Timo Werner dan Chelsea Akan Tampil Moncer dengan Analisa Receh Ini

Chelsea memang selalu tampil dengan tempo permainan yang tinggi, agresif, superior, dan mengalirkan bola dengan cepat. Akan tetapi, ini sangat berisiko bagi pemain, walaupun dalam tim yang identik dengan warna biru itu, terdapat banyak pemain muda dan bertenaga. Para pemain nampaknya kesulitan untuk menyesuaikan diri dan tidak memiliki waktu untuk beristirahat. Maka, ketika memasuki babak berikut, para pemain kelelahan, tempo permainan jadi lambat, dan kebobolan diakhir laga. 

Yang Harus Dilakukan Thomas Tuchel

Frank Lampard telah didepak dari kursi panas Chelsea. Lewat berbagai pertimbangan, akhirnya pihak klub memilih dan mendapuk Thomas Tuchel untuk menggantikan pelatih yang pernah besar bersama klub yang dimiliki oleh Abramovich itu. Label menjadi legenda klub, rupanya tidak menjamin sang pelatih untuk bertahan di sana. 

Kedatangan Tuchel diharapkan dapat membawa angin segar bagi semua pemain dan membawa perubahan dalam segala hal dalam tubuh klub yang sudah 6 kali menjuarai Liga Inggris itu, terutama menemukan posisi yang tepat bagi Timo Werner agar kembali tampil moncer sebagaimana ketika masih berseragam RB Leipziq dan membangun Chelsea secara umum agar kembali disegani di Liga Inggris. 

Berbicara soal kedalaman skuat, Chelsea sebenarnya memiliki tim bertabur bintang dari lini depan hingga ke lini belakang, sehingga dipandang mampu bersaing dengan klub-klub besar lainnya seperti, Liverpool, Manchester City, Totenham, dan lain-lain, untuk memperebutkan titel Liga Inggris musim ini. Sekarang tergantung dari bagaimana kelihaian, kepandaian, dan kecerdasan dari seorang Tuchel untuk meramu para pemain muda yang dimiliki dan menjadikan Chelsea sebagai salah satu klub besar di Inggris dan Eropa.

Untuk Timo Werner, sebaiknya Tuchel menempatkannya sebagai penyerang tengah bukan sebagai penyerang sayap kiri sebagaimana dilakukan oleh Lampard selama ini. Dengan posisi sebagai penyerang tengah, sang pemain akan lebih leluasa mencari peluang dan menempatkan diri dengan tepat untuk mencetak gol. Tenaga sang pemainpun tak akan terkuras. Kecepatan dan kecerdikan yang dimilikipun tetap terjaga seiring dengan berjalannya waktu permainan. Dengan posisi penyerang sayap kiri, sang pemain selama ini harus berlari jauh menjemput bola untuk kemudian menggiringnya kembali ke area pertahanan lawan untuk menjadikannya sebagai gol. Ini pekerjaan yang melelahkan.

Secara keseluruhan, jauh sebelum kedatangan Frank Lampard, Chelsea dikenal sebagai klub yang mengandalkan serangan balik mematikan, baik di Liga Inggris maupun dalam liga-liga internasional lainnya. Fakta menunjukkan bahwa sejak kehadiran The Special One (Mourinho)di Stamford Bridge, Chelsea menjuarai Liga Inggris, Piala Liga, Liga Champion Eropa, dan meraih berbagai piala dari kompetisi lainnya, dengan mengandalkan serangan balik mematikan, termasuk membunuh klub sebesar Barcelona sekalipun di Liga Champion.

Dengan mengandalkan serangan balik mematikan maka, para pemain terutama para penyerang Chelsea, miliki waktu istrirahat yang cukup sambil memutar otak untuk mencari peluang dan menempatkan diri pada posisi yang tepat guna menciptakan gol. Mengandalkan serangan balik juga akan membuat pemain tidak hanya tampil agresif, bertenaga, dan superior dibabak pertama, tetapi situasi itu akan tetap bertahan hingga dipenghujung laga. 

SALAM