2. Overloading
Sekitar 80 persen dari kegagalan struktural operasional crane terjadi karena overload. Ketika beban yang diangkat lebih berat, crane akan mengalami kerusakan ireversibel. Kelebihan berat tidak hanya terjadi saat material yang diangkat di luar kapasitas seharusnya, tapi juga saat komponen yang digunakan rusak dan kebiasaan menyeret beban.
Penting agar operator crane mengetahui kapasitas masing-masing crane yang ingin digunakan. Oleh karena itu, dibutuhkan pelatihan khusus untuk menjadi operator tower crane. Jika tidak memenuhi syarat, maka operator sebaiknya tidak diperbolehkan untuk mengoperasikan crane guna mengurangi bahaya yang mungkin terjadi.
3. Material Jatuh
Operator yang memiliki gangguan penglihatan, terjadinya dua-blocking, tergelincir, dan kegagalan mekanis dapat menyebabkan material jatuh. Fatalnya adalah menyebabkan cedera serius hingga kematian. Risiko material jatuh terjadi hampir 20 persen saat pengoperasian crane.
Selain melatih operator dalam mengoperasikan crane, risiko yang satu ini dapat dicegah dengan cara melakukan perawatan hoist secara teratur. Operator perlu memeriksa seluruh komponen dan bagian crane sebelum dioperasikan. Jika ada bagian yang rusak, maka perlu diperbaiki untuk menghindari bahaya serius.
Mengingat begitu pentingnya sebuah efisiensi pekerjaan dalam sebuah proyek, maka tower crane memiliki peranan yang penting. Namun jangan sampai melupakan faktor-faktor penting lainnya yang menyangkut struktur dan penempatan yang tepat agar efisiensi benar-benar terwujud.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H