3. Sehubungan dengan Miraspun, saya secara pribadi ragu. Begitu banyak minuman keras yang disita dari masyarakat oleh anggota polri dalam setiap operasi yang dilakukan. Pertanyaan yang sama muncul, kemana barang-barang itu? Apakah benar-benar dilenyapkan dengan cara dibuang isinya atau digilas sebagaimana yang selama ini ditunjukkan kepada publik? Atau itu hanya permainan.
Jangan-jangan yang digilas itu botol kosong untuk mengelabui masyarakat, sedangkan beribu-ribu botol miras yang tersita, tersimpan rapi dan aman untuk konsumsi anggota Polri atau dijual lagi kepada pihak lain. Sekali lagi, ini hanya pemikiran konyol penulis.Â
Peristiwa penangkapan Kompol Yuni beserta kawan-kawannya, harus diakui bahwa ini bukan kasus Narkoba pertama yang melibatkan anggota Polisi sebagai penegak hukum di tanah air. Akan tetapi, kejadian sekali ini sungguh konyol karena apa yang dilakukan oleh wanita yang cukup aktif dalam bermedia sosial itu, dilakukan beramai-ramai.Â
Sebelum kasus-kasus lain terungkap dan mencoreng wibawa dan citra Polri di mata masyarakat, sebaikya bapak Kapolri segera melakukan pembersihan dalam internal Polri terkait Narkoba dan minuman keras.Â
Pihak kepolisian harus terbuka kepada masyarakat dan menindak tegas anggota-anggota yang turut bermain di dalam dunia hitam ini dengan memberikan hukuman yang tegas pula sebagai pembelajaran kepada yang lain agar tidak menyalahgunakan wewenang. Selain tes urine secara menyeluruh kepada semua anggota Polri, perlu juga dilakukan pendampingan dan pembinaan rohani dan mental yang rutin. Bukankah, cukup banyak anggota Polri yang bermoral buruk di di mata masyarakat? Sekali lagi, jangan-jangan itu juga terjadi karena pengaruh buruk Narkoba dan Miras hasil sitaan dari masyarakat.
SALAM
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI