Pada pihak perempuan, setelah menikah, konsekwensi logis yang harus diterima sesuai kodra sebagai seorang isteri dan ibu bagi anak-anak adalah harus bersiap untuk sakit bersalin.Â
Sakit bersalin tidak dapat dibagi apalagi dipercayakan kepada seorang suami atau orang lain.Â
Walapun pada saat ini berkembang berbagai penemuan sarana medis untuk hal ini akan tetapi, itu akan berpengaruh pada banyak hal, terutama soal rasa afeksi yang akan terjadi di antara seorang ibu dan seorang anak.Â
Seorang istri dan ibu yang bijak, akan mengesampingkan segala ego dan berbagai kepentingan sesaat lain untuk merasakan sakit bersalin, kecuali situasi menuntut untuk melakukan pilihan lain. Sebagai seorang calon ibu, bersiaplah untuk menerima keadaan ini. Itulah kodrad sejati dari seorang ibu.
2. Meninggalkan Orangtua
Sebuah keluarga baru, akan benar-benar dikatakan demikian, kalau selepas mngucapkan janji suci perkawinan untuk hidup bersama lalu pergi meninggalkan kedua orangtua untuk membina rumah tangga sendiri.Â
Ini adalah konsekwensi yang tak dapat ditolak karena dengan memilih untuk menikah dengan siapapun berarti siap untuk membentuk dan menjalani keluarga sendiri.Â
Terdapat banyak keluarga baru yang pada awalnya tidak siap untuk meninggalkan kedua orangtua dan hidup bersama dalam satu atap. Akibatnya adalah urusan keluarga anak dan keluarga orangtua bercampur baur dan kacau balau.Â
Yang lebih menyedihkan adalah tak jarang keluarga anak harus dikorbankan akibat campur tangan orangtua yang terkadang tak adil, berat sebelah, dan memihak, dalam menanggapi persoalan yang terjadi dalam keluarga anak.Â
Bahkan orangtua lebih sering menjadi kompor dan kuali yang hanya memanas-manasi situasi sehingga keluarga anak terpaksa bubar.Â
Oleh karena itu, penting bagi calon-calon keluarga baru agar sebelum menikah dipersiapkan terlebih dahulu suatu hunian yang sederhana tapi nyaman dalam bentuk apapun, entah rumah sendiri, kontrak atau kos sekalipun, sebagai bekal awal untuk membina rumah tangga.Â