Mohon tunggu...
MEX MALAOF
MEX MALAOF Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Terus Bertumbuh dan Berbuah Bagi Banyak Orang

Tuhan Turut Bekerja Dalam Segala Sesuatunya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cara Nyaman Melawan Puber II yang Bikin Tak Nyaman

20 Desember 2020   20:52 Diperbarui: 21 Desember 2020   08:13 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Fase Kehidupan

Manusia adalah makhluk yang bersifat dinamis. Ia berkembang dari waktu ke waktu dan itu terjadi secara normal dan bertahap sesuai dengan fase kehidupannya. Diawali dari masa anak-anak, seseorang berkembang menuju masa remaja lalu, perlahan menjadi dewasa, dan akhirnya menua. 

Seiring dengan perkembangan fase-fase di atas, berkembang jugalah keadaan fisik, psikologi, dan kehidupan sosial seseorang. Ketika memasuki usia dewasa (kurang lebih 35-40 tahun), baik pria maupun wanita, akan mengalami yang namanya puber II.

Puber II

Puber II dapat dipahami sebagai suatu masa dimana seseorang kembali bergumul dengan aneka tekanan yang disertai dengan gairah yang meledak-ledak dan rasa penasaran yang besar akan diri sendiri dan lingkungan sekitar.  Puber II lahir dan ada karena tekanan kondisi psikologi dalam diri seseorang.

Tidak semua orang dapat menghadapi dan melewati masa ini dengan mulus. Ketika mereka yang berada pada masa ini dan merasakan bahwa kebahagiaan yang dirasakan berada pada level terbawah maka, akan muncul depresi atau gangguan mental seperti, pesimis, tidak tenang, cemas, merasa sakit walaupun tak ada penyakit, dan malahan ada yang mencoba untuk bunuh diri.

Mengapa Ada Puber II?

Ketika manusia berada pada usia 35 ke atas, boleh dikatakan bahwa ia sedang berada dalam level kemapanan dan kematangan yang sudah lumayan baik (kondisi keuangan,  karier, dan keluarga). Menjadi pertanyaan adalah kalau sudah mapan dan matang, mengapa muncul tekanan psikologi? Sejatinya, seseorang harus lebih tenang, damai, atau bahagia bukan?

Tekanan psikologi itu muncul karena ada perasaan jenuh, anak-anak sudah dewasa dan memiliki tugas, kesibukan, dan pekerjaan masing-masing, ingin membuktikan diri kalau masih hebat (sepertinya menolak tua), ingin terlihat sukses (walaupun kenyataan mungkin saja tidak), orang-orang terdekat seperti kedua orangtua atau ada rekan-rekan yang sudah meninggal, mempertanyakan pencapaian hidup, dan lain sebagainya. 

Dalam keadaan demikian, seseorang ingin mencari jalan untuk membuktikan diri bahwa ia tetap eksis dan menikmati hidupnya. Yang laki-laki, akan berusaha tampil elegan, centil, berdandan ala anak muda, mengadakan barang atau hal-hal yang sebenarnya tidak perlu, bahkan melakukan petualangan seksual. Sedangkan kaum perempuan, akan lebih banyak memikirkan karier yang tak berkembang lagi, kondisi keuangan, interaksi dengan orangtua yang semakin renggang, dan mempertanyakan apa yang harus dilakukan kedepan.

Melawan Puber II

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun