Kejatuhan manusia pertama ke dalam dosa mengakibatkan hubungan mereka dengan Allah dan dengan ciptaan yang lainnya menjadi terganggu, retak, dan putus. Apa yang indah, menyenangkan, dan membahagiakan sebelumnya, menjadi rusak dan hancur akibat keserakahan, keegoisan, dan ketidakpuasan manusia itu sendiri.Â
Maka, siapapun yang terlahir kemudian sebagai manusia, di dalam dirinya terdapat potensi untuk melakukan dan mengalami dosa yang sama seperti dosa Adam dan Hawa yakni dosa untuk melawan dan menyamai Allah dengan beragam dan berbagai tutur kata, sikap, dan tingkah laku.
Allah Merencanakan Keselamatan
Akan tetapi, Allah itu adalah kasih. Allah adalah penuh cinta. Ia tidak larut dalam penyesalanNya karena manusia telah melakukan khianat dan dosa di hadapanNya. Sebaliknya, dengan penuh kasih, Ia merancang dan merencanakan suatu jalan yang dengannya manusia dapat menjadikannnya sebagai jembatan untuk kembali kepadaNya yakni jalan keselamatan dalam diri Yesus Kristus PuteraNya.Â
Untuk tujuan itu, Allah memulai dan merintisnya dengan pertama-tama mengutus banyak nabi guna menyadarkan manusia akan dosa-dosanya. Akan tetapi, tidak ada satu orang nabipun yang didengarkan. Malahan manusia melawan, bertegar tengkuk, dan dengan berbagai cara menciptakan ilah-ilah lain dan menyembahnya. Tidak ada satu orang nabipun yang berhasil membawa kembali manusia itu kepada kebahagiaan bersama dengan Allah.Â
Apakah Allah putus asa dengan situasi demikian? Tidak. Justuru, dengan kegagalan yang dialami oleh para nabiNya dan melihat bagaimana tanggapan manusia atas usaha yang sudah dilakukan oleh para nabi tersebut, membuat Allah semakin tertantang untuk mengutus Putera terkasihNya itu.Â
Manusia yang sulit untuk percaya dan membuka hati pada rencana Allah sebagaimana ditawarkan oleh para nabiNya, membuat Allah tidak memiliki pilihan lain selain memilih untuk turun tangan langsung dengan menjelma menjadi manusia dalam diri Yesus Kristus PuteraNya. Maka, lahirlah Yesus Kristus dari keturunan Daud, melalui seorang perawan bernama Maria, sebagaimana sudah dijanjikan oleh Allah dan diramalkan oleh para nabi  jauh sebelumnya.
Karya Pelayanan dan Pengorbanan Yesus Kristus Disalib
Kelahiran, kehadiran, dan karya pelayanan baik Yesus Kristus untuk meyakinkan umat manusia bahwa Dia itu adalah Anak Allah dan bahkan adalah Allah itu sendiri, nampaknya masih kurang cukup. Dalam diri manusia yang sudah berdosa akibat rasa tidak puas dan serakah itu, malah menuntut lebih.Â
Ketika Yesus mengaku sebagai Anak Allah di hadapan mereka, mereka berusaha untuk menangkap dan membunuhNya karena dianggap menghujat Allah. Setiap saat, kapan saja dan dimanapun, selalu saja ada alasan yang dibuat-buat atau dicari-cari untuk membunuh Yesus itu.
Oleh karena itu, ketika saat yang tepat bagi manusia untuk membunuh Yesus itu didapatkan, mereka beramai-ramai menangkap, menghujat, mencemooh, meludahi, menyiksa, dan memakuNya pada kayu salib bagai perampok di bukit tengkorak (Golgota).Â