Jangan sampai karena saya dapat kritik kemudian saya tidak jujur. Saya tidak mau," kata Moeldoko dalam wawancara dengan Kompas TV. Nilai kejujuran inilah yang jarang sekali ditemukan disosok pemimpin saat ini.
- Cerdas (Fathanah) adalah nilai utama pula yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, bagaimana tidak, jika seorang pemimpin tidak cerdas maka dia tidak akan menggapai tujuan dari Indonesia, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Moeldoko sang Jendral yang cerdas. Kondisi Prajurit TNI yang kini telah berubah patut diapresiasi. TNI sekarang cenderung tidak arogan, justru TNI memiliki sikap egaliter dan mengayomi masyarakat, bisa dikatakan TNI sekarang berdiri sama tinggi, duduk sama rendah diantara masyarakat. Jadi ingat salah satu jargon TNI pada waktu ulang tahun Korps Sudirman ini, yaitu, "Bersama Rakyat, TNI Kuat."Sejarah tetaplah akan menjadi sejarah. Kita ingat sekali dimnaa saat itu TNI dan mahasiswa saling bermusuhan, yang satu melempari dengan batu yang satunya membalas dengan pentungan dan semacamnya. Oleh karena itu, saya sendiri menginginkan dapat terbentuk rekan kerja yang tandem antara TNI dan mahasiswa untuk mewujudkan Indonesia yang dinamis namun tetap aman dan stabil. Dan sekali lagi, ini diinisiasi oleh Jenderal yang cerdas, yakni Panglima TNI Jenderal Moeldoko.
- Al-Qur'an Surat Luqman: 20, yang berbunyi, "Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi penerangan." Surat ini mengajarkan kepada kita bahwa kita haruslah menjadi orang yang Inovatif. Salah satu hasil karya Inovatifnya adalah dengan membuat sebuah acara yang bertajuk Panglima TNI Innovation Award. Ajang 'Panglima TNI Innovation Award' sendiri akan mencari 10 orang inovator terbaik dan diberikan penghargaan. Para peserta merupakan organisasi, unit kerja, satuan, tim, atau individu dari TNI dan sipil yang memiliki karya inovasi dalam lima tahun terakhir. Hal ini menunjukkan bahwa Moeldoko adalah orang yang berinovasi dengan menyebarkan virus-virus Inovatif kepada anggotanya. Hal ini juga beliau teruskan selama menjadi Kepala Staff Kepresidenan yang terus mengembangkan inovasi-inovasi untuk rakyat mudah menyampaikan pendapatnya kepada Pemerintah. Agar tidak ada jarak antara Pemerintah dengan Rakyatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!