Mohon tunggu...
Maximilliana Alfriestantya
Maximilliana Alfriestantya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi UPN "Veteran" Yogyakarta

Saya Maximilliana Alfriestantya Herlian Putri merupakan mahasiswi aktif jurusan Ilmu Hubungan Internasional, fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dari UPN "Veteran" Yogyakarta. Memiliki minat menulis artikel dalam pada cakupan hubungan internasional, politik, sosial dan dan pemerintahan. #upnyk2023, #hiasteng2023 #kampusiana2023

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Strategi Budaya Indonesia Dapat Mendunia Melalui Gastrodiplomasi

1 Juni 2024   14:37 Diperbarui: 1 Juni 2024   14:41 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gastrodiplomasi pun sama-sama memiliki konsep akan prinsipnya yang pertama kali disampaikan oleh Paul Rockower yakni the best way to win hearts and mind is through the stomach. Hal ini dilakukan tak hanya untuk dapat lebih dikenal namun juga cara dalam menarik selera konsumen publik yang lebih luas sekaligus pada peningkatan brand awareness yang berdampak pada reputasi suatu bangsa tertentu.

Strategi ini telah banyak digunakan oleh negara-negara yang memiliki kekuatan menengah dalam rangka memperkuat kekuatannya tersebut. Pemikiran ini disampaikan pula oleh Rockower dalam Recipes for Gastrodiplomacy, Place Branding and Public Diplomacy di tahun 2012 lalu. Maka tak heran bila strategi ini banyak digunakan oleh negara-negara seperti Indonesia itu sendiri, Jepang, Thailand, Vietnam, Turki, Korea Selatan serta Italia.

Jepang yang memperkenalkan sushi, Thailand yang memperkenalkan rasa pedas dan asamnya melalui tom yum dan manisnya melalui thai tea, Vietnam yang memperkenalkan kopinya yaitu vietnam drip, dan vietnamese coffee, serta pho, Turki yang sangat menggencarkan kebab-nya, Korea Selatan yang sangat terkenal akan korean BBQ dan kimchi sebagai makanan tradisional mereka dan Italia yang sangat terkenal akan khas pizza dan pasta-nya yang telah mendunia.

Indonesia sendiri yang terkenal akan makanannya yang kaya akan rempah-rempah memperkenalkan makanan daerahnya seperti rendang, sate, rawon, gado-gado, gudeg, soto, bakso, martabak, lawar, dan nasi goreng yang telah populer di Turki.

Indonesia memperkenalkan makanan tersebut tidak hanya pada ruang publik namun juga ruang 'elit' sekaligus. Tak jarang dalam kunjungan kepresidenan dari berbagai negara, Bapak Presiden kita saat ini Joko Widodo memanfaatkan momen tersebut untuk dapat menyajikan makanan khas Indonesia dalam cara formal Indonesia meningkatkan hubungan bilateral antar kedua negara melalui perkuatan hubungan menggunakan makanan dan pengalaman makan sebagai sarana untuk melibatkan kunjungan pejabat di kemudian hari. Lain lagi, makanan khas Indonesia juga diperkenalkan dalam forum internasional yang beberapa kali diselenggarakan di Indonesia seperti di Jakarta dengan KTT ke-43 ASEAN dan Bali dengan KTT G20.

Nampak dalam Gala Dinner forum internasional KTT ke-43 ASEAN di Jakarta, disajikan menu kepiting andaliman asal Sumatera Utara, daging kecap khas Jawa Tengah, nasi campur khas Sumatera Barat dan Rawon yang berasal dari Jawa Timur.

Tak lupa juga dalam Welcome Dinner dan Gala Dinner forum internasional KTT G20 di Bali yang menghidangkan selada udang bangka, sate pusut mandalika, ikan barramundi panggang bumbu bali, rujak bali, nasi ungu urap sayur, tenderloin sapi wagyu khas lampung, dan olah coklat aceh.

Dalam ruang publik pun Indonesia aktif dalam mengikuti festival kuliner internasional dalam memperkenalkan budaya dan sejarah Indonesia melalui media makanan khas daerah Nusantara. Festival kuliner yang diikuti Indonesia di tahun 2024 ini ada pada acara Food & Hotel Asia, Singapore Food Festival, Tokyo International Food & Beverage Exhibition (TIFE), World Gourmet Summit, dan Thaifex-World Food Expo.

Pelaksanaan gastrodiplomasi oleh Indonesia dinilai efektif dalam memenangkan hati, pikiran serta perut masyarakat dunia. Dibuktikan dalam setiap keikutsertaan Indonesia di festival internasional selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan asing dan selalu mendapatkan penghargaan dan pengakuan, dimana yang terbaru didapatkan Indonesia dari World Gourmet Summit, dan Thaifex-World Food Expo. Minat akan masakan Indonesia pun juga turut meningkat yang mendorong adanya usaha bagi masyarakat Indonesia membuka restorannya di luar negeri. 

Kuliner Indonesia pun menjadi tren di beberapa negara seperti Turki, Belanda, Singapura dan Australia terhadap hidangan seperti rendang, dan nasi goreng.

Maka dapat dikatakan bahwa gastrodiplomasi Indonesia berpotensi besar dalam pencapaian Indonesia meningkatkan citra bangsa, mendorong ekonomi kreatif dan memperkuat hubungan internasional. Dengan komitmen, keaktifan dan langkah strategis, gastrodiplomasi dapat menjadi alat andalan Indonesia dalam memajukan potensinya di kancah internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun