Mohon tunggu...
Maya Inggrid Christine Selat
Maya Inggrid Christine Selat Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Jepang, memiliki Hobi membaca.

Selalu ada alasan untuk Bersyukur

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Modul 3.2.a.9 Koneksi Antar Materi - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

10 Maret 2022   18:20 Diperbarui: 10 Maret 2022   18:22 9180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam pengelolaan sumber daya yang dimiliki oleh sekolah ada 2 pendekatan yang dapat dilakukan yaitu:

-Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based Thinking) akan memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak bekerja. Segala sesuatunya akan dilihat dengan cara pandang negatif. Kita harus bisa mengatasi semua kekurangan atau yang menghalangi tercapainya kesuksesan yang ingin diraih. Semakin lama, secara tidak sadar kita menjadi seseorang yang terbiasa untuk merasa tidak nyaman dan curiga yang ternyata dapat menjadikan kita buta terhadap potensi dan peluang yang ada di sekitar.

-Pendekatan berbasis aset (Asset-Based Thinking) adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, seorang ahli psikologi yang menekuni kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri. Pendekatan ini merupakan cara praktis menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif.

Untuk menciptakan suatu hubungan yang selaras dan harmonis maka Sekolah sebagai suatu ekosistem pendidikan memiliki interaksi antara Faktor Biotik dan faktor Abiotik.  Faktor --faktor yang termasuk dalam kelompok Biotik adalah: Murid,Guru,Kepala sekolah,pengawas dan komite sekolah.Faktor-faktor dalam kelompok Abiotik adalah:Sarana Prasarana dan keuangan.

Kemandirian dari suatu komunitas untuk dapat menyelesaikan tantangan yang dihadapinya dengan bermodalkan kekuatan dan potensi yang ada di dalam diri mereka sendiri disebut Pendekatan Pengembangan Komunitas Berbasis Aset.Pendekatan ini berfokus pada Potensi Aset/sumber daya yang dimiliki oleh komunitasnya sendiri.

Pendekatan Komunitas Berbasis Aset ini sangat cocok di terapkan di sekolah,karena pendekatan ini lebih sederhana.Sebagai suatu komunitas, sekolah hendaknya menerapkan pendekatan ini ,untuk fokus pada potensi atau sumber daya yang dimiliki bukan fokus pada kekurangan atau kelemahan yang dimiliki,sehingga tujuan dan cita-cita bersama bisa terwujud.

Kesimpulan Terkait Materi Pemimpin Pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya

Menjadi seorang pemimpin harus mampu mengidentifikasi dan mengelola sumber daya untuk menjalankan program sekolah,dan juga harus dapat menggunakan sumber daya sekolah tersebut secara efektif agar dapat meningkatkan kualitas belajar serta menunjang keberhasilan tujuan pendidikan.

Cara Mengimplementasikan dikelas,sekolah dan masyarakat sekitar

Untuk dapat mengimplementasikan bagaimana pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya baik dikelas,sekolah dan masyarakat sekitar adalah dengan bersinergi untuk bersama-sama mengidentifikasi kemudian mengoptimalkan segala aset yang ada sebagai kekuatan yang dimiliki oleh sekolah untuk dikelola dan dimanfaatkan dalam rangka meningkatkan kualitas belajar serta menunjang keberhasilan tujuan pendidikan.

Cara Mengelola

Cara mengelolanya yaitu dengan :Fokus pada aset dan kekuatan,Membayangkan masa depan,Berpikir tentang kesuksesan yang telah diraih dan kekuatan untuk mencapai kesuksesan tersebut,Mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya (aset dan kekuatan)Merancang sebuah rencana berdasarkan visi dan kekuatan dan Melaksanakan rencana aksi yang sudah diprogramkan.

Hubungan Antara sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan terkait Modul ini:

Sebelum belajar modul ini pola pikir saya yaitu sering melihat dari kekurangan atau masalah.tetapi setelah belajar modul ini,pola piker saya berubah,saya mulai melihat atau focus dari potensi atau kekuatan yang dimiliki oleh sekolah.

Hubungan dengan Materi Pada Modul-Modul sebelumnya

Hubungan dengan Filosofi Ki Hajar Dewantara:

Ki Hajar Dewantara memandang pendidikan sebagai suatu proses menuntun segala kodrat pada anak,hidup tumbuhnya anak itu diluar dari kecakapan atau kehendak kita sebagai pendidik,setiap anak adalah mahluk ,manusia dan benda hidup yang hidup dan bertumbuh menurut kodratnya sendiri. karenanya,sebagai seorang pendidik,kita hanyalah sebagai pamong dalam pembelajaran yang bisa menjadi teladan, pendorong, dan penyemangat bagi anak didiknya.

Seorang pemimpin harus mampu mengelola salah satu aset yang dimiliki sekolah yaitu modal manusia baik guru maupun murid. Seorang Pemimpin harus bisa mendorong para guru melaksanakan pembelajaran yang berpihak kepada murid sehingga murid dapat berkembang sesuai kodratnya.

Hubungan dengan Nilai dan Peran Guru Penggerak:

Peran Guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran harus bisa menerapkan nilai-nilai guru penggerak dalam kesehariannya seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid. Dengan diterapkan nilai-nilai ini maka sekolah akan dapat mewujudkan murid yang memiliki profil pelajar Pancasila.

Hubungan dengan Visi Guru Penggerak

Seorang pemimpin haruslah bisa menyusun Visi dan misi yang berpihak pada murid sebagai Aset manusia yang ada disekolah. seorang pemimpin akan dapat melakukan perubahan menjadikan sekolah berbasis sumber daya yang mampu menggerakkan seluruh warga sekolah untuk melakukan perubahan yang akan berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran.

Hubungan Dengan Pembelajaran Berdiferensiasi, Sosial Emosional, dan Coaching 

Pembelajaran berdiferensiasi mengelola sumber daya sesuai minat dan bakat dari murid sehingga menghasilkan pembelajaran yang berkualitas dan berdampak pada murid.

Pembelajaran social emosional,  melihat Potensi-potensi dan kekuatan yang dimiliki oleh siswa dapat kita kembangkan lebih jauh lagi dengan memperhatikan sisi sosial emosional siswa.

Hubungan dengan coaching, diperlukan dalam menggali potensi yang dimiliki oleh siswa untuk dapat dikembangkan agar supaya siswa akan dapat berkembang dengan maksimal.

Hubungan dengan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran

Sebagai Pemimpin Pembelajaran mampu mengambil keputusan yang memerdekakan murid seutuhnya dan mengambil keputusan Berdasarkan nilai kebajikan universal,memperhatikan Paradigma,Prinsip ,langkah-langkah pengambilan dan pengujian keputusan serta Bertanggung jawab sebagai pemimpin yang bijaksana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun