Mohon tunggu...
Andri Mulyawan
Andri Mulyawan Mohon Tunggu... Staff Administrasi Proyek -

Mahasiswa Ilmu Sosial Bergerak di Ilmu Politik dan Gender. Penyuka Fotography, Nulis Opini, Tiduran dan Makan, Kritis namun Membangun, dan Tukang Julid.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Memanusiakan Manusia dalam Pemilu 2019

13 Maret 2019   10:24 Diperbarui: 14 Maret 2019   03:58 567
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artikel yang terbit di salah satu media cetak (Dokpri)

Belum lagi tentang perbedaan pilihan yang saling menyerang satu sama lain dengan istilah-istilah yang tidak manusiawi seperti cebong, kampret, sesat, antek-antek, dan hal-hal lain yang sangat sarkas dan kasar yang terlontar dari mulut masyarakat untuk saling menyerang satu dengan lainnya, atau menyerang calon presiden itu sendiri.

Kalimat dan Kata yang tertuang dalam Artikel Tersebut
Kalimat dan Kata yang tertuang dalam Artikel Tersebut
Era sosial-media memang mempunyai kekuatan yang mahadahsyat dalam membuat, menciptakan, dan menyebarkan informasi. Sesuai dengan teori konstrukivisnya Onuf menyebutkan bahwa sosial media seolah-olah mempunyai kekuatan menerangkan (assertive),memberi petunjuk (directive) dan menghasilkan tindakan (commisive) yang sangat cepat dibanding dengan sosialisasi dan ceramah.

Ini sangat dipahami betul oleh beberapa fanatis pendukung salah satu calon presiden untuk menyebarkan suatu nilai-nilai yang bahkan bisa menyakiti satu sama lain antar masyarakat, menghancurkan image salah satu pasangan calon, atau bahkan membuat sebuah perang nilai di sosial media dengan berita-berita yang dibungkus oleh kata-kata menakuti, menjustifikasi dan offensive.

Ditambah sosial media merupakan contoh budaya populer yang sangat dekat dengan nadi masyarakat. Dengan kejadian tersebut bahkan nilai memanusiakan manusia semakin luntur, terutama tentang menghargai pilihan orang lain.

Jika kita telaah prinsip pemilu, bahkan sangat memanusiakan manusia. Asas pemilu yang sering digaungkan kepada anak-anak di instansi pendidikan, kepada mahasiswa sebagai penggerak utama pendidikan yang tinggi di universitas, dan bahkan di masyarakat yaitu Langsung, Umum, Bersih, Jujur, Rahasia dan Adil.

Lima hal tersebut jika kita komparasi kepada makna memanusiakan manusia itu sangat menggambarkan bagaimana kemanusiaan itu diangkat sangat jelas dalam asas tersebut. Misalnya, ketika kita merahasiakan pilihan kita, artinya kita mencegah keributan antar para fanatisme calon presiden. Ada penghormatan tentang pilihan seseorang.

Terakhir, kesimpulan adalah memanusiakan manusia terutama menghargai pilihan seseorang adalah salah satu point yang penting namun dilupakan oleh sebagian masyarakat.

Baik dia memilih nomor 1 sebagai harapannya nanti kedepan dalam memimpin Indonesia, memilih nomor 2 sebagai idola dan menggantungkan harapannya kedepan dalam memimpin Indonesia, atau tidak sama sekali memilih adalah pilihan masyarakat dan manusia lainnya dalam pemilihan umum yang harus dihormati sebagai upaya pencapaian demokrasi yang sempurna dan manusiawi.

Terimakasih

Semoga Bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun