Maumere, sebuah kota kecil di Nusa Tenggara Timur yang memiliki cukup banyak anak muda yang sangat antusias membangun komunitas yang positif. Mereka membangun komunitas dengan beragam titik fokus, tergantung minat yang hendak dikembangkan. Â Kahe adalah salah satu komunitas inspiratif yang lahir di Kota Maumere.
Kahe berdiri pada tanggal 23 Oktober tahun 2015. Para inisiator pertama berkumpul dan berdiskusi di Taman Teka Iku, Maumere. Â Mereka sepakat untuk membangun sebuah komunitas sastra. Namun, nama Kahe belum muncul pada saat itu, Eka Putra Nggalu (ketua Komunitas KAHE) salah seorang penggagas berdirinya kamunitas Kahe membuat sebuah grup facebook yang berjudul Sastra Nian Tana (Sastra Sikka).
Sesungguhnya ada alasan yang lebih personal dan kontekstual di balik berdirinya Kahe. Waktu itu Eka Putra Nggalu yang akrab disapa Gembul keluar dari biara dan Ia merasa kehilangan tempat kumpul. Pada saat yang sama Maumere tidak memiliki tempat kumpul yang cukup kritis, yang bisa digunakan untuk membicarakan ide, gagasan dan hal-hal kreatif. Selain itu, di Kampus juga pilihan berorganisasinya sangat terbatas.
Beberapa orang yang bergabung sejak awal berdirinya Kahe sebenarnya adalah mereka yang mempunyai basic menulis cukup baik, mereka giat menulis di sosial media, media-media daring, dan koran. Mereka saling bertukar bacaan, bertukar karya, bertukar praktik menulis, dan lain-lain. Dengan demikian terbentuklah komunitas Kahe yang awalnya adalah komunitas sastra, komunitas menulis, dan komunitas syering bacaan.
"Jadi ada konteks yang sangat dekat dengan kami. Berawal dari kesepian, tidak mempunyai tempat nongkrong, lalu menemukan teman-teman dengan common ground yang sama, minat yang sama dan aspirasi yang sama. Kemudian dibentuklah Kahe." Demikian Eka mengisahkan awal mula terbentuknya Kahe.
Awalnya teater dan sastra di Maumere berkembang dalam lingkungan biara, hal ini yang pada titik tertentu membuat teater dan sastra sangat eksklusif praktek dan gagasan yang mau disampaikan. Kahe mempunyai kesadaran untuk membawa sastra dan teater ke kota Maumere dan menjadi familiar di kalangan awam.
Mereka mulai membuat Event dan klub baca. Kemudian banyak orang yang tertarik dan bergabung seperti teman-teman pemusik, fotografer, filmaker, dan masih banyak lagi.
Setelah melihat banyak orang yang bergabung, Kahe mulai mencari ide kreatif lain yang lebih dari sekedar menulis -mengingat menulis adalah praktek yang sangat personal. Mereka mulai memikirkan seni yang karakter produksinya melibatkan lebih banyak orang. Misalnya teater yang karakter produksinya bisa jadi sangat kolektif. Harus ada cukup banyak pihak yang dilibatkan seperti aktor, pemusik, penata cahaya, sutradara, penulis naskah dan lain-lain.
Pada tahun 2016 Komunitas Kahe menggelar teater Maumere Logia. Sejak saat itu Kahe membuat produksi festival dan beberapa pementasan lain yang kemudian membuat mereka merasa butuh mendalami teater dan menggunakan teater sebagai medium untuk menyampaikan aspirasi.
Selain teater, pada tahun 2017 Komunitas Kahe membuat projek yang cukup panjang tentang tsunami yang terjadi di Maumere pada tahun 1992 yang dilanjutkan dengan  pameran arsip. Lalu Kahe mulai membiasakan diri dan mendalami exhibition making sebagai medium kerja, alat baca, alat ungkap ketika membahas sesuatu.