Mohon tunggu...
MEX MALAOF
MEX MALAOF Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Terus Bertumbuh dan Berbuah Bagi Banyak Orang

Tuhan Turut Bekerja Dalam Segala Sesuatunya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dia yang Tak Berdosa, Rela Mati untuk Kita yang Berdosa

2 April 2021   02:11 Diperbarui: 2 April 2021   02:43 2329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Keselamatan dari Yesus Kristus

Jumat Agung menjadi momen atau kesempatan bagi seluruh umat kristen di seluruh dunia, untuk mengenang dan merayakan kembali, peristiwa pengorbanan Yesus Kristus, lewat sengsara dan wafatNya di atas kayu salib untuk menebus dosa-dosa seluruh umat manusia.

Yesus yang merelakan diriNya untuk menderita, bersengsara, dan wafat di kayu salib itu, bukan hanya untuk menebus dosa para pengikutNya tetapi juga, menebus dosa semua manusia yang adalah bangsa, makhluk, dan kaum pendosa. 

Pada dasarnya, keselamatan yang datang dari Yesus Kristus itu bersifat tawaran maka, setiap manusia diberi kebebasan untuk menerima atau menolaknya. Keselamatan yang ditawarkan Allah melalui Yesus Kristus PuteraNya itu, bersifat universal. Artinya, berlaku untuk semua bangsa, golongan, suku, ras, dan lain sebagainya, yang ada dan hidup di muka bumi ini. Menerima, mengakui, dan mengimaniNya, berarti selamat. Sebaliknya, kalau menolak berarti binasa. 

Jatuhnya Manusia dalam Dosa

Sejak awal mulanya, setelah Allah menciptakan manusia pertama yakni Adam dan Hawa, Ia menempatkan keduanya di suatu taman yang bernama taman Firdaus atau taman Eden. Keduanya hidup berdampingan dengan Allah dan segala ciptaan yang lainnya dengan penuh kebahagiaan. 

Allah menciptakan, menyediakan, dan menganugerahkan segala sesuatu yang ada di muka bumi ini, untuk mereka kuasai dan taklukkan demi kebahagiaan mereka itu sendiri. Adam dan Hawa sepertinya tidak mengalami kekurangan sesuatu pun di taman kebahagiaan itu. Segala sesuatunya ada dan tersedia secara berlimpah. 

Akan tetapi, apa mau dikata, kebahagiaan yang dialami dan dirasakan oleh manusia pertama di taman itu, hanya berlangsung sesaat. Ini diakibatkan oleh ulah mereka sendiri. Nampaknya, mereka tidak cukup puas dengan hanya menguasai dan menaklukkan segala ciptaan yang telah dipercayakan Allah kepada mereka. Mereka menghendaki sesuatu yang lebih dari itu yakni ingin menyamai Allah. 

Maka, ketika ada tawaran dari setan untuk itu, kedua-duanya tidak menyia-nyiakannya. Si setan yang secara terang-terangan mengatakan bahwa dengan menerima dan memakan buah terlarang itu, mereka akan sama seperti Allah dan mengetahui kebenaran, membuat mereka terlena dan tergoda untuk menerima dan memakannya.

Akibat Dosa

Akibatnya adalah mereka jatuh ke dalam dosa dan terusir dari kebahagiaan bersama Allah dan ciptaan yang lain. Lebih menyedihkan lagi adalah mereka dikutuk oleh Allah itu sendiri. Untuk selanjutnya, Adam sebagai laki-laki, harus berpeluh keringat, mengolah dan mengusahakan bumi ini untuk mendapatkan makanan dan minuman. Sedangkan Hawa, akan menderita kesakitan bersalin untuk melahirkan keturunannya dan birahi pada suaminya. 

Kejatuhan manusia pertama ke dalam dosa mengakibatkan hubungan mereka dengan Allah dan dengan ciptaan yang lainnya menjadi terganggu, retak, dan putus. Apa yang indah, menyenangkan, dan membahagiakan sebelumnya, menjadi rusak dan hancur akibat keserakahan, keegoisan, dan ketidakpuasan manusia itu sendiri. 

Maka, siapapun yang terlahir kemudian sebagai manusia, di dalam dirinya terdapat potensi untuk melakukan dan mengalami dosa yang sama seperti dosa Adam dan Hawa yakni dosa untuk melawan dan menyamai Allah dengan beragam dan berbagai tutur kata, sikap, dan tingkah laku.

Allah Merencanakan Keselamatan

Akan tetapi, Allah itu adalah kasih. Allah adalah penuh cinta. Ia tidak larut dalam penyesalanNya karena manusia telah melakukan khianat dan dosa di hadapanNya. Sebaliknya, dengan penuh kasih, Ia merancang dan merencanakan suatu jalan yang dengannya manusia dapat menjadikannnya sebagai jembatan untuk kembali kepadaNya yakni jalan keselamatan dalam diri Yesus Kristus PuteraNya. 

Untuk tujuan itu, Allah memulai dan merintisnya dengan pertama-tama mengutus banyak nabi guna menyadarkan manusia akan dosa-dosanya. Akan tetapi, tidak ada satu orang nabipun yang didengarkan. Malahan manusia melawan, bertegar tengkuk, dan dengan berbagai cara menciptakan ilah-ilah lain dan menyembahnya. Tidak ada satu orang nabipun yang berhasil membawa kembali manusia itu kepada kebahagiaan bersama dengan Allah. 

Apakah Allah putus asa dengan situasi demikian? Tidak. Justuru, dengan kegagalan yang dialami oleh para nabiNya dan melihat bagaimana tanggapan manusia atas usaha yang sudah dilakukan oleh para nabi tersebut, membuat Allah semakin tertantang untuk mengutus Putera terkasihNya itu. 

Manusia yang sulit untuk percaya dan membuka hati pada rencana Allah sebagaimana ditawarkan oleh para nabiNya, membuat Allah tidak memiliki pilihan lain selain memilih untuk turun tangan langsung dengan menjelma menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus PuteraNya. Maka, lahirlah Yesus Kristus dari keturunan Daud, melalui seorang perawan bernama Maria, sebagaimana sudah dijanjikan oleh Allah dan diramalkan oleh para nabi  jauh sebelumnya.

Karya Pelayanan dan Pengorbanan Yesus Kristus Disalib

Kelahiran, kehadiran, dan karya pelayanan baik Yesus Kristus untuk meyakinkan umat manusia bahwa Dia itu adalah Anak Allah dan bahkan adalah Allah itu sendiri, nampaknya masih kurang cukup. Dalam diri manusia yang sudah berdosa akibat rasa tidak puas dan serakah itu, malah menuntut lebih. 

Ketika Yesus mengaku sebagai Anak Allah di hadapan mereka, mereka berusaha untuk menangkap dan membunuhNya karena dianggap menghujat Allah. Setiap saat, kapan saja dan dimanapun, selalu saja ada alasan yang dibuat-buat atau dicari-cari untuk membunuh Yesus itu.

Oleh karena itu, ketika saat yang tepat bagi manusia untuk membunuh Yesus itu didapatkan, mereka beramai-ramai menangkap, menghujat, mencemooh, meludahi, menyiksa, dan memakuNya pada kayu salib bagai perampok di bukit tengkorak (Golgota). 

Penyesalan tinggallah penyesalan. Nasi sudah menjadi bubur. Setelah segala sesuatunya terjadi, seluruh wilayah Yerusalem menjadi gelap, dan tabir bait Allah terbelah jadi dua karena peristiwa itu, barulah terbuka mata hati manusia itu bahwa mereka telah membunuh Allah. Mereka telah menyalibkan orang yang tak bersalah. 

Kesaksian akan ke-Allah-an Yesus semakin jelas ketika salah seorang prajurit menombak lambungNya dengan tombak sehingga dari sana keluar serta mengalir darah dan mengenai wajahnya (Dia sungguh-sungguh Anak Allah. Kita telah membunuh Allah itu. Ia sungguh tak berdosa). Ia yang tak berdosa itu, harus mati di kayu salib untuk manusia yang berdosa ini. 

Dengan kebangkitan Yesus kemudian setelah tiga hari berada di dalam kubur, keAllahan, kekuasaan, kebesaran, dan keagunganNya semakin memancar, tidak hanya di sekitar Yerusalem tetapi juga, sampai ke ujung dunia. Banyak orang di muka bumi ini yang menerima, mengakui  dan mengimaniNya sebagai Allah dan manusia yang tak berdosa. Ia adalah Tuhan bagi orang yang hidup dan mati.

Dalam dan melalui Yesus Kristus yang tak berdosa itu, manusia menemukan jalan untuk kembali kepada Allah. Dalam dan melalui penderitaan salibNya, manusia kembali meraih dan menikmati kebahagiaannya bersama dengan Allah. Kebahagiaan yang dulunya terputus karena dosa manusia, kini diperbaharui kembali lewat pengorbanan salib yang amat mengagumkan. 

Hutang dosa manusia yang dulunya begitu besar dan hebat, kini ditebus, dibayar, dan dilunasi dengan darah dan pengorbanan Yesus yang amat berharga di atas kayu salib. Tak ada pengorbanan yang seagung dan semulia itu, selain pengorbanan salib Tuhan demi kebahagiaan dan keselamatan seluruh umat manusia. Kita umat manusia yang berdosa, Ia yang harus mati untuk menebusnya kepada Allah.

SALAM.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun