Strategi Budaya Indonesia Dapat Mendunia Melalui Gastrodiplomasi Dengan Memenangkan Hati, Pikiran serta Perut Masyarakat Dunia
Dalam mempengaruhi keputusan dan perilaku suatu aktor tertentu, dilakukan melalui dialog dan negosiasi bahkan cara kerjasama di berbagai bidang, bila dilakukan di era saat ini bukanlah menjadi sesuatu yang dapat menarik minat dari aktor lain dalam memahami dan mengimplementasikan kebijakan atau keputusan yang diambil oleh kedua belah pihak berdialog.Â
Kreativitas dan pemenuhan akan kebutuhan yang diinginkan oleh aktor tertentu nyatanya lebih manjur pelaksanaannya dibandingkan dengan cara tradisional tersebut. Untuk itulah dalam politik luar negeri suatu negara, diplomasi kontemporer menjadi best alternative dalam mempromosikan kelebihan dari negaranya yang dapat 'dijual' dan dikenal lebih oleh masyarakat dunia.Â
Melalui tarian daerah, atribut tradisional negara, bahasa, kebiasaan dari adat tertentu bahkan pariwisata dapat menjadi media promosi negara memperkenalkan kebudayaan dan keanekaragaman tersebut di mata dunia.
Diplomasi kontemporer penting untuk dapat diterapkan karena perannya yang dapat memberikan perspektif dan asumsi positif disaat diplomasi cara tradisional gagal dalam menarik minat negara lain dalam mengenali dan bekerja sama lebih lanjut dengan negara kita.
Diplomasi sendiri memiliki prinsipnya akan how to win the heart and mind of the people. Wajar bila seni menjadi media paling menarik karena tampaknya yang sangat eye catching memberikan kesempatan lebih bagi masyarakat asing menilik lebih jauh akan budaya yang kita miliki saat ini.
Bagi Indonesia sendiri, promosi akan satwa langka seperti komodo, pariwisata seperti Bali dan Labuan Bajo, atribut tradisional seperti kebaya dan ulos serta tarian daerah seperti tari kecak dan tari saman sering ditunjukkan dalam forum internasional yang diselenggarakan baik di luar maupun di dalam negeri dalam rangka pengenalan budaya dan indahnya keanekaragaman tersebut untuk dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat global.
Namun apa jadinya bila diplomasi kontemporer memanfaatkan media yang paling dibutuhkan manusia yaitu makanan dalam pengenalan budaya dan daya tarik asing pada Indonesia.
Gastrodiplomasi merupakan salah satu dari upaya diplomasi publik negara yang cakupannya lebih luas untuk dapat mengkomunikasikan budaya melalui kuliner kepada masyarakat asing dengan cara yang lebih menyebar dalam mempengaruhi khalayak yang lebih luas pula daripada melalui cara yang elit tingkat tinggi seperti negosiasi dan kerjasama dalam pakta.
Gastrodiplomasi perannya penting karena media makanan yang dimanfaatkan lebih dapat menyentuh secara langsung ke semua elemen masyarakat dalam suatu tempat. Makanan secara tidak langsung menyajikan dan mewakili bagaimana sejarah, tradisi dan budaya dari suatu masyarakat tertentu dapat diterima lebih mudah oleh masyarakat lain. Hal ini karena nation branding suatu negara dapat dirasakan secara nyata melalui sentuhan dan rasa dari makanan asal negara tersebut.
Gastrodiplomasi pun sama-sama memiliki konsep akan prinsipnya yang pertama kali disampaikan oleh Paul Rockower yakni the best way to win hearts and mind is through the stomach. Hal ini dilakukan tak hanya untuk dapat lebih dikenal namun juga cara dalam menarik selera konsumen publik yang lebih luas sekaligus pada peningkatan brand awareness yang berdampak pada reputasi suatu bangsa tertentu.
Strategi ini telah banyak digunakan oleh negara-negara yang memiliki kekuatan menengah dalam rangka memperkuat kekuatannya tersebut. Pemikiran ini disampaikan pula oleh Rockower dalam Recipes for Gastrodiplomacy, Place Branding and Public Diplomacy di tahun 2012 lalu. Maka tak heran bila strategi ini banyak digunakan oleh negara-negara seperti Indonesia itu sendiri, Jepang, Thailand, Vietnam, Turki, Korea Selatan serta Italia.
Jepang yang memperkenalkan sushi, Thailand yang memperkenalkan rasa pedas dan asamnya melalui tom yum dan manisnya melalui thai tea, Vietnam yang memperkenalkan kopinya yaitu vietnam drip, dan vietnamese coffee, serta pho, Turki yang sangat menggencarkan kebab-nya, Korea Selatan yang sangat terkenal akan korean BBQ dan kimchi sebagai makanan tradisional mereka dan Italia yang sangat terkenal akan khas pizza dan pasta-nya yang telah mendunia.
Indonesia sendiri yang terkenal akan makanannya yang kaya akan rempah-rempah memperkenalkan makanan daerahnya seperti rendang, sate, rawon, gado-gado, gudeg, soto, bakso, martabak, lawar, dan nasi goreng yang telah populer di Turki.
Indonesia memperkenalkan makanan tersebut tidak hanya pada ruang publik namun juga ruang 'elit' sekaligus. Tak jarang dalam kunjungan kepresidenan dari berbagai negara, Bapak Presiden kita saat ini Joko Widodo memanfaatkan momen tersebut untuk dapat menyajikan makanan khas Indonesia dalam cara formal Indonesia meningkatkan hubungan bilateral antar kedua negara melalui perkuatan hubungan menggunakan makanan dan pengalaman makan sebagai sarana untuk melibatkan kunjungan pejabat di kemudian hari. Lain lagi, makanan khas Indonesia juga diperkenalkan dalam forum internasional yang beberapa kali diselenggarakan di Indonesia seperti di Jakarta dengan KTT ke-43 ASEAN dan Bali dengan KTT G20.
Nampak dalam Gala Dinner forum internasional KTT ke-43 ASEAN di Jakarta, disajikan menu kepiting andaliman asal Sumatera Utara, daging kecap khas Jawa Tengah, nasi campur khas Sumatera Barat dan Rawon yang berasal dari Jawa Timur.
Tak lupa juga dalam Welcome Dinner dan Gala Dinner forum internasional KTT G20 di Bali yang menghidangkan selada udang bangka, sate pusut mandalika, ikan barramundi panggang bumbu bali, rujak bali, nasi ungu urap sayur, tenderloin sapi wagyu khas lampung, dan olah coklat aceh.
Dalam ruang publik pun Indonesia aktif dalam mengikuti festival kuliner internasional dalam memperkenalkan budaya dan sejarah Indonesia melalui media makanan khas daerah Nusantara. Festival kuliner yang diikuti Indonesia di tahun 2024 ini ada pada acara Food & Hotel Asia, Singapore Food Festival, Tokyo International Food & Beverage Exhibition (TIFE), World Gourmet Summit, dan Thaifex-World Food Expo.
Pelaksanaan gastrodiplomasi oleh Indonesia dinilai efektif dalam memenangkan hati, pikiran serta perut masyarakat dunia. Dibuktikan dalam setiap keikutsertaan Indonesia di festival internasional selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan asing dan selalu mendapatkan penghargaan dan pengakuan, dimana yang terbaru didapatkan Indonesia dari World Gourmet Summit, dan Thaifex-World Food Expo. Minat akan masakan Indonesia pun juga turut meningkat yang mendorong adanya usaha bagi masyarakat Indonesia membuka restorannya di luar negeri.Â
Kuliner Indonesia pun menjadi tren di beberapa negara seperti Turki, Belanda, Singapura dan Australia terhadap hidangan seperti rendang, dan nasi goreng.
Maka dapat dikatakan bahwa gastrodiplomasi Indonesia berpotensi besar dalam pencapaian Indonesia meningkatkan citra bangsa, mendorong ekonomi kreatif dan memperkuat hubungan internasional. Dengan komitmen, keaktifan dan langkah strategis, gastrodiplomasi dapat menjadi alat andalan Indonesia dalam memajukan potensinya di kancah internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H