Sejak awal Kahe memilih kesenian sebagai pendekatan, karena kesenian cukup bisa mengundang banyak penonton, cukup mampu menyuarakan isu yang ingin disampaikan kepada banyak orang -terutama anak muda.
Pada tahun 2022 kahe membuat yayasan, alasan yang paling sederhana adalah sebagai cara bernegosiasi dengan pendonor dan pemerintah, jika tidak berbadan hukum Kahe sulit bekerja dan bergerak lebih luas dan "bebas". Selain itu, lahirah keputusan untuk menyeriusi praktik yang sudah dihidupi. Sejak tahun 2019 KAHE mulai hidup sebagai suatu komunitas atau kelompok kerja yang profesional. Masing-masing anggota mulai bekerja dengan deadline, laporan keuangan dan bekerja dengan prinsip akuntabilitas.
Setiap orang yang bergabung dalam Kahe kemudian mencari profesionalitas mereka masing-masing, mereka yang berminat pada kuratorial dan directing, periset, dan penyutradara mulai mendalami praktik itu dengan pendekatan profesionalisme tertentu.
Pada tahun 2021-2022 Kahe bekerja dengan Voice Global, Kahe mulai belajar soal manajemen. Kadang orang berpikir bahwa kesenian sebagai praktik yang organik dan praktik yang mood oriented, seni itu digerakan oleh mood. Namun sesungguhnya tidak demikian, karena pada titik tertentu kita membutuhkan manajemen yang baik demi kerja lebih tertata dan porsi waktu yang seimbang untuk segala hal yang dikerjakan.
"Kami punya keyakinan bahwa Kahe adalah suatu ruang kerja dengan perspektif kolektif, kami gunakan kesenian sebagai medium. Kami percaya bahwa kesenian itu bisa jadi alat baca dan alat ucap realitas sosial" demikian tutur Eka.
Kesenian sesungguhnya adalah dokumentasi atas pengetahuan tertentu. Kahe menggunakan kesenian sebagai perspektif kolektif, interdisipliner, semua orang bisa datang bergabung dan berbagi gagasan. Kahe mendorong supaya masing-masing orang punya profesionalisme tertentu terhadap apa yang ia kerjakan.
Sejauh ini Kahe tidak memiliki anggota tetap, tetapi ada tiga lapisan di dalamnya. Ada team manajemen yang bertanggung jawab mengurus Kahe sebagai institusi, ada team inisiasi, dan team projek. Mereka fokus pada bagiannya masing-masing. Â
Kalau mau dibilang Kahe sebagai wadah, terlampau terkesan sebagai penyelamat. Sebenarnya Kahe lebih sebagai sebuah ruang terbuka atau terminal. Siapa saja yang datang dan merasa berharga tinggalah sebentar, tetapi ketika ada yang memutuskan untuk pergi, pergilah. Ada banyak anggota juga yang disebut sebagai Kahe diaspora, relasi demikian dirawat sebagai jejaring komunitas yang besar.
Kahe ingin menjadi seterbuka mungkin, teman-teman yang mau bergabung ke KAHE didorong untuk membuat kelompoknya sendiri. Karena semakin banyak kelompok, distribusi pengetahuan dan distribusi modalnya semakin kaya. Daripada semuanya diserap ke dalam KAHE dan jadinya Kahe eksploitatif terhadap yang lain. Lebih baik masing-masing berdiri sendiri. Sehingga ketika menjadi Kahe, yang terjadi adalah syering modal.
Kebanyakan orang sibuk membangun institusi tetapi melupakan individu. Kahe justru merasa  memiliki tanggung jawab untuk mendorong potensi setiap orang yang bergabung semaksimal mungkin.