Belum lagi tentang perbedaan pilihan yang saling menyerang satu sama lain dengan istilah-istilah yang tidak manusiawi seperti cebong, kampret, sesat, antek-antek, dan hal-hal lain yang sangat sarkas dan kasar yang terlontar dari mulut masyarakat untuk saling menyerang satu dengan lainnya, atau menyerang calon presiden itu sendiri.
Ini sangat dipahami betul oleh beberapa fanatis pendukung salah satu calon presiden untuk menyebarkan suatu nilai-nilai yang bahkan bisa menyakiti satu sama lain antar masyarakat, menghancurkan image salah satu pasangan calon, atau bahkan membuat sebuah perang nilai di sosial media dengan berita-berita yang dibungkus oleh kata-kata menakuti, menjustifikasi dan offensive.
Ditambah sosial media merupakan contoh budaya populer yang sangat dekat dengan nadi masyarakat. Dengan kejadian tersebut bahkan nilai memanusiakan manusia semakin luntur, terutama tentang menghargai pilihan orang lain.
Jika kita telaah prinsip pemilu, bahkan sangat memanusiakan manusia. Asas pemilu yang sering digaungkan kepada anak-anak di instansi pendidikan, kepada mahasiswa sebagai penggerak utama pendidikan yang tinggi di universitas, dan bahkan di masyarakat yaitu Langsung, Umum, Bersih, Jujur, Rahasia dan Adil.
Lima hal tersebut jika kita komparasi kepada makna memanusiakan manusia itu sangat menggambarkan bagaimana kemanusiaan itu diangkat sangat jelas dalam asas tersebut. Misalnya, ketika kita merahasiakan pilihan kita, artinya kita mencegah keributan antar para fanatisme calon presiden. Ada penghormatan tentang pilihan seseorang.
Terakhir, kesimpulan adalah memanusiakan manusia terutama menghargai pilihan seseorang adalah salah satu point yang penting namun dilupakan oleh sebagian masyarakat.
Baik dia memilih nomor 1 sebagai harapannya nanti kedepan dalam memimpin Indonesia, memilih nomor 2 sebagai idola dan menggantungkan harapannya kedepan dalam memimpin Indonesia, atau tidak sama sekali memilih adalah pilihan masyarakat dan manusia lainnya dalam pemilihan umum yang harus dihormati sebagai upaya pencapaian demokrasi yang sempurna dan manusiawi.
Terimakasih
Semoga Bermanfaat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H