Walaupun aku sempat bingung apa yang ia katakan karena betapa paniknya diriku, tapi aku langsung dengan sigap memutar badan dan berlari ke atas setelah mendengar kata 'kakak'.
Saat aku tiba di depan kamar kakak ku, aku baru saja akan mulaimenggedor dan mulai berteriak di depan pintunnya, sebelum kakak ku tiba-tiba membukan pintunya dan berkata "Dimana ayah?
Dengan sigap pun aku menjawab "Dapur", kemudian kami berdua berlari ke arah dapur.
Saat David melihat ayah, ial langsung berlari ke garasi dan berkata "Bawa ayah ke depan, akan ku antarkan dia ke rumah sakit dengan mobil."
Kemudian aku dan ibu menggendong ayah ke mobil, dan dengan cepat David mengantarkan kami berempat ke rumah sakit terdekat, dimana Ayah dan David berkerja. Ibuku yang sudah terlihat di titik puncak kepanikannya bertanya kepada David.
"David, apakah papa akan baik-baik saja?"
"Tergantung seberapa cepat kita bisa membawanya ke rumah sakit, aku hanya takut jika ini bukan strokeringan yang papa sering hadapi." jawab David sambil mengemudi
Malam itu merupakan malam yang paling menyakitkan bagiku, hingga saat ini pun aku tidak bisa melupakan malam itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H